Guntur Romli: Tangkap Penganiaya Ninoy Karundeng

Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli meminta pelaku penculikan dan penganiaya Ninoy Karundeng ditangkap.
Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli. (Foto: Tagar/Morteza Syariati Albanna).

Jakarta - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli terlihat geram dengan tindakan sejumlah orang yang menculik kemudian menganiaya pegiat media sosial (medsos) Ninoy Karundeng hingga wajahnya lebam. Hal tersebut dia ungkapkan di Twitter. 

Menurut Gun Romli, sapaannya, tindakan persekusi tidak dapat dibenarkan. Kendati Ninoy memiliki konten tulisan yang bisa menggiring opini publik, namun apabila ada permasalahan sebaiknya diselesaikan melalui jalur hukum, tidak dengan main hakim sendiri.

Penyekapan & penculikan terhadap Ninoy Karundeng ini, siapapun pelakunya harus ditangkap!

Jadi, lanjutnya, pelaku yang mengintimadasi Ninoy harus ditangkap. "Saya mengecam keras tindakan penganiayaan, penyekapan & penculikan terhadap Ninoy Karundeng ini, siapapun pelakunya harus ditangkap!," cuit @GunRomli pada Selasa, 1 Oktober 2019.

Pria berusia 41 tahun ini menambahkan, apabila ada pihak-pihak yang tidak sepandangan dengan pola pikir Ninoy, Gun Romli menegaskan segala permasalahan harus ditempuh melalui proses peradilan, bukan dengan cara menganiaya dan menyekap layaknya hukum rimba.

Cuitan Gun RomliCuitan Guntur Romli pada Selasa 1 Oktober 2019. (Foto: Twitter/@GunRomli).

Menurut Gun Romli, Ninoy memang sempat bermasalah dengan partainya, karena memuat tulisan di Facebook yang menyerang PSI, bahkan ada dugaan terdapat fitnah di dalam teks yang diposting Ninoy.

"Kami berusaha dialog hingga proses hukum," tulisnya.

Ninoy Sempat Dipolisikan PSI

Cuitan Guntur RomliCuitan Guntur Romli pada Selasa 2 Oktober 2019. (Foto: Twitter/@GunRomli).

Untuk diketahui, pada Juli 2019 kemarin, Ketua DPW PSI DKI Jakarta Michael Victor Sianipar melaporkan Ninoy Karundeng ke Polda Metro Jaya. Dia menganggap unggahan akun Facebook milik Ninoy telah merugikan dirinya dan PSI.

Kasihan! Grace Natalie Bukan Pemilik PSI, Ada Sunny dan Michael.

"Kami datang untuk melaporkan apa yang menjadi viral terkait dengan isu dan fitnah dan hoaks yang disebarkan, yang kami lihat merugikan nama baik institusi kami dan juga saya secara pribadi," kata Michael di Kantor Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat, 12 Juli 2019.

Berikut unggahan akun Facebook Ninoy Karundeng yang dipersoalkan Michael: 

"Kasihan! Grace Natalie Bukan Pemilik PSI, Ada Sunny dan Michael." 

"Ya Michael dengan enaknya mengeluarkan pernyataan mendukung IMB yang dikeluarkan oleh Anies, walaupun dia bukan anggota DPRD DKI Jakarta terpilih. Di sinilah wujud kekuatan Michael di hadapan Grace Natalie. Grace tidak dianggap oleh Michael Sianipar!"

Kendati demikian, Ninoy sempat mengunjungi kantor PSI untuk melakukan permintaan maaf. Ucapan Ninoy juga diunggah akun PSI sebagai klarifikasi setelah mengunggah artikel yang dianggap memiliki muatan disinformasi.

"Untuk itu saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada PSI juga Ibu Grace Natalie dan semua orang yang saya sebutkan dalam artikel saya," ujar Ninoy. 

