Jakarta - Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) menyinggung acara deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Menurut Koordinator KITA, Maman Imanulhaq, banyak pihak yang merasa dibodohi dengan adanya pencatutan nama secara sepihak dalam deklarasi yang dilakukan di Tugu Proklamasi, Jakarta, 18 Agustus 2020.
Maman menyayangkan insiden kehadiran sejumlah tokoh seperti Dubes Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun dan anak proklamator Mohammad Hatta, Meutia Farida Hatta dalam acara deklarasi KAMI.
Namun, setelahnya, baik Zuhair maupun Meutia sama-sama mengaku tidak terlalu mengerti ihwal deklarasi KAMI, dan hanya menganggap acara tersebut sekadar perayaan peringatan kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia.
Baca juga: Diksi KAMI Hari Ini Tak Pas, Mari Bangun Kalimat KITA
"Mba Meutia Hatta hadir tidak diberi tahu bahwa itu adalah sebuah deklarasi, tapi sekadar peringatan proklamasi, sehingga Mba Meutia merasa terkejut. Begitu banyak orang tiba-tiba yang dicatut namanya, begitu banyak orang yang merasa dibodohi oleh acara itu," ujar Maman seperti dikutip dari TagarTV, Sabtu, 22 Agustus 2020.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menilai, kejadian tersebut menjadi indikasi bahwa apapun yang digagas dan berangkat dari ketidaktulusan dalam mencintai Indonesia, akan dengan mudah terbaca negatif di benak publik.
"Apapun yang keluar dari hati akan diterima oleh hati, tapi yang keluar dari pikiran-pikiran picik yang haus kekuasaan, akan diterima sangat tidak enak," ucapnya.
Selanjutnya, Maman emoh mengakui, lantaran KITA dianggap sebagai pendukung personal Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Maruf Amin.
Baca juga: Pesan KITA ke KAMI: Jangan Tebar Gendang Pembelahan
Dia mengklaim, KITA justru terdiri dari anggota DPR, budayawan, aktivis lingkungan, hingga aktivis HAM yang selalu mengkritisi pemerintahan.
"Tetapi, mengganggu kekuasaan, membuat narasi seolah-olah pemerintah ini tidak melakukan apapun, itu adalah sesuatu pola yang ngawur. Sangat tidak elegan, sangat tidak bermartabat," katanya.
"Saya ingin para tokoh tua itu (KAMI) lebih negarawan," tutur Koordinator KITA. []