Jakarta - Menteri Luar Negeri Israel, Gabi Ashkenazi, mengatakan bahwa negaranya tidak terlibat dalam ledakan dahsyat yang terjadi di Ibu Kota Lebanon, Beirut, pada Selasa, 4 Agustus 2020, sekitar pukul 18.00 waktu setempat.
Laman Hindustan Time melaporkan, Gabi Ashkenazi berbicara kepada stasiun televisi Israel N12 dan mengatakan bahwa ledakan itu kemungkinan besar merupakan kecelakaan yang disebabkan oleh kebakaran.
Sementara seorang pejabat Israel yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa ledakan yang terjadi di kawasan pelabuhan di Beirut tidak ada hubungannya sama sekali dengan negaranya.
"Israel tidak ada hubungannya dengan insiden itu," kata pejabat tersebut, dikutip Tagar pada Rabu dini hari, 5 Agustus 2020.
Diberitakan sebelumnya, sebuah ledakan dahsyat terjadi di Beirut, Ibu Kota Lebanon, pada Selasa, 4 Agustus 2020 waktu setempat. Letupan dengan kekuatan hebat itu menghancurkan jendela dan pintu di gedung-gedung dengan radius 10 kilometer dari pusat ledakan.
Media setempat melaporkan, ledakan menghancurkan kaca jendela dan pintu di gedung-gedung seisi kota termasuk markas mantan Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri.
Sementara laporan lain menyebutkan, ledakan memakan korban sedikitnya 10 orang tewas, dan ratusan warga lain mengalami luka-luka. Saksi mata mengatakan, kaca kendaraan dan mobil yang berada di radius 10 kilometer dari pusat ledakan, ikut rusak dan terguling.
"Apa yang saya rasakan adalah seperti gempa bumi," kata seorang saksi mata bernama Rania Masri, dikutip Tagar dari CNN, Rabu dini hari, 5 Agustus 2020.
- Baca juga: Ledakan Beirut Terasa hingga Radius 10 Kilometer
- Baca juga: Palang Merah: Banyak Korban Ledakan Beirut Terjebak
"Apartemen itu bergetar secara horizontal dan tiba-tiba rasanya seperti ledakan dan jendela dan pintu terbuka. Kacanya pecah. Begitu banyak rumah yang rusak atau hancur," kata dia. []