Jurnalis Aceh Dilatih Liputan Investigasi

Puluhan jurnalis dari berbagai media dan lembaga pers mahasiswa di Provinsi Aceh dilatih liputan investigasi.
Puluhan jurnalis dari berbagai media dan lembaga pers mahasiswa di Provinsi Aceh mengikuti pelatihan tentang investigasi di Banda Aceh, Aceh, Rabu, 5 Februari 2020. (Foto: Tagar/Muhammad Fadhil)

Banda Aceh - Puluhan jurnalis dari berbagai media dan lembaga pers mahasiswa di Provinsi Aceh mengikuti pelatihan tentang investigasi di Banda Aceh, Aceh, 5-6 Februari 2020. Kegiatan ini digelar oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) bekerja sama dengan Komunitas Muda Aceh Melek Media (Komema).

Deputy Consul, U.S. Consulate, Medan, Jessica Panchatha menyebutkan, Pemerintah Amerika Serikat sangat mendukung berbagai program pengembangan kapasitas jurnalis di Indonesia termasuk di Aceh.

Jika ada praktik buruk dari sebuah kebijakan atau layanan publik, maka dapat dinvestigasi untuk mengungkapkan misteri di baliknya.

Seperti diketahui, kata Jessica, media dan jurnalis mempunyai peran penting dalam demokrasi. Para jurnalis diharapkan dapat menjadi kontrol sosial terhadap berbagai permasalahan yang terjadi.

“Kami senang sekali dapat bekerja sama dengan Komema dan timnya untuk memberikan ketrampilan investigatif kepada para jurnalis muda di Aceh,” kata Jessica saat membuka kegiatan pada Rabu, 5 Februari 2020.

Jurnalis AcehPuluhan jurnalis dari berbagai media dan lembaga pers mahasiswa di Provinsi Aceh mengikuti pelatihan tentang investigasi di Banda Aceh, Aceh, Rabu, 5 Februari 2020. (Foto: Tagar/Istimewa)

Sementara, Ketua Komema, Rahmat Saleh menuturkan, pelatihan tersebut bertujuan memberikan pengetahuan dan ketrampilan praktikal tentang reportase investigasi yang berbasis digital. Menurutnya, kegiatan ini menitikberatkan pada aspek layanan publik di Aceh. Sebab, banyak sekali aspek dari layanan publik di Aceh yang menarik dan penting untuk diwartakan dengan pendekatan investigatif.

“Jika ada praktik buruk dari sebuah kebijakan atau layanan publik, maka dapat dinvestigasi untuk mengungkapkan misteri di baliknya. Namun sebaliknya, jika ada praktik baik yang belum mendapatkan ruang di media, maka jurnalis juga semestinya memberikan apresiasi yang proporsional,” ujar Rahmat.

Dia menambahkan, tantangan yang dihadapi oleh jurnalis saat ini semakin berat sebagai konsekuensi dari perubahan platform media ke digital. Selain itu, ketergantungan publik kepada media digital semakin meningkat, sehingga pemanfaatan media digital juga perlu dimbangi dengan konten yang bermanfaat untuk publik.

“Di sinilah titik krusial jurnalisme investigasi untuk menghadirkan konten berita yang bermutu, ditunjang dengan data yang valid dan lengkap, narasumber yang berimbang, dan membuka mata publik tentang suatu peristiwa,” ujarnya.

Pelatihan tersebut menghadirkan sejumlah narasumber, seperti Kepala Ombudsman RI Perwakilan Aceh Taqwadin, Jurnalis TEMPO Adi Warsidi, Jurnalis The Jakarta Post Hotli Simanjuntak dan sejumlah narasumber lainnya. []

Baca juga: 

Berita terkait
Nasib 57 Nelayan Aceh yang Ditahan di Tiga Negara
Sebanyak 57 orang nelayan Aceh hingga kini masih ditahan di tiga negara.
Sistem Pengamanan Lapas di Aceh Harus Dievaluasi
Evaluasi harus dilakukan karena maraknya narapidana Lapas di Aceh kabur akibat sistem pengamanan yang belum maksimal.
Kades Aceh Singkil Kembalikan Temuan LHP Rp 1 Miliar
Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil menerima pengembalian dana desa yang menjadi temuan dalam LHP pengawas internal sebesar Rp 1,1 miliar.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.