Oleh: Guntur Romli, Katua Umum Ganjarian Spartan
Pencopotan dan penurunan baliho bergambar Ganjar Pranowo di Muara Taweh, Barito Utara, Kalimantan Tengah oleh pihak oknum TNI, menurut saya, hal tersebut bisa dianggap TNI telah mencederai azas netralitasnya.
Menurut informasi penurunan baliho Ganjar dilakukan oleh pihak Danramil Muara Taweh atas perintah dari Dandim Barito Utara. Saya tidak tahu alasan pencopotan itu, tapi yang mencurigakan kenapa ada oknum TNI yang mencopot? Apa urusannya TNI dengan baliho?
Pencopotan baliho Capres yang dilakukan pihak militer struktural justru bisa menimbulkan persepsi negatif. Sebab Undang-Undang kita mengharuskan TNI bersikap netral.
Jikapun perlu ada penertiban baliho, yang berhak melakukannya adalah aparat Pemda. Misalnya Satpol PP. Bukan pihak militer.
Kesannya pencopotan baliho itu merupakan tindakan titipan agar sosialisasi tentang Ganjar Pranowo sebagai Bacapres di Barito Utara terhambat.
Ganjarian protes sangat keras jika alat-alat militer digunakan untuk menekan Ganjar Pranowo.
Pencopotan baliho Ganjar Pranowo adalah usaha membungkam aspirasi masyarakat Barito Utara untuk mengekspresikan pilihan politiknya.
Aparat TNI di Barito Utara jangan bertindak berlebihan apalagi bertindak di luar wewenangnya. Jangan juga dengan alasan menjaga ketertiban justru malah menjadi pembungkam aspirasi masyarakat.
Saya khawatir tindakan itu tidak berdiri sendiri, tapi ada titipan kepentingan politik lain yang menjadikan Ganjar Pranowo sebagai sasaran.
Ganjarian protes sangat keras jika alat-alat militer digunakan untuk menekan Ganjar Pranowo.
Urusan penertiban baliho bukan urusan TNI. Itu urusan Satpol PP. Sangat aneh pencopotan baliho dilakukan anggota TNI, apalagi kalau baliho tersebut berdiri dan terpasang secara legal. []