Jakarta - Sebagai bentuk dukungan dan solidaritas pada Lebanon dan rakyatnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres, menemui para pemimpin Lebanon dan mendesak mereka untuk mendengarkan keluhan rakyat akibat krisis ekonomi di negara itu.
Guterres tiba di Lebanon pada Minggu, 19 Desember 2021, dan mengakhiri kunjuangan pada Selasa, 21 Desember 2021 kemarin.
Dalam konferensi pers di Beirut, Guterres menyampaikan keprihatinannya terhadap dampak krisis ekonomi di Lebanon.
Guterres mendesak para pemimpin politik untuk menerapkan reformasi dan menanggapi keluhan rakyat dan tuntutan mereka akan kesejahteraan, akuntabilitas, perlindungan, dan transparansi yang lebih besar, untuk memulihkan harapan demi masa depan yang lebih baik.
Diketahui, mata uang Lebanon telah kehilangan lebih dari 90 persen nilainya sejak 2019, dan tiga seperempat populasi di Lebanon kini jatuh pada kemiskinan, ribuan orang pun membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Para pemimpin yang ditemui Guterres di antaranya Presiden Lebanon, Michel Aoun, Perdana Menteri, Najib Mikati, dan Ketua Parlemen, Nabih Berri.
Selain krisis ekonomi, pertemuan ini juga membahas tentang reformasi, kelumpuhan politik, pemilihan parlemen yang dijadwalkan tahun depan, krisis pengungsi Suriah, dan keamanan nasional di negara tersebut.
Pemimpin Lebanon juga telah meminta bantuan kepada masyarakat internasional untuk mendukung negara itu dengan bantuan untuk program perlindungan sosial, tindakan terhadap pelanggaran Israel terhadap wilayah udara dan perbatasan Lebanon, dan bantuan untuk memfasilitasi pemulangan pengungsi Suriah. []
Baca Juga
Amerika Harus Bayar Mahal Jika Dubes AS untuk PBB ke Taiwan
Senjata dari Amerika Serikat Tingkatkan Kemampuan Taiwan
China Ancam Pembalasan Atas Penjualan Senjata AS ke Taiwan
Taiwan Bertekad Tidak Akan Mundur Hadapi Intimidasi China