Jakarta - Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab, menetapkan Rabu, 5 Agustus 2020 sebagai Hari Berkabung Nasional menyusul terjadinya ledakan besar di kawasan pelabuhan Kota Beirut pada Selasa petang sekitar pukul 18:00 waktu setempat.
Media setempat melaporkan, ledakan hebat tersebut diduga bersumber dari pabrik petasan di sekitar pelabuhan di Beirut. Saat ini, pemerintah akan mengambil langkah investigasi mengenai insiden tersebut.
Laporan media juga menyebutkan, ledakan menghancurkan kaca jendela dan pintu di gedung-gedung seisi kota termasuk markas mantan Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri.
Ledakan bahkan disebut melukai putri, istri, dan seorang asisten mantan Perdana Menteri Saad Hariri. Ketiganya mengalami luka ringan dan telah mendapat perawatan medis.
Saksi mata mengatakan, kaca kendaraan dan mobil yang berada di radius 10 kilometer dari pusat ledakan, ikut rusak dan terguling.
"Apa yang saya rasakan adalah seperti gempa bumi," kata seorang saksi mata bernama Rania Masri, dikutip Tagar dari CNN, Rabu dini hari, 5 Agustus 2020.
"Apartemen itu bergetar secara horizontal dan tiba-tiba rasanya seperti ledakan dan jendela dan pintu terbuka. Kacanya pecah. Begitu banyak rumah yang rusak atau hancur," kata dia.
Menurut laporan media Mesir Ahram, terdapat dua ledakan dahsyat yang terjadi dalam kurun waktu berdekatan. Ledakan pertama hanya menyebabkan kerusakan di sekitar titik utama ledakan, sementara yang kedua jauh lebih besar hingga suaranya memekakkan telinga dan membentuk bola api oranye besar ke arah langit.
Dalam rekaman video amatir, ledakan kedua tersebut terlihat begitu menggelegar hingga sukses meratakan sisi pelabuhan, serta mengirimkan gelombang kejut seperti tornado yang merobek-robek kota, menghancurkan jendela, pintu gedung, dan kendaraan hingga radius 10 kilometer jauhnya.
- Baca juga: Ledakan di Beirut, 27 Orang Tewas dan 2500 Luka-luka
- Baca juga: Ledakan Beirut Terasa hingga Radius 10 Kilometer
Selain itu, ledakan hebat tersebut juga membikin ribuan korban berjatuhan. Orang-orang tampak tergeletak di tanah dan berlumuran darah. Menteri Kesehatan Hamad Hassan melaporkan perkiraan korban awal 27 orang tewas dan 2.500 lainnya terluka. []