Lokalisasi Tanjung di Ambon akan Ditutup

Pemkot Ambon segera menutup lokalisasi Tanjung Batu Merah.
Lokalisasi Tanjuang Batu Merah, terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Sirimau Ambon, Maluku. (Foto: Tagar/ Muhammad Jaya)

Ambon - Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon segera melakukan penutupan lokalisasi Tanjung Batu Merah, dalam waktu dekat ini. Di awali dengan pembentukan tim untuk sosialisasi penutupan dan inventaris para Pekerja Seks Komersil (PSK).

Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengatakan, tim itu terdiri dari unsur-unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD), tokoh agama, masyarakat dan aparat keamanan TNI maupun Polri. Tim akan bekerja secepatnya, karena sudah terbentuk.

“Tim juga nantinya mencari solusi bagi warga yang hilang pendapatannya usai penutupan lokalisasi tersebut,” jelas Richard kepada Tagar, Kamis 20 Juni 2019.

Richard mengaku, solusi yang disebutkan berupa pemberdayaan ekonomi masyarakat. Bentuknya, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat.  

Artikel lainnya: Disdik Ambon Sediakan Kuota 5 Persen PPDB Berprestasi

Pasalnya, penutupan lokalisasi ini sangat berdampak terhadap masyarakat sekitar karena menggantungkan kebutuhan ekonomi sehari-hari berjualan di kawasan lokalisasi itu. Sebab lokalisasi bercampur dengan pemukiman penduduk.

Sedangkan untuk para PSK, mayoritas pendatang dari berbagai daerah di luar Kota Ambon, Maluku. Untuk itu, para PSK akan dipulangkan ke daerah asal mereka.

“Setelah ditutup secara resmi, para PSK akan dipulangkan ke daerah asal mereka,” tegasnya.  

Kata Richard, setelah itu pihaknya akan melakukan pengawasan secara intensif setelah lokalisasi Tanjung Batu Merah ditutup. Ditakutkan, jika tak ada pengawasan prostitusi terselubung justru terjadi.

Pemkot Jangan Gegabah

Menanggapi rencana akan ditutupnya lokalisasi tersebut, Wakil Koordinator Lokalisasi Tanjung, Moh Saleh Nurlete berujar, pemerintah jangan gegabah mengambil keputusan secepatnya. Perlu ada kajian, khusus terhadap dampak ekonomi dan sosialnya.

Artikel lainnya: Polisi Meringkus Tiga Pembobol Sekolah di Ambon

Dampak ekonominya, ratusan orang bakal hilang pendapatan mereka kalau lokalisasi ditutup. Disebabkan lokalisasi bercampur dengan pemukiman jadi dimanfaatkan untuk berjualan, baik kepada PSK maupun tamu.

“Dari pendapatan itu, bisa membiayai kehidupan sehari-hari, sekolahkan anak dan kuliah. Jika ditutup bagaimana nasib mereka. Atas dampak tersebut, saya berharap, Pak Wali Kota Ambon bijak dan tidak gegabah,” harapnya.

Sedangkan dampak sosial, kata Saleh, ada lokalisasi tanjung saja tingkat asusila sangat tinggi apalagi kalau tidak ada. Hal tersebut, harusnya jadi pertimbangan selain dampak ekonomi yang ditimbulkan.

Artikel lainnya: Disdik Ambon Bentuk Satgas Awasi Pungli PPDB

Dia mengaku, di lokalisasi tanjung terdapat 30 Wisma terdiri dari 189 PSK. Para pemilik rutin melakukan pembayaran pajak dan PSK selalu menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin.

“Jika alasan penutupan separuh PSK terjangkit virus HIV/ AIDS, saya masih belum percaya. Para PSK rutin melakukan pemeriksaan kesehatan,” jelasnya.

Sementara itu, PSK Lokalisasi tanjung Sunarti asal Pulau Jawa, menolak upaya penutupan yang dilakukan Pemkot Ambon. Dia mengaku, menjadi PSK tidak hanya untuk memenuhi kehidupan sehari-hari tapi ikut membantu kehidupan keluarga dan sekolah anak.

“Saya datang merantau sampai ke Ambon, mencari nafkah penuhi kehidupan sehari dan sekolah anak. Jika ditutup bagaimana nasib saya dan keluarga,” ungkapnya. []

Artikel lainnya: Polisi Tembak Satu Pelaku Penusukan Warga Ambon

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.