Laporan PBB Sebut Pasar Kokain Booming Saat Perdagangan Sabu Menyebar

Pada saat yang sama, perdagangan metamfetamin alias sabu meluas melampaui pasar yang sudah ada, termasuk di Afghanistan
Petugas kepolisian Spanyol menyita sekitar 1.500 kg kokain yang diselundupkan ke Spanyol melalui kapal nelayan Brazil di Gran Canaria, Spanyol, pada 12 Mei 2023. (Foto: voaindonesia.com/Reuters/Borja Suarez).

TAGAR.id - Permintaan dan pasokan kokain (salah satu jenis narkotika-Red.) melonjak di seluruh dunia. Pada saat yang sama, perdagangan metamfetamin alias sabu meluas melampaui pasar yang sudah ada, termasuk di Afghanistan, di mana narkotika itu sekarang diproduksi, seperti yang disebutkan dalam laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang dirilis pada Minggu, 25 Juni 2023.

Perkebunan tanaman koka dan total produksi kokaine mencapai rekor tertinggi pada 2021, tahun terakhir dengan data yang tersedia, dan jumlah global pengguna kokain, yang diperkirakan mencapai 22 juta orang pada tahun yang sama, terus bertambah. Hal ini dikatakan oleh pejabat di Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC - United Nations Office on Drugs and Crime) dalam Laporan Tahunan Narkoba Dunia.

Meski demikian, aksi penyitaan kokain tumbuh lebih cepat daripada produksinya, sehingga dapat membatasi jumlah pasokan narkotika itu hingga batas tertentu. Batas atas perkiraan jumlah total pasokan kokain lebih tinggi pada pertengahan tahun 2000-an dibanding saat ini.

ladang opium di afghanistanIlustrasi - Petani Afghanistan bekerja di ladang opium di distrik Grishk di Provinsi Helmand (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Abdul Quddus)

“Dunia saat ini mengalami lonjakan pasokan dan permintaan kokain yang berkepanjangan, yang sekarang dirasakan di seluruh dunia dan kemungkinan akan memacu pengembangan pasar baru di luar batas tradisional,” demikian bunyi laporan UNODC itu.

“Meskipun pasar kokain global terus terkonsentrasi di Amerika dan di Eropa Barat dan Tengah (dengan prevalensi yang sangat tinggi juga di Australia), secara relatif tampak bahwa pertumbuhan tercepat, meskipun tumbuh dari awal yang sangat rendah, terjadi di pasar yang berkembang di Afrika, Asia dan Eropa Tenggara,” bunyi laporan itu.

Meskipun hampir 90 persen metamfetamin, alias sabu, yang disita di seluruh dunia terpusat di dua daerah – Asia Timur dan Tenggara serta Amerika Utara – data penyitaan menunjukkan bahwa pasar-pasar itu telah stabil pada tingkat yang tinggi, sementara perdagangannya meningkat di tempat lain, seperti di Timur Tengah dan Afrika Barat, ungkap laporan itu.

segi tiga emas narkoba astengIlustrasi - Segi tiga emas penghasil narkoba di Asia Tenggara (Sumber: dailymail.co.uk)

Laporan itu menambahkan bahwa berbagai laporan dan penyitaan yang melibatkan metamfetamin yang diproduksi di Afghanistan menunjukkan bahwa ekonomi obat-obatan terlarang di negara itu berubah. Afghanistan merupakan produsen 80 persen biji opium di dunia, yang merupakan bahan baku heroin.

“Masih ada pertanyaan tentang hubungan antara pembuatan heroin ilegal dan metamfetamin (di Afghanistan), dan apakah kedua pasar itu akan berkembang secara beriringan atau yang satu akan menggantikan yang lain,” tambah laporan itu. (rd/jm)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Beragam Narkoba Jenis Baru Membanjiri Eropa
Dengan sekitar 22,6 juta orang Eropa di atas usia 15 tahun telah menggunakan ganja pada tahun 2022 lalu