Bantul - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul telah melakukan refocusing anggaran guna menanggulangi wabah Covid-19 di Bantul. Anggaran yang disiapkan Rp 300 miliar.
Asisten Bupati Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Bambang Guritno mengatakan total dana yang disiapkan mencapai Rp 300 miliar ini untuk beberapa aspek. "Di antaranya ialah aspek kesehatan, sosial dan juga ekonomi yang terdampak pandemi," kata Bambang pada Sabtu 18 April 2020.
Menurutnya refocusing anggaran ini senada dengan keputusan bersama dari Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri. Keputusan itu mengatur tentang dimana anggara belanja barang dan modal tidak langsung menyentuh kepada masyarakat.
"Jadi dialokasikan untuk penanganan pandemi sekitar 50 persen, selain itu anggaran untuk perjalanan dinas, pengadaan ATK, dana promosi dan pemeliharaan akan dikurangi juga," jelasnya.
Ia menjelaskan dana itu sudah dihitung dengan pembangunan Rumah Sakit Lapangan Covid-19, pengadaan APD lalu bagi warga yang terdampak pandemi seperti PHK. "Lalu ada juga bagi warga yang terdampak isolasi mandiri. Semua itu akan kami perioritaskan dulu," ucapnya.
Jadi dialokasikan untuk penanganan pandemi sekitar 50 persen.
Bupati Bantul, Suharsono mengatakan penanganan Covid-19 ini sangat perlu dilakukan dan belum melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). "Kami akan terus mengedukasi terutama bagi mereka perantau yang baru datang ke Bantul harus memeriksakan diri dan menjalani isolasi mandiri selama 14 hari," ujarnya.
Sedang untuk data penyebaran Covid-19 di Bantul, Juru Bicara Penanganan Covid-19 Bantul Sri Wahyu Joko Santosa atau akrab disapa Oki mengatakan sejauh ini di Bantul sudah ada 7 orang.
"Ini data hari Minggu 19 April kemarin ada tujuh orang yang positif lalu ODP dirawat ada 5 orang dan PDP 33 orang. Data inj akan terus berubah setiap harinya, bisa menurun dan bisa saja naik," kata Oki.
Agar tidak terjadi kenaikan kasus Covid-19 di Bantul, Oki mengimbau kepada warga agar selalu menjaga kebersihan dan tetap di rumah ketika tidak ada keperluan yang sangat penting.
"Karena jika semua orang terus membuat kerumunan maka resiko kenaikan kasus akan lebih besar, dan jangan lupa untui selalu menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar," ucpanya.
Selain ia mengakatan bahwa jangam sampai orang yang terdampak Covid-19 diintimidasi yang pada akhirnya diikuti oleh daerah-daerah lain. "Jangan diintimadasi meskipun itu keluarganya ataupun korbannya langsung, karena ini bisa membuat situasi semakin tidak kondusif," katanya. []
Baca Juga:
- Evakuasi Jenazah Terhalang Portal di Kulon Progo
- 4 Tenaga Medis RSUP Sardjito Yogya Positif Covid-19
- Kronologi Pria Babak Belur Dikeroyok di Yogyakarta