Michael Sianipar menilai unggahan itu tidak pantas ditulis Ninoy, yang merupakan penulis, sebab memuat hoaks. Terlebih, sebelum unggahan tersebut muncul, dia mengaku tidak mengenal Ninoy secara pribadi.

Ninoy Diculik dan Dipersekusi Saat Meliput Demo

Ninoy KarundengNinoy Karundeng. (Foto: screenshot video).

Seperti diberitakan Tagar sebelumnya, Ninoy Karundeng yang belakangan diketahui merupakan relawan Jokowi, diduga diculik dan diintimidasi sekelompok orang tidak dikenal di tengah demonstrasi pada Senin, 30 September lalu. 

Ninoy yang juga dikenal sebagai pegiat media sosial (medsos) itu juga dianiaya di dalam ruangan oleh para pelaku hingga mukanya lebam. Dia ditanyai soal keterkaitan dengan Abu Janda.

Dalam potongan video berdurasi 2 menit 9 detik yang beredar di media sosial, Ninoy tampak mengenakan kaos berwarna hitam dan tengah duduk dengan latar belakang dinding berwarna kuning.

Saat diinterogasi seorang pria, terlihat Ninoy nampak sangat tertekan ketakutan. Dia tak dapat mengelak menyoal pekerjaannya sebagai buzzer medsos yang menuai profit jutaan rupiah tiap bulannya.

Saya bekerja tiap bulan dibayar Rp 3,2 juta. Tidak ada hubungannya saya dengan Abu Janda.

"Sudah berapa lama kamu kerja jadi buzzer? Kamu jaringannya siapa dan yang menaungimu siapa? Dari Abu Janda ada gak? Kamu dibayar berapa jadi seperti ini?" tanya pria tidak dikenal itu.

"Sejak bulan Juni. Sendirian saya. Jadi saya independen dari jaringan Jokowi App. Saya bekerja tiap bulan dibayar Rp 3,2 juta. Tidak ada hubungannya saya dengan Abu Janda," kata Ninoy.

Pria tak dikenal itu juga menanyai soal isi komputer jinjing milik Ninoy yang bermuatan unsur kebencian.

"Kamu meliput demo terus dalam laptop kamu itu ada unsur-unsur kebencian yang diarahkan kepada tokoh-tokoh yang sangat dekat dengan kita. Tujuannya apa?" tanya pria tersebut.

Ninoy mengaku khilaf atas perbuatan yang dia lakukan selama ini. Namun sayangnya jawaban Ninoy tidak membuat pria tersebut puas.

"Kamu bukan khilaf tapi itu memang pekerjaan kamu, kalian kalau tidak bekerja seperti itu tidak akan makan dan memang di situ dandangnya kalian, pancinya kalian di situ," kata pria itu.

Dengan beredarnya video tersebut, aparat kepolisian langsung turun untuk mendalami kasus ini. Polda Metro Jaya masih menyelidiki video Ninoy dalam kondisi babak belur.

“Soal video itu untuk didalami,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Kantor Divisi Humas Polri, Selasa, 1 Oktober 2019.

Dedi mengaku belum bisa memberi banyak keterangan. Polisi minta bersabar. Untuk itu masyarakat diharapkan bisa bijak dalam menyikapi viralnya video tersebut. 

Perkembangan terbaru kasus ini, Relawan Jokowi itu akhirnya melaporkan peristiwa tersebut ke polisi. []

Berita terkait
Ninoy Bonyok, Andi Arief Minta Polisi Periksa Gun Romli
Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief meminta agar polisi memeriksa politikus PSI Guntur Romli terkait penganiayaan pegiat medsos Ninoy Karundeng.
Relawan Jokowi Ninoy Karundeng Dicecar Soal Abu Janda
Relawan Jokowi Ninoy Karundeng yang diculik dan dianiaya sekelompok orang, dicecar soal pekerjaannya sebagai buzzer, keterkaitan dengan Abu Janda.