Laeli, Tersangka Mutilasi Rinaldi Sosok Penurut di Keluarga

Tersangka mutilasi di Apartemen Kalibata City sudah 1,5 tahun putus kontak dengan keluarganya di Kabupaten Tegal.
Rumah tersangka kasus mutilasi Rinaldi Harley Wismanu di Apartemen Kalibata City di Desa Kesuben, Kecamatan Lebaksiu, Tegal. (Foto: Tagar/Farid Firdaus)

Tegal – Kasus mutilasi terhadap Rinaldi Harley Wismanu di Apartemen Kalibata City menjadi perhatian khalayak. Dua orang tersangka mutilasi yakni Laeli Atik Supriyatin (LAS), 27 tahun dan Djumadi Al Fajar (DAF), 26 tahun telah ditangkap.  

Berita mutilasi terhadap Rinaldi sampai ke telinga orang tua LAS yang tinggal di Desa Kesuben, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Kabar LAS menjadi tersangka mutilasi membuat kaget keluarganya. Apalagi LAS sudah setengah tahun putus kontak dengan orang tuanya. 

Sudah 1,5 tahun putus kontak. Tidak pernah telepon, nomornya ditelepon juga tidak bisa.

Ayah LAS, Makmuri  mengungkapkan anaknya sudah dua tahun tidak pulang ke Tegal. Keluarga juga sudah 1,5 tahun tak mengetahui keberadan dan kabarnya. 

“Sudah 1,5 tahun putus kontak. Tidak pernah telepon, nomornya ditelepon juga tidak bisa,” ujarnya saat Tagar mengunjungi rumah di RT 01, RW 03, Desa Kesuben, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Makmuri mengaku saat mengetahui anaknya menjadi tersangka kasus mutilasi bagai disambar petir. Dia mengatakan pertama kali mendapat kabar tersebut dari kakak Laeli yang tinggal di Jakarta.

“Pertama dengar berita itu kaget. Saya tahunya waktu kakak-kakaknya pada telepon. Mereka pada nangis semua. Saya juga nangis terus kalau mikirin itu,” ujar Makmuri terlihat matanya tampak memerah.

Menurut Makmuri, sejak putus kontak, keluarga sudah berupaya mencari keberadaan Laeli di Jakarta. Terakhir kali upaya pencarian itu dilakukan oleh Makmuri pada Iduladha.

“Saya sudah berusaha nyari. Namanya orang tua, apa saja saya lakuin, yang penting anak saya bisa pulang. Tapi ternyata tidak bisa. Tidak ada alamatnya jadi susah,” ucapnya.

Makmuri bercerita, Laeli merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara. Laeli, kata Makmuri merupakan sosok penurut dalam keluarga. 

Menyadari orang tuanya bukan dari kalangan berada, Laeli tak pernah menuntut untuk dibelikan apa-apa kepada orang tuanya semasa masih bersekolah.

“Mungkin kalau dari kecil saya ceritain, saya tidak kuat. Itu nurutnya ya Allah, nurut betul-betul. Mungkin kalau zaman sekarang orang sekolah pakai tas, dia pakai kantong kresek saat SD kelas satu," kata dia. 

"Coba Bayangin. Pakai kantong keresek, nurut. Nggak nangis, nggak apa. Kalau pulang sekolah nggak pernah bergaul. Waktu SMA, kalau temannya datang mau minjem buku, terkadang teman lelaki, itu cuma dari pintu aja ngasihnya,” tutur Makmuri. 

Selain selalu patuh kepada orang tua dan kakak-kakanya, Laeli disebut Makmuri rajin dan pintar selama bersekolah. Sejak bersekolah di SDN Kesuben, SMPN Lebaksiu hingga SMAN 3 Slawi, Laeli selalu berprestasi di sekolah dan kelasnya. 

“Di sekolah selalu dapat ranking. Paling tidak ranking tiga besar,” ujar dia.

Prestasinya menonjol di sekolah membuat Laeli diterima di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (UI) melalui jalur prestasi atau Bidikmisi. 

“Anaknya memang rajin dan pintar. Waktu sudah kuliah, siang dia kuliah, malamnya ngelesin buat tambah-tambah,” ucap Makmuri.

Makmuri mengungkapkan usai lulus kuliah pada 2018, Laeli kemudian bekerja di salah satu perusahaan di kawasan industri Pulogadung, Jakarta Timur. Sejak saat itu, sikap Laeli kepada keluarga cenderung berubah.

“Waktu kuliah masih wajar-wajar saja. Mungkin pas mau atau sudah kerja pengaruh pergaulan jadi berubah. Mungkin kenalan dengan orang tidak benar. Dinasehati kakaknya tidak bisa, malah melawan. Akhirnya putus kontak. Terakhir kontak dia bilang sama mbakyu-nya, wis ora usah goleti aku (sudah tidak usah mencari saya)” ucapnya.

Meski begitu Makmuri tetap tak menyangka jika anaknya bisa melakukan pembunuhan, bahkan sampai memutilasi korbannya. Dia tak mengetahui persis penyebabnya dan hanya bisa menduga-duga. Namun sebagai orang tua dia merasa sudah berupaya mendidik anak-anaknya dengan baik.

“Anak-anak saya nurut semua. Laeli juga tadinya. Makanya saya juga bingung tahu-tahu begini. Mungkin karena pergaulan. Setelah bergaul dengan orang yang mungkin tidak karuan jadi begitu,” ucapnya. []

Berita terkait
Duka SMA Muha Yogyakarta bagi Korban Mutilasi Rinaldi Harley
SMA Muha Yogyakarta merasa kehilangan sosol Rinaldi Harley. Almarhum salah satu alumnus teladan yang bisa memotivasi adik kelasnya.
Pesan dari Keluarga Rinaldi Harley, Korban Mutilasi Kalibata
Ayah dan ibunda korban mutilasi Kalibata menerima para takziah di rumah duka yang berada di Sleman, Yogyakarta. Berikut pesan keluarga.
Mutilasi Rinaldi, Dua Sejoli Maut Contek Video dari Medsos
Penyidik Polda Metro Jaya berhasil menemukan fakta baru, dua sejoli pemutilasi Rinaldi Harley Wismanu contek video dari media sosial atau medsos.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.