Keraton Agung Sejagat di Sleman Usai Raja Dipenjara

Pengikut Keraton Agung Sejagat yakin Toto Santoso yang dipenjara bukan raja mereka tapi hanya jelmaan. Begini kondisi keraton terkini di Sleman.
Tiga petugas Linmas Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, menjaga rumah kontrakan Raja Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso, Minggu, 19 Januari 2020. (Foto: Tagar/Kurniawan Eka Mulyana)

Sleman - Lima hari setelah pria yang mengaku sebagai Raja Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso, ditahan di penjara Kepolisian Daerah Jawa Tengah, rumah kontrakannya di Godean, Kabupaten Sleman, masih dijaga anggota satuan perlindungan masyarakat.

Tiga pria mengenakan seragam hijau satuan perlindungan masyarakat atau Linmas (dulu hansip), berdiri di halaman rumah kontrakan Toto Santoso, di RT 05 RW 04 Dusun Berjo Kulon, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Minggu sore, 19 Januari 2020.

Di gerbang rumah itu, bambu sepanjang kurang lebih lima meter terpasang melintang, mencegah orang yang tidak berkepentingan memasuki area dalam. Di halaman, tiga unit mobil terparkir, termasuk satu unit ambulans yang ada di sebelah kanan rumah.

Beberapa warga sekitar tampak berkumpul tidak jauh dari rumah itu, memperhatikan beberapa anggota Keraton Agung Sejagat yang mengangkat barang-barang milik kerajaan dari rumah itu. Barang-barang tersebut di antaranya kasur pegas, meja, serta beberapa peralatan rumah tangga lainnya. Mereka seperti tidak memedulikan belasan pasang mata yang memperhatikan aktivitasnya.

Dua pria berseragam Linmas tersebut kemudian duduk di lantai pendopo rumah. Sementara satu temannya melangkah menuju gerbang untuk bergabung dengan beberapa warga.

Seorang anggota Linmas, Supar, mengatakan, dia dan kedua temannya, Setyo dan Wignyo, diperintahkan pihak Pemerintah Desa Sidoluhur untuk menjaga rumah itu selama 24 jam sehari.

"24 jam cuma bertiga, bergantian. Kadang kalau bisa pagi, ya pagi berangkat, kalau sudah datang yang lainnya istirahat, kalau enggak ya 24 jam full di sini. Kan disuruh dari kelurahan untuk mengamankan lokasi," ujar Supar.

Mereka yakin bahwa yang ditahan itu jelmaannya Toto.

Keraton Agung SejagatBeberapa anggota Keraton Agung Sejagat membereskan barang di rumah kontrakan Raja Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso, Minggu, 19 Januari 2020. (Foto: Tagar/Kurniawan Eka Mulyana)

Pengamanan terhadap rumah tersebut, kata Supar, dilakukan sebagai langkah antisipasi sekaligus menjaga beberapa anggota Keraton Agung Sejagat yang masih ada di rumah itu untuk membereskan barang-barang. "Kan masih ada beberapa orang di sini. Itu nanti takutnya kalau ada orang yang tidak senang terus bikin keributan, makanya disuruh jaga di sini," kata Supar.

Pengamanan terhadap rumah dan anggota kerajaan itu dilakukan hingga Minggu tengah malam, 19 Januari 2020, atau Senin, 20 Januari 2020 tepat pukul 00.00 WIB.

Keraton Agung Sejagat Akan Muncul Kembali

Beberapa anggota kerajaan masih terlihat sibuk membereskan barang dan mengangkatnya ke mobil. Mereka keluar masuk rumah melalui pintu depan dan belakang.

Seorang perempuan paruh baya berjilbab cokelat tiba-tiba muncul dari pintu tengah rumah. Dia berdiri sambil memperhatikan rekan-rekannya. Sepertinya dia baru saja membersihkan bagian dalam rumah.

Dia berdiri tepat di tengah pintu saat Tagar menyapanya. Perempuan itu hanya menyunggingkan sedikit senyum. Lalu kembali memperhatikan rekan-rekannya sambil mengatakan bahwa yang benar akan muncul kembali.

Saat ditanya apakah yang dimaksud akan kembali adalah Kerajaan Agung Sejagat, perempuan itu mengangguk, lalu mengulang perkataannya, bahwa yang benar pasti akan muncul kembali.

"Akan muncul kembali. Yang benar pasti muncul kembali," ucapnya.

Ketika disinggung tentang pembayaran atau upeti yang harus diberikan oleh anggota Kerajaan Agung Sejagat kepada Toto, perempuan itu menunjukkan wajah yang tidak senang. Kata dia, berita yang beredar tentang pembayaran hingga jutaan rupiah itu bohong.

"Beritane kabeh ngawur (beritanya semua ngawur), sampeyan juga wartawan to? (kamu juga wartawan kan?). Mboten wonten mbayar-mbayar niku (tidak ada pembayaran seperti itu)," katanya.

Keraton Agung SejagatSeorang perempuan paruh baya anggota Keraton Agung Sejagat, di rumah kontrakan Raja Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso, Minggu, 19 Januari 2020. (Foto: Tagar/Kurniawan Eka Mulyana)

Tapi, perempuan itu menambahkan, jika pun ada anggota kerajaan yang membayar hingga jutaan rupiah, itu sudah sesuai dengan yang didapatkan oleh anggota yang bersangkutan.

"Nek wonten sing mbayar, niku sesuai kaliyan sing diperoleh (Kalau ada yang membayar, itu sesuai dengan yang diperoleh). Misale (misalnya) seragam, pakaian," katanya.

Seorang rekan prianya, yang mengenakan kacamata, membenarkan pernyataan perempuan itu. "Mboten wonten niku, Mas (Tidak ada itu, Mas).

