Sleman - Gelap dan dingin. Itu kesan pertama saat memasuki gua Jepang yang terletak di Dusun Sentonorejo, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Gua Jepang di tempat itu terletak di tebing batu, menghadap ke arah barat dan memiliki empat mulut gua yang berjejer dari utara ke selatan. Suasana di luar gua tidak terlalu menyeramkan meski cukup sunyi.
Tumbuhan liar terlihat menjuntai di atas pintu-pintu gua, sehingga menimbulkan kesan angker dan tua. Dua papan pemberitahuan berdiri di bawah tanaman liat yang menjuntai.
Lokasi gua itu terletak di perbukitan, sekitar 13 kilometer ke arah utara dari pusat Kota Yogyakarta, atau dapat ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit.
Kedalaman masing-masing gua berbeda-beda, tetapi lebar dan tingginya hampir sama. Lebar dan tinggi masing-masing gua sekitar 2 meter.
Gua pertama atau gua yang terletak paling utara memiliki panjang kurang lebih 39 meter. Suasana di dalamnya sangat gelap. Bahkan senter ponsel pun hanya mampu sedikit menerangi. Semakin ke ujung, suasana pengap dan dingin semakin terasa.
Panjang gua kedua sekitar 17 meter, sedangkan gua ketiga panjangnya hampir sama dengan gua pertama, yakni sekitar 39 meter. Beberapa meter dari mulut gua ketiga terdapat beberapa bantalan persegi panjang yang terbuat dari semen. Warga sekitar meyakini bahwa bantalan itu dibuat untuk menyimpan mortar agar tidak berkarat.
"Niku landasan bom. Kajenge ben mboten karaten. (Itu untuk landasan bom. Tujuannya supaya tidak berkarat," kata Mardi, 64 tahun, seorang warga yang ditemui oleh Tagar, Minggu, 6 September 2020.
Mengenai hal-hal mistis di sekitar gua tersebut, Mardi menyatakan warga sama sekali tidak pernah mengalami hal-hal mistis, baik berupa penampakan maupun suara-suara aneh dari gua itu.
"Mboten wonten sing aing-aing. (Tidak ada yang aneh-aneh)," ucap Mardi.
Mardi menjelaskan, dulu gua itu cukup banyak dikunjungi oleh wisatawan. Namun sejak pandemi Covid-19, jarang ada wisatawan yang berkunjung. Terlebih gua itu ditutup sementara saat pandemi, meski hanya berupa papan peringatan.
"Tapi sekarang sudah dibuka. Kadang digunakan untuk kegiatan, misalnya untuk latihan Menwa dan lain-lain," ujar Mardi.
Menurut keterangan yang ada di depan gua, disebutkan bahwa gua itu dibuat oleh tentara Jepang untuk menyimpan amunisi mereka. Gua itu juga digunakan untuk kepentingan pengintaian dan penembakan. Hal itu diidentifikasi dengan adanya menara pengintaian. Gua untuk kepentingan logistik dan akomodasi pasukan. Gua untuk kepentingan penyimpanan amunisi dan bunker pasukan.
"Gua Jepang yang berada di dusun Sentonorejo, Jogotirto, Berbah, Sleman kemungkinan merupakan salah satu tinggalan benteng pertahanan yang bertujuan untuk menjaga keselamatan fasilitas vital, yaitu Lapangan Terbang Maguwo (Adisutjipto)," demikian tertulis dalam keterangan itu.
Diketahui pemilihan lokasi ini kemungkinan disebabkan letak Dusun Sentonorejo yang tidak terlalu jauh dari Lapangan Adisutjipto (sekitar 10 km) dan didukung oleh keadaan geografi yang merupakan daerah perbukitan. []
Baca juga: