Untuk Indonesia

Ferdinand: Kata Perjuangan KAMI yang Kini Tercemar

Ferdinand mengatakan, kata KAMI mendadak tercemar dan kehilangan semangat juang, kehilangan semangat pemersatu karena digunakan sekelompok orang
Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean. (Foto: Tagar/Alan)

Oleh : Ferdinand Hutahaean *

Pada era perjuangan dan masa perang kemerdekaan Indonesia, kata KAMI adalah kata yang penuh semangat persatuan, sebagai penanda identitas kebangsaan melawan negara penjajah. Kata KAMI menjadi pemisah antara putra-putri ibu pertiwi pejuang kemerdekaan dengan kaum penjajah, dan kata KAMI adalah identitas pemersatu bagi seluruh anak Nusantara yang bergerak memerdekakan Indonesia.

1928, para anak nusantara, para pemuda dan pemudi yang berasal dari seluruh pelosok Tanah Air dengan kekayaan budaya lokal masing-masing bersatu dan disatukan dengan kata KAMI dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

1945, pada Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 14 Juli di Gedung Tyuuoo Sangi-In sekarang Gedung Kementerian Luar Negeri, saat itu para pendiri bangsa berdiskusi dalam membahas pembicaraan tentang pernyataan kemerdekaan, Soekarno bertanya pada sidang itu: “Pertanyaan saya yang kedua, “KAMI” atau “KITA”? Yamin menjawab : “KAMI”

1945, dalam teks Proklamasi 17 Agustus, kembali kata “KAMI” digunakan sebagai pemersatu identitas bangsa Indonesia yang beragam dalam menyatakan kemerdekaannya. Dan masih banyak penggunaan kata “KAMI” yang menunjukkan pemersatu identitas kebangsaan Indonesia berhadapan dengan negara penjajah. 

KAMI adalah "Bangsa Indonesia". Begitulah kata KAMI sangat kuat mewakili perbedaan, kemajemukan dan mewakili sekitar 70 Juta rakyat Indonesia kala itu. Kata KAMI pasti digunakan untuk memisahkan diri dari penjajah.

Sekarang 2020, kata "KAMI" terasa menjadi kata pemecah belah, kata pemisah, kata perusak persatuan, kata yang menjadi tercemar maknanya sejak 18 Agustus 2020, ketika sekelompok orang yang mengatasnamakan diri Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia yang disingkat KAMI.

Mereka mendeklarasikan diri di Tugu Proklamasi Jakarta. Kata KAMI mendadak tercemar dan kehilangan semangat juangnya, kehilangan semangat pemersatunya karena digunakan oleh sekelompok orang untuk memisahkan diri dan memecah persatuan dari sesama anak bangsa. Tanpa berpikir panjang dan hanya karena ego pribadi serta ego kelompok, kata pemersatu itu rusak, pecah, hangus dan digunakan menjadi pemisah. Sungguh tragis..!

Semestinya mereka sekelompok orang itu, tidak mengacaukan persatuan dan tidak memecah kesatuan dan kebersamaan dengan sesama anak bangsa menggunakan kata KAMI. 

Semestinya kata KITA adalah kata yang tepat digunakan karena memang KITA semua adalah anak bangsa, anak Ibu Pertiwi yang tidak seharusnya dicerai-beraikan oleh ego politik dan ego kelompok. 

Betul, Indonesia adalah yang berdemokrasi, negara yang menjamin kebebasan berserikat, tapi jangan gunakan kebebasan itu untuk merusak persatuan. Jangan gunakan demokrasi itu untuk menghancurkan perbedaan dan jangan gunakan kebebasan berserikat itu untuk merusak negerimu sendiri.

Sadarlah wahai para sekelompok orang yang mengatasnamakan dirinya sebagai KAMI. Negara ini terlalu berharga untuk dirusak dengan ego-ego politik kepentingan pribadi dan kepentingan golongan. Minta maaflah kepada para pendiri bangsa karena kalian telah mencemarkan kata “KAMI”.

*Dibawah Naungan Merah Putih..!!

Berita terkait
KITA: Banyak Orang Merasa Dibodohi Deklarasi KAMI
Menurut Koordinator KITA, Maman Imanulhaq, banyak pihak merasa dibodohi dalam deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Pesan KITA ke KAMI: Jangan Tebar Gendang Pembelahan
Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) berpesan kepada Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) agar tidak menebar genderang pembelahan.
Pakar Intel: Kalau KAMI Mengarah Makar, Harus Ditindak
Pakar intelijen Stanislaus Riyanta menanggapi deklarasi gerakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Apabila makar harus ditindak.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.