Indonesia Tak Besar Jika Jiplak Falsafah Bangsa Lain

Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah menegaskan tidak ada bangsa yang menjadi besar jika menjiplak ideologi bangsa atau falsafah bangsa lain.
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah menyampaikan pendapat dalam diskusi Rekonsiliasi Nasional di Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2019. (Foto: Antara/ Nova Wahyudi)

Jakarta - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Ahmad Basarah menegaskan tidak ada bangsa yang menjadi besar jika menjiplak ideologi atau falsafah bangsa lain. Apalagi, tidak sesuai dengan akar budaya dan adat istiadatnya.

"Karena budaya bangsa lain belum tentu sama dengan sejarah bangsa Indonesia, dengan budayanya, adat istiadatnya. Sebuah bangsa di dunia hanya akan menjadi bangsa yang besar ketika berpegang teguh dengan falsafahnya sendiri," ucap Basarah di Jakarta, Senin, 18 November 2019 seperti dilansir dari Antara.

Contoh yang paling sederhana terkait jiplak menjiplak falsafah kata dia, ada dalam keluarga. Jika di rumah punya falsafah keluarganya masing-masing dengan nilai dan sebagainya maka di situlah keluarga tumbuh dan besar.

Sehingga, bagi politikus PDI Perjuangan tersebut Pancasila merupakan ideologi yang terbaik dan paling cocok bagi bangsa Indonesia. Bukan hanya membebaskan bangsa Indonesia dari kolonialisme, Pancasila menurutnya dapat mempersatukan bangsa.

"Apakah kemudian kita mau bereksperimen dengan mencoba ideologi-ideologi milik bangsa lain? Dalam catatan saya, tidak ada bangsa yang menjadi besar ketika bangsa itu menjiplak falsafah bangsa lain," tutur dia.

Tak hanya Indonesia, Basarah menyebutkan negara-negara lain yang menjadi besar karena memegah falsafah bangsanya. Misalnya negara adidaya Amerika Serikat, Jerman, Jepang maupun China yang kini menuju sebagai raksasa ekonomi dunia.

"Bangsa Indonesia enggak akan jadi bangsa besar kalau kita menjiplak bangsa Arab, Amerika, atau China. Kita bisa besar kalau bisa pedomani ideologi sendiri, yakni Pancasila," ujarnya. []

Berita terkait
Jokowi dan Falsafah Jawa Favorit
Sikap tenang Jokowi melihat hasil hitung cepat quick count, disebut banyak orang sebagai perwujudan salah satu falsafah Jawa.
Presiden Belum Teken UU MD3, Fahri Sebut Seluruh Kabinet Gagal Pahami Falsafah Demokrasi
Presiden belum teken UU MD3, Fahri sebut seluruh kabinet gagal pahami falsafah demokrasi. “Kalau Pak Jokowi nggak teken berarti seluruh kabinet gagal,” ucapnya.
Menhan Bersama Tokoh Agama dan Adat Gelorakan Pancasila
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa harus terus disosialisasikan.
0
Keuntungan dan Kerugian Anies Baswedan Menerima Sunny Tanuwidjaya
Apakah Anies Baswedan akan dapat keuntungan atau justru dapat kerugian dengan dukungan Sunny Tanuwidjaya yang pernah dekat dengan Ahok dan PSI.