Jalan Raya di Bantul Kembali Menggeliat Saat Corona

Aktivitas warga Bantul, Yogyakarta kembali menggeliat. Tanda warga mulai bosan di rumah saja saat pandemi Corona?
Aktivitas di luar rumah lebih berpotensi tertular virus Corona dibanding berada di dalam rumah. Foto hanya ilustrasi. (Foto: pixabay/Matryx)

Bantul - Pelaksanaan status tanggap darurat Covid-19 di Kabupaten Bantul sudah berjalan lebih dari satu bulan. Akhir-akhir ini aktivitas warga di Bantul sudah kembali ramai. Apakah ini tanda warga Bumi Projotamansari mulai bosan di rumah saja menjalani protokol Covid-19?

Kapolres Bantul Ajun Komisaris Besar Polisi Wachyu Tri Budi Sulistiyino menyatakan lalu lintas di wilayah Bantul kembali ramai. Selain itu, warga yang keluar rumah tidak menggunakan masker juga sering ditemui. Hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri pandemi Covid-19 ini akan semakin merebak.

"Kondisi jalan raya saat ini malah kembali ramai dibandingkan pekan awal pemberlakukan status tanggap darurat Covid-19," katanya dalam rapat Forkompimda di Gedung Parasamya Lantai 3 Komplek Perkantoran Pemda Bantul, Yogyakarta, Selasa 21 April 2020.

Menurut dia, petugas kepolisian selalu melakukan tindakan persuasif agar kegiatan yang berkerumun dan berpotensi terjadinya penularan Covid-19 bisa dihindari. "Sejauh ini anggota saya lebih banyak memberikan imbauan secara persuasif agar tidak ada kegiatan yang berkerumun dan sampai tindakan ke arah penegakan hukum," ungkapnya.

Kapolres juga menyatakan masih mendata sejumlah masjid di Bantul yang masih menjalankan kegiatan keagamaan dengan menghadirkan jamaah yang cukup banyak. Bahkan terkadang tidak menghiraukan social distancing maupun physical distancing yang dianjurkan oleh pemerintah.

Kondisi jalan raya saat ini malah kembali ramai dibandingkan pekan awal pemberlakukan status tanggap darurat Covid-19.

"Secara niat itu memang bagus karena berdoa, namun dalam kondisi pandemi Covid-19 lebih baik kegiatan salat dilakukan di rumah masing-masing," katanya.

Menurut Wachyu, pihaknya akan terus berkomunikasi dengan tokoh agama atau pimpinan masjid agar saat salat tarawih tidak dilakukan di masjid. "Kita akan berkomunikasi terus dengan tokoh agama, pimpinan masjid agar salat tarawih atau salat subuh dilaksanakan di rumah masing-masing," ujarnya.

Sementara itu tentang tingkat kriminalitas di Bantul, Kapolres menyatakan sejauh ini cenderung menurun. Namun demikian dengan tekanan ekonomi yang tinggi dan banyaknya pengangguran bisa berpotensi menyebabkan kriminalitas meningkat belum ditambah ribuan narapidana dibebaskan dari penjara.

"Salah satu cara menekan angka kriminalitas adalah segera digulirkan program jaring pengaman sosial baik pembagian sembako dan juga menciptakan lapangan pekerjaan dengan padat karya tunai agar masyarakat yang terdampak Covid-19 memiliki penghasilan," katanya.

Direktur Polair Polda DIY, AKBP Rudi Rifani mengatakan sejak status tanggap darurat Covid-19 ditetapkan di Daerah Istimewa Yogyakarta, pihaknya telah membagikan tak kurang dari enam ton beras. Pembagiannya kepada masyarakat pesisir pantai selatan DIY dan masyarakat di sekitar Mako Polair Polda DIY.‎

Menurut dia, pada tahap pertama membagikan kepada 600 masyarakat atau kepala keluarga berupa beras lima kilogram. Tahap kedua pembagian beras kepada warga yang tidak mampu dan berada di sekitar Mako Polair Polda DIY sebanyak tiga ton kepada 600 kepala keluarga.

"Sampai hari ini kita sudah membagikan kepada 1.200 kepala keluarga dengan total beras mencapai enam ton. Kegiatan bakti sosial ini juga instruksi dari Kapolri untuk turut meringankan beban masyarakat yang terdampak Covid-19," katanya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Imbauan Selama Ramadan Saat Pandemi Corona di Bantul
Pemkab Bantul mengeluarkan imbauan selama Ramadan di tengah pandemi Covid-19.
Pemkab Bantul Siapkan Rp 300 Miliar Tangani Covid-19
Pemkab Bantul melakukan refocusing anggaran, jumlahnya Rp 300 miliar untuk penanganan Covid-19
2 Pasien Covid-19 di Bantul Sembuh, 1 Meninggal
Pasien Covid-19 asal Bantul, Yogyakarta, dua pasien sembuh, dan satu meninggal dunia.