Maros - Instalasi Pengolahan Air (IPA) Pattontongan, Kabupaten Maros tidak beroperasi akibat kondisi kemarau berkepanjangan. Akibatnya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Maros mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
"Tidak berfungsinya IPA Pattontongan ini membuat PDAM Maros merugi sebesar Rp343 juta. Berdasarkan kalkulasi PDAM, perhari, PDPAM merugi sekitar Rp26 juta," kata Direktur Utama PDAM Tirta Bantimurung, Abdul Baddar, dalam keterangannya, Rabu, 9 Oktober 2019.
"Jadi kalau selama 13 hari hitungannya sekitar Rp343 juta," kata dia.
Kalau selama 13 hari hitungannya sekitar Rp343 juta.
Menurut dia, Instalasi Pengolahan Air tersebut sudah tidak beroperasi sejak 25 September lalu. Sehingga berdampak pada suplai air bersih ke beberapa kecamatan. Yakni Mandai, Tanralili dan Marusu.
Kondisi ini pun lanjut Baddar berdampak pada sejumlah perumahan yang tersebar di tiga kecamatan yakni, Mandai, Marusu dan Tanralili. Total jumlah pelanggan yang terdampak tidak mengalirnya air PDAM berjumlah 7.232 sambungan rumah atau pelanggan.
"Sehari-harinya jika dalam keadaan normal kapasitas IPA Pattontongan ini memiliki kapasitas 90 liter per detik," ujarnya.
Gangguan pelayanan air minum ini, kata dia, selain juga disebabkan oleh kemarau juga disebabkan adanya kebocoran. Menurutnya kebocoran pada kanal bukan hanya karena faktor alam tapi juga ulah warga sekitar yang disengaja.
"Kurangnya pasokan air IPA Pattontongan yang airnya bersumber dari Bendungan Lekopancing ini juga diperparah dengan banyaknya kebocoran di kanal," ujarnya.
Baca juga: Hari Air Sedunia: Kenali Ciri-ciri Air Bersih vs Air Kotor
Salah satu warga kecamatan Marusu, Akbar, mengatakan ia dan sejumlah warga terpaksa harus mengantri untuk mengambil air pembagian demi memenuhi kebutuhan. Walaupun jumlahnya terbatas, namun dia merasa bersyukur karena masih mendapat perhatian dari pihak pemerintah. []