Harimau Dekati Objek Wisata di Aceh Tamiang, Warga Waspada

Warga di Aceh Tamiang diminta untuk tidak berpergian ke sejumlah objek wisata di Aceh Tamiang karena akibat adanya teror harimau.
Ilustrasi Harimau. (Foto: Tagar/Pixabay)

Aceh Tamiang - Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Muslizar meminta kepada warga yang berada di Kecamatan Bandar Pusaka dan Tamiang Hulu, khususnya yang tinggal di wilayah objek wisata agar selalu meningkatkan kewaspadaan, terkait adanya kemunculan Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) yang sering terlihat di wilayah itu beberapa waktu lalu.

"Jadi untuk sementara ini kami minta kepada masyarakat agar tidak mendekati lokasi objek wisata, Kuala Paret, Sangka Pane, dan terjun Bampu," kata Kadis Parpora, Muslizar kepada Tagar melalui sambungan telepon, Senin, 5 Oktober 2020.

Muslizar mengatakan, pihak pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang sebenarnya sudah menutup seluruh objek wisata di Aceh Tamiang sejak beberapa waktu lalu, tepatnya pada 18 September 2020. Keputusan Pemerintah Aceh Tamiang untuk menutup objek wisata akibat kondisi cuaca saat ini masih terlihat ekstrim, atau tidak menentu sejak memasuki awal bulan September 2020.

"Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa di lokasi destinasi wisata. Terlebih lagi beberapa waktu lalu banyak warga yang melihat kemunculan harimau di objek wisata," katanya.

Jadi untuk sementara ini kami minta kepada masyarakat agar tidak mendekati lokasi objek wisata, Kuala Paret, Sangka Pane, dan terjun Bampu.

Seperti diketahui, Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) kembali memasuki pemukiman penduduk di wilayah hulu Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh. Tidak hanya berkeliaran di seputaran pemukiman penduduk. Selain itu juga dilaporkan telah memangsa hewan ternak milik warga di Desa Pantai Cempa, Kecamatan Bandar Pusaka, kabupaten setempat.

"Harimau itu juga telah memangsa seekor sapi milik salah satu warga saya yang bernama Amir," kata Kepala Desa Pantai Cempa, Hasanuddin kepada Tagar melalui sambungan telepon, Sabtu, 3 Oktober 2020.

Saat itu, kata Hasanuddin, Amir, 41 tahun, yang berprofesi sebagai petani itu menemukan salah satu sapi miliknya sudah mati di sebuah alur kecil tidak jauh dari kebun tempatnya bertani dengan kondisi setengah badan bagian belakang sapi itu hilang.

"Ketika ditemukan, kondisi sapi itu sudah tidak utuh lagi. Kedua kaki belakang hingga perut sudah hilang dengan kondisi usus terburai keluar," katanya.

Amir, kata dia, melihat bekas jejak telapak kaki harimau di sekitar bangkai sapi miliknya, sehingga menguatkan jika sapi miliknya mati akibat di mangsa harimau.

Baca juga:

Hasanuddin menduga, masuknya harimau ke pemukiman penduduk diakibatkan habitat mereka yang mulai terganggu. Selain itu, diduga hutan tempat mereka mencari makan sudah beralih fungsi, dari hutan menjadi perkebunan.

"Harimau tidak akan keluar dari hutan atau habitat nya kalau mereka tidak diusik dan makanannya cukup," katanya. []

Berita terkait
KPPA Ungkap Penyebab Remaja Pesta Seks Swinger di Aceh
Salah satu penyebab remaja melakukan pesta seks akibat pengaruh gadget atau handphone yang semakin bebas dan intens digunakan tanpa pengawasan.
Teror Harimau di Aceh Tamiang, BKSDA: Belum Ada Laporan
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) hingga saat ini belum menerima adanya laporan kemunculan harimau di Aceh Tamiang.
Tabrakan Beruntun di Abdya Aceh, Mobil Rusak Berat
Kecelakaan beruntun di Gampong Pantee Cermin, Kecamatan Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.