China Sebut Capres Terdepan Taiwan Lai Ching-te Sebagai Bahaya Besar

Taiwan akan menyelenggarakan pemilu penting yang diawasi mulai dari Beijing hingga Washington
Wakil Presiden Taiwan dan calon presiden dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa, Lai Ching-te (tengah), menyapa para pendukungnya selama tur iring-iringan kampanye di Kaohsiung pada 8 Januari 2024. (Foto: voaindonesia.com/AFP)

TAGAR.id - China, Kamis (11/1/2024), memperingatkan para pemilih di Taiwan untuk membuat pilihan yang tepat dalam pemilu pada akhir pekan di pulau itu, dan menggambarkan calon presiden terdepan Taiwan sebagai “bahaya besar” yang akan mengancam perdamaian karena menyusuri “jalan jahat” menuju kemerdekaan.

Taiwan akan menyelenggarakan pemilu penting yang diawasi mulai dari Beijing hingga Washington karena presiden berikutnya akan menentukan hubungan masa depan pulau itu dengan China.

China memandang Taiwan sebagai provinsi yang membangkang dan bahkan pernah berjanji akan menggunakan kekuatan untuk merebutnya suatu hari nanti jika perlu.

Wakil Presiden Lai Ching-te, kandidat terdepan dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa, menggambarkan dirinya sebagai pembela demokrasi Taiwan. Tetapi ia telah memicu kemarahan China di masa lalu terkait komentarnya mengenai kemerdekaan – sesuatu yang sangat sensitif bagi Beijing.

bendera taiwan di taipeiSeorang pengendara sepeda di samping dua bendera nasional Taiwan di Taipei. (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Kantor Urusan Taiwan di China mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis bahwa jika Lai "berkuasa, ia akan lebih mendorong kegiatan separatis yang menghendaki 'kemerdekaan Taiwan' dan menciptakan kekacauan di Selat Taiwan".

“Ia akan terus menyusuri jalan jahat dengan memprovokasi ‘kemerdekaan’ dan… membawa Taiwan semakin jauh dari perdamaian dan kemakmuran, dan semakin dekat dengan perang dan kemunduran,” katanya.

“Kami dengan tulus berharap bahwa sebagian besar rekan senegaranya di Taiwan akan melihat kerugian besar akibat kebijakan DPP yang menginginkan ‘kemerdekaan Taiwan’ dan bahaya besar karena apa yang dilakukan Lai Ching-te bisa memicu konflik lintas selat.”

Peringatan China terhadap Lai muncul setelah Washington mengumumkan rencananya untuk mengirim delegasi tidak resmi ke Taiwan setelah pemilu, sebuah tindakan yang mendapat teguran keras dari Kementerian Luar Negeri China pada hari Kamis.

Washington harus "menahan diri untuk melakukan intervensi dalam pemilu... untuk menghindari kerusakan serius pada hubungan AS-China,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning.

Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengkritik "campur tangan berulang-ulang" China dalam pemilu Taiwan.

“Pemilu Taiwan yang akan datang menjadi sorotan internasional dan campur tangan (China) yang berulang kali mengaburkan fokusnya. Sejujurnya, Beijing harus berhenti mengacaukan pemilu di negara-negara lain dan mengurus pemilu mereka sendiri,” tulis Wu di platform media sosial X pada hari Kamis.

Lai, yang pernah menyebut dirinya sebagai “pejuang pragmatis untuk kemerdekaan Taiwan”, telah mengambil tindakan yang lebih lunak dalam isu ini selama kampanye.

Ia memilih untuk mendukung pendirian presiden saat ini, Tsai Ing-wen, bahwa Taiwan “sudah merdeka” dan oleh karena itu tidak perlu mendeklarasikannya secara resmi. (ab/uh)/AFP/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Demokrasi Taiwan di Persimpangan Jelang Pemilu 2024
Washington dan Beijing pun mengawasi secara ketat pemilu yang akan menentukan masa depan demokrasi di negara itu