Namun, saat ditanya lebih jauh, keduanya kompak bungkam. Perempuan paruh baya itu mengaku takut salah memberi keterangan. Sementara si pria muda, bergegas masuk ke dalam rumah.

Seorang warga setempat, Deki, menceritakan, sebagian anggota kerajaan itu yakin bahwa yang saat ini berada dalam tahanan Mapolda Jateng bukanlah raja mereka, Toto Santoso, tetapi jelmaan dari Toto.

Toto yang asli, menurut mereka sedang berada di tempat lain. "Mereka yakin bahwa yang ditahan itu jelmaannya Toto," ucap Deki.

Hubungan dengan Sunda Empire

Toto, dikabarkan terlihat dalam foto salah satu kegiatan Sunda Empire. Sunda Empire sendiri diklaim sebagai penerus dinasti Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran.

Seorang petinggi Sunda Empire, Ki Ageng Rangga Sasana, yang dihubungi melalui telepon selulernya mengatakan, Toto Santoso telah melakukan kesalahan besar dan keluar dari dinasti, karena dia mendirikan kerajaan baru.

Keraton Agung SejagatBelakang rumah kontrakan Raja Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso, Minggu, 19 Januari 2020. (Foto: Tagar/Kurniawan Eka Mulyana)

"Saya terangkan bahwa saudara Toto Santoso yang populer dengan Kerajaan Agung Sejagat itu, menurut pendapat dan poin yang nyata, saya selaku petinggi di Sunda Empire, Saudara Toto itu sudah melakukan kesalahan besar, karena melakukan di luar sistem Sunda Empire. Kedua, dia keluar dari dinasti, jadi dia maunya sendiri," tutur Rangga.

Menurut Rangga, Toto mendirikan kerajaan tidak sesuai dengan dinasti. Alasannya karena sejak perang dunia kedua selesai, sudah tidak ada lagi kerajaan yang bisa didirikan.

"Tidak boleh ada kerajaan yang berdiri. Jadi kalau sekarang ada berdiri kerajaan baru, itu salah besar. Tidak ada kerajaan kecuali kembali pada pemiliknya. Setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki ditetapkan sebagai nol, baru kemudian dibentuk kembali pemerintahan," ujar Rangga.

Saat itu yang pertama kali dibentuk adalah Vatikan. Vatikan, ujar dia, diberi tugas oleh Kaisar Sunda Empire sebagai panitia tujuh. Tugasnya membentuk pemerintahan-pemerintahan setelah perang dunia kedua, dengan sertifikat bumi atau disebut letter C.

"Kami ini Sunda Empire Earth Empire, meneruskan dinasti Pajajaran, dinasti yang diteruskan oleh Prabu Siliwangi. Saya juga keturunannya, salah satunya. Saya keturunan ketiga belas," kata Rangga, yang mengaku sedang berada dalam perjalanan dari Solo ke Semarang.

Keraton Agung SejagatBeberapa anggota Keraton Agung Sejagat membereskan barang di rumah kontrakan Raja Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso, Minggu, 19 Januari 2020. (Foto: Tagar/Kurniawan Eka Mulyana)

Pria yang mengaku pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Intelijen Internasional saat pertama bergabung dengan Sunda Empire ini, mengatakan bahwa saat ini dia menjabat sebagai Gubernur Jenderal Nusantara Teritori Sunda Empire.

Wilayah yang masuk dalam Nusantara Teritori ada 54 negara. Tapi dia tidak merinci nama-nama negara yang dimaksud. 

"Kalau Sunda Empire, terdiri dari keseluruhan bumi, dibagi jadi enam wilayah gubernuran, di antaranya Sunda Nusantara, Sunda Atlantik, Sunda Eropa, Sunda Pasifik dan Sunda Archipelago. Jadi ini bicara soal dunia, bukan bicara abal-abal seperti Saudara Toto gemblung itu," kata Rangga.

Meski menyebut Toto melakukan kesalahan besar, Rangga mengaku dirinya tidak mengenal Toto. Bahkan Rangga baru mengetahui bahwa ada foto Toto dalam kegiatan yang dilaksanakan Sunda Empire. "Katanya pernah hadir di pertemuan Sunda Empire, pada upacara. Kan di Sunda Empire siapa pun yang hadir, karena dari seluruh dunia, dari China, Amerika, Vatikan juga hadir, jadi kalau hadir pun tidak ada masalah."

Rangga menambahkan, bahwa Sunda Empire bukan organisasi masyarakat atau ormas, bukan pula mendirikan kerajaan baru. Sunda Empire menurutnya merupakan sistem lembaga dunia, yang diatur dalam Kekaisaran Matahari.

Sunda Empire, kata dia, datang dan berdiri dimulai sejak zaman Alexander The Great atau Alexander Agung, hingga ke Kerajaan Tarumanegara, dan diteruskan Kerajaan Pajajaran. []  

Baca juga:

Berita terkait
Rumah Raja Keraton Sejagat di Sleman Jadi Tontonan
Rumah kontrakan keluarga raja abal-abal di Godean Sleman menjadi tontonan warga. Seperti objek wisata baru, mereka datang karena penasaran.
Keluarga Keraton Agung Sejagat Kosongkan Kontrakan
Warga dan pemilik rumah yang dikontrak Toto diminta mengosongkan rumah kontrakan di Godean itu. Kelurga Keraton Agung Sejagat menyepakatinya.
Tiga Kata Sakti Ratu Keraton Agung Sejagat Purworejo
Sluman, slumun, slamet. Tiga kata yang sering dinyatakan Fanni Aminadia 41 tahun yang menyebut diri Ratu Keraton Agung Sejagat di Purworejo.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.