Kopi Manggarai Mumpuni, Tapi Petani Belum Sejahtera

Kopi Manggarai sangat bagus, bahkan terkenal sampai ke luar negeri. Namun petani kopi belum sejahtera. Ini kata Julie Sutrisno Laiskodat.
Julie Sutrisno Laiskodat, Anggota Komisi IV DPR RI. (Foto: Tagar/Yos Syukur)

Manggarai Timur - Kopi Manggarai sangat terkenal sampai ke luar negeri, namun petani kopinya belum makmur. Harga ditentukan oleh pengepul kopi. Hal itu disampaikan oleh anggota komisi IV DPR RI Julie Sutrisno Laiskodat usai melaksanakan reses bersama Pegawai Penyuluh Pertanian (PPL) di aula Setda Kantor Bupati Manggarai Timur, NTT di Lehong, Rabu 22 Juli 2020.

Ia menjelaskan, persoalan kopi harus diurus mulai dari hulu hingga hilirnya. Misalnya benih kopi diatur oleh kementrian dan lahannya diatur oleh pemerintah setempat. Sedangkan pemerintah provinsi membantu fasilitas penunjang baik sebelum maupun pasca panen kopi.

Di supermarket mereka itu menjual kopi Flores, Kopi Manggarai, Kopi Bajawa. Kita nggak merasa Firlandia beli kopi dari kita.

"Apakah setelah panen kita menjual gelondongan dengan harga murah atau nggak laku kita buang-buang?. Harus diolah," kata Politis NasDem tersebut.

Baca juga:

Ketua PKK Provinsi NTT itu mengatakan, dalam pertemuan virtual tentang kopi. Ia mendengar bahwa kopi Manggarai, Kopi Flores dijual di sebuh supermarket  di negara Firlandia.

"Di supermarket mereka itu menjual kopi Flores, Kopi Manggarai, Kopi Bajawa. Kita nggak merasa Firlandia beli kopi dari kita, mereka belinya dari Jerman," ujar dia.

Dikatakannya, mengatasi hal ini perlu integrasi lintas kementrian. Mengatasi persoalan ini bukan hanya urusan kementerian pertanian saja tetapi kemeterian perdagangan dan pariwisata juga perlu dilibatkan.

"Petani kita harus dilatih untuk menjadi petani profesional. Fasilitas penunjang kerja harus ditingkatkan. BUMD dan BumDes harus diberi peran untuk kesejahteraan petani kopi. Kopi kita harus super premium," tegas dia.

Di NTT, kata Julie,  ada 10 Kabupaten penghasil kopi, tetapi untuk sementara pihaknya hanya fokus di tiga kabupaten untuk menjadi pilot project. Izinkan kami mensinergikan dan mengkolaborasikan dengan cara kerja kami," kata dia.

Program kerja dinas harus dimulai dari bawah atau Botoms up dalam arti dilapangan yang tahu keunggulan mereka apa, butuhnya apa dan pemerintah memfasilitasi.

Lebih Lanjut, istri gubernur NTT itu memaparkan, nama besar kopi Flores khusunya Manggarai sangat mumpuni, sampai ke luar negeri. Kendati demikian, dari nama besar kopi Manggarai, Kopi Flores, apakah petaninya sudah sejahtera atau belum.

Dikatakannya, berapa banyak petani yang sebelumnya memiliki kebun kopi dan sekarang menjadi hutan kopi atau sudah dialifungsikan. Hidup petani kita masih susah berati nyaring di luar, tapi tongnya masih belum terisi penuh.

"Saya mau nyaring di luar tapi isinya padat, dalam arti mungkin tak perlu nyaring tapi masyarakatnya harus sejahtera," ujarnya. []

Berita terkait
Kopi Kafe 'Senja' di Lereng Gunung Wilis Kediri
Kafe SAP menawarkan pemandangan pegunungan, bukit dan areal persawahan terlihat luas hijau terbentang lereng Gunung Wilis Kediri.
Pilona Coffee, Nongkrong Asik Seruput Es Kopi Kekinian
Pilona Coffee terus mengembangkan usahanya dan bersaing dalam tren bisnis Es Kopi Susu kekinian dengan membuka cabang baru.
5.426 Guru Manggarai Timur NTT Dapat Bantuan Masker
Sebayak 2.000 masker diberikan kepada guru di Manggarai Timur NTT. Tahap selanjutnya seluruh guru, 5.426 juga akan mendapat bantuan serupa.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.