Harga Gula Pasir Melampaui HET di Bantul

Haga gula pasir di Bantul, Yogyakarta melebihi HET Rp 12.500 per Kg. Di pasaran harganya mencapai Rp 18.00 per Kg.
Harga gula pasir di Bantul melebihi HET (Foto: pixabay)

Bantul - Menjelang puasa dan masa pandemi, Dinas Pergadangan (Disdag) Kabupaten Bantul mencatat bahwa harga bahan pokok di Bantul terhitung masih normal. Kecuali untuk komodoitas tertentu, seperti gula pasir yang harganya di atas harga normal.

Kepala Disdag Bantul, Sukrisna Dwi Susanta mengatakan harga kebutuhan pokok masih normal dan meskipun ada kenaikan namun tidak signifikan. "Semuanya terhitung normal, kecuali harga gula yang sudah melampaui HET (Harga Eceran Tertinggi). HET gula Rp 12.500," katanya ketika dihubungi pada Senin, 20 April 2020.

Menutnya Sukrisna, saat harga gula di pasar-pasar yang ada di Bantul sudah mencapai Rp 17.500 hingga Rp 18.000 di masa pandemi ini. Salah satu penyebab harga tinggi karena merupakan komoditas impor. 

Untuk saat ini gula pasir sudah terhitung langka dan pedagang menaikkan harganya. "Gula itu kan komoditas impor lalu saat ini bahan tersebut agak langka jadi harga terus melambung, namun permintaan konsumen masih normal tidak mengalami kenaikan," katanya.

Kendati demikian pemerintah pusat telah memberi tugas kepada Pabrik Gula Madu Baru Madukismo untuk mengolah raw gula sebanyak 10.000 ton yang nanti dipasarkan di DIY dan Jawa Tengah.

"Tugas dari pemerintah pusat seperti itu, PG Madu Baru akan mengolah raw gula sebanyak 10.000 ton yang akan dioperasikan di DIY dan Jateng," ujarnya.

Gula itu kan komoditas impor lalu saat ini bahan tersebut agak langka jadi harga terus melambung.

Sedangkan untuk ketersediaan bahan pokok beras di Bantul, kata Sukrisna, stoknya sangat melimpah dan masih cukup untuk persediaan empat bulan ke depan.

"Ini sedang panen raya jadi ketersediaannya sangat melimpah, mungkin cukup untuk empat bulan kedepan ya. Karena panen raya ada di seluruh DIY juga," katanya.

Perubahan Jam Operasional Pasar Tradisional di Bantul

Kepala Bidang Pengembangan Pasar Disdag Bantul, Arum Bidayati mengatakan perubahan jam operasional pasar tradisional selama masa pandemi Covid-19.

Pasar yang jam operasinya berubah pasar tipe A seperti Pasar Bantul, Niten, Imogiri, dan Piyungan, jam operasional maksimal sampai pukul 12.00 WIB, sedangkan untuk pasar tipe B dan tipe C masing-masing sampai pukul 09.00 WIB dan 10.00 WIB.

Sedangkan untuk pasar tipe B seperti Pasar Panasan, Pleret, Jejeran, Barongan, Pundong, Angkrusari, Turi, Celep, Sorobayan, Gumulan, Mangiran, Jodog, Pijenan, dan Semampir. Sementara pasar Tipe C, yakni Pasar Bendosari.

“Untuk pasar tipe B dan tipe C sebenarnya jam 09.00 WIB dan 10.00 WIB sudah sepi. Sementara pasar tipe A sebenarnya pukul 12.00 WIB masih ramai bahkan pedagang sempat ada yang merasa keberatan tapi kami berikan pengertian akhirnya mau memahami,” jelas Arum. []

Baca Juga:

Berita terkait
Pemkab Bantul Siapkan Rp 300 Miliar Tangani Covid-19
Pemkab Bantul melakukan refocusing anggaran, jumlahnya Rp 300 miliar untuk penanganan Covid-19
2 Pasien Covid-19 di Bantul Sembuh, 1 Meninggal
Pasien Covid-19 asal Bantul, Yogyakarta, dua pasien sembuh, dan satu meninggal dunia.
Bantul Waspada DBD di Tengah Pandemi Covid-19
Warga Bantul diminta waspada penyakit DBD di tengah pandemi Covid-19. Pasalnya sampai pertengahan April 2020 tercatat 484 kasus.