Hubungan Jerman dan AS Harus Menyesuaikan Realitas Zaman

Selama itu pula dia mengalami berbagai perkembangan di AS dan berbagai tantangan dalam hubungan AS-Jerman
Duta Besar Jerman di AS, Emily Haber (Foto: dw.com/id - Mathis Richtmann)

TAGAR.id – “Perang Rusia di Ukraina dan tanggapan Jerman serta AS terhadapnya akan mendorong masa depan hubungan antara Washington dan Berlin,” kata Duta Besar (Dubes) Jerman untuk Amerika Serikat (AS), Emily Haber, dalam wawancara dengan DW. Ines Pohl dan Dmytro Hubenko melaporkannya untuk DW.

Menurut Emily Haber, kini bersiap untuk pensiun dari karir panjangnya di dinas luar negeri Jerman. Sejak 2018 dia menjadi Duta Besar Jerman di Washington. Selama itu pula dia mengalami berbagai perkembangan di AS dan berbagai tantangan dalam hubungan AS-Jerman, termasuk masa kepresidenan Donald Trump, pandemi virus corona, dan sekarang invasi Rusia ke Ukraina.

Dalam wawancara dengan DW, Emily Haber mengulas berbagai topik, mulai dari prospek hubungan Jerman-Amerika hingga perang Rusia di Ukraina, dan apa yang paling dia rindukan tentang AS.

Selama beberapa dekade, menurut Emily Haber, orang Jerman dan Amerika memiliki segudang kenangan bersama: mulai era perang dingin, pidato John F. Kennedy di Berlin yang melegenda, hingga runtuhnya Tembok Berlin.

presiden kennedy pidato di kongresPresiden AS, John F. Kennedy, berbicara di hadapan anggota Kongres AS di Washington DC, AS, pada 25 Mei 1961. (Foto: voaindonesia.com/AP)

"Soalnya, semua peristiwa besar yang saya sebutkan sekarang sudah berlalu," kata Emily Haber. "Apa yang harus kita biasakan adalah, bahwa kita harus membingkai ulang hubungan trans-Atlantik dan harus menyesuaikan diri dengan realitas zaman kita."

Tantangan terbesar: Perang Rusia di Ukraina

Menurut Haber, persoalan masa kini adalah agresi Rusia terhadap Ukraina - "dan kapasitas kami untuk mencari solusi, dan tekad serta ketekunan dalam menanggapi agresi itu" – inilah menurut dia yang akan menjadi penentu hubungan trans-Atlantik di masa depan.

Oleh karena itu, perang Rusia di Ukraina akan tetap menjadi tantangan terbesar dalam beberapa bulan dan tahun mendatang. "Hasil dari perang itu akan sangat menentukan, dan membentuk lanskap geopolitik dan geoekonomi internasional,” kata Emily Haber.

Dia memperingatkan, banyak negara di seluruh dunia akan mengamati dengan seksama, apakah Jerman, AS dan sekutu mereka mampu mempertahankan tingkat dukungan yang telah mereka berikan kepada Ukraina.

"Itu sangat penting. Itu akan menentukan kredibilitas kami, dan itu akan menentukan legitimasi tujuan kami, yaitu pembelaan hukum internasional dan pembelaan prinsip-prinsip dasar Piagam PBB," tambahnya.

Keterbukaan dan sikap ramah warga AS

Mengenang pertemuan dia dengan Donald Trump semasa kepresidenannya, Emily Haber mengatakan bahwa Trump adalah "seseorang yang mendominasi sebuah ruangan."

Haber mengatakan lebih lanjut, ada fokus yang kuat pada pribadi yang memimpin pemerintahan dalam hubungan Jerman dengan AS, setidaknya selama lima tahun terakhir. "Tapi hubungan trans-Atlantik benar-benar jauh melampaui itu," katnya.

Mengenai hubungan pribadinya dengan AS, Emily Haber mengatakan bahwa dia selalu sangat menghormati "kebaikan, keterbukaan, dan sikap ramah orang Amerika di seluruh negeri."

"Saya pikir, tanggung jawab individu untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik .…, itu adalah sesuatu yang selalu saya kagumi di sini, dan akan saya rindukan," pungkasnya. (hp/as)/dw.com/id. []

- Wawancara untuk DW dilakukan oleh Ines Pohl.

Berita terkait
Menhan Amerika Akan Berkunjung ke Israel, Jerman, Inggris
Menhan AS, Lloyd Austin, akan melakukan perjalanan ke Israel, Jerman, Inggris dan markas Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO)
0
Hubungan Jerman dan AS Harus Menyesuaikan Realitas Zaman
Selama itu pula dia mengalami berbagai perkembangan di AS dan berbagai tantangan dalam hubungan AS-Jerman