Hampir 10 Ribu Kematian karena COVID Bulan Desember 2023 Lalu yang Dipicu Musim Liburan dan Varian Baru

Pertemuan saat liburan dan penyebaran varian paling menonjol secara global menyebabkan peningkatan penularan COVID-19 pada Desember 2023
FILE - Papan iklan suntik vaksin COVID-19 di Walgreens Pharmacy, Somerville, Massachusetts, AS, 14 Agustus 2023. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

TAGAR.id, Jenewa, Swiss - Kepala Badan Kesehatan PBB, Rabu (10/1/2024) mengatakan pertemuan saat liburan dan penyebaran varian paling menonjol secara global menyebabkan peningkatan penularan COVID-19 pada bulan Desember 2023 lalu.

Direktur Jenderal (Dirjen) Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO),Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan hampir 10.000 kematian dilaporkan pada bulan Desember 2023, sementara penerimaan rumah sakit selama bulan tersebut melonjak 42% persen di hampir 50 negara, sebagian besar di Eropa dan Amerika yang berbagi informasi tren tersebut.

“Meskipun 10.000 kematian per bulan jauh lebih sedikit dibandingkan puncak pandemi, tingkat kematian yang dapat dicegah ini tidak dapat diterima,” kata Dirjen WHO kepada wartawan dari kantor pusatnya di Jenewa.

dirjen whoDirektur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, berbicara dalam sebuah kesempatan di Jenewa, Swiss, 29 November 2021 (Foto: voaindonesia.com - AFP/WHO/Christopher Black)

Dia mengatakan “pasti” bahwa kasus-kasus meningkat di negara-negara lain yang belum melaporkan kasus tersebut, dan menyerukan pemerintah untuk terus melakukan pengawasan dan memberikan akses berkelanjutan terhadap perawatan dan vaksin.

Tedros mengatakan varian JN.1 kini menjadi yang paling menonjol di dunia. Ini adalah varian omicron, jadi vaksin yang ada saat ini masih memberikan perlindungan.

Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk COVID-19, menyebutkan peningkatan penyakit pernapasan di seluruh dunia akibat virus corona, serta flu, rhinovirus, dan pneumonia.

“Kami memperkirakan tren tersebut akan berlanjut hingga bulan Januari hingga musim dingin di belahan bumi utara,” katanya, sambil mencatat peningkatan COVID-19 di belahan bumi selatan – yang saat ini sedang musim panas.

Meskipun serangan batuk, pilek, demam, dan kelelahan di musim dingin bukanlah hal yang baru, Van Kerkhove mengatakan khususnya pada tahun ini, “kita melihat adanya sirkulasi dari berbagai jenis patogen secara bersamaan.”

Pejabat WHO merekomendasikan agar masyarakat mendapatkan vaksinasi jika memungkinkan, memakai masker dan memastikan area dalam ruangan berventilasi baik.

“Vaksin mungkin tidak menghentikan Anda tertular (COVID), namun vaksin pasti mengurangi secara signifikan kemungkinan Anda dirawat di rumah sakit atau meninggal,” kata Dr. Michael Ryan, kepala keadaan darurat di WHO. (es/pp)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Kematian Pertama Pengidap AIDS Tahun 1987 dan Penderita Covid-19 Tahun 2020 Terjadi di Bali
Terlepas dari kebetulan atau tidak yang jelas kematian pertama kasus HIV/AIDS dan virus corona (Covid-19) di Indonesia terjadi di Denpasar, Bali