Demi Rp 7.500, 4 Remaja Semarang Bunuh Tukang Becak

Duduk perkara pembunuhan terhadap tukang becak di Jalan Imam Bonjol Semarang akhirnya terungkap. Hanya untuk uang Rp 7.500.
Polisi Semarang mengungkap kasus pembunuhan yang diduga dilakukan empat remaja terhadap seorang tukang becak, Jumat, 22 Mei 2020. Ternyata hanya demi uang Rp 7.500 untuk beli obat dan miras. (Foto: Tagar/Yulianto)

Semarang - Empat pelaku pembunuhan terhadap tukang becak di Semarang berhasil diringkus Tim Resmob Polrestabes Semarang. Dari penangkapan tersebut terungkap duduk perkara pembunuhan.  

"Mereka melakukan pembunuhan terhadap seorang tukang becak secara bersama-sama. Sedangkan maksud dan tujuannya adalah mengambil uang milik korban yang tak seberapa, Rp 7.500," ungkap Kepala Polrestabes Semarang Komisaris Besar Auliansyah Lubis di Mapolrestabes Semarang, Jumat, 22 Mei 2020.

Dari empat pelaku, dua di antaranya masih di bawah umur. Mereka sempat kabur dari kejaran petugas ke luar pulau, yakni Pekanbaru, dan menjadi buron selama enam bulan.

Sedangkan maksud dan tujuannya adalah mengambil uang milik korban yang tak seberapa, Rp 7.500.

Keempatnya adalah Yobel Hendrawan Herliyanto, 19; DL, 17 tahun, dan Nicko Limarga, 19 tahun. Ketiganya merupakan warga Gisikdrono, Semarang Barat. Serta ACS, 17, penduduk Panggung Lor, Semarang Utara. Mereka ditangkap di rumah masing-masing pada Kamis malam, 21 Mei 2020.

"Mereka ini statusnya ada yang masih sekolah, dan ada yang sudah tidak sekolah. Ya, mereka ada yang di bawah umur. Sebelum tertangkap, para pelaku ini ada yang di Semarang, ada juga yang sempat kabur ke Pekanbaru," ucap dia. 

Auliansyah Lubis menambahkan korban diketahui bernama Mitudin, 40 tahun, warga Desa Kluwut, Bulakamba, Kabupaten Brebes. Pria ini ditemukan tewas bersimbah darah di teras ruko di sekitar perempatan Jalan Imam Bonjol, Semarang, Jumat, 8 November 2019. Ia mengalami luka di bagian kepala bekas hantaman benda keras. 

Kejadian pengeroyokan yang berujung pada tewasnya Mitudin berlangsung sekira pukul 06.00 WIB. Bermula dari empat pelaku yang pesta minuman keras (miras) tak jauh dari lokasi kejadian. 

"Kemudian mereka mencari uang untuk membeli miras lagi dan pil koplo. Karena memang dalam kondisi mabuk miras dan pil koplo. Akhirnya mereka melakukan aksi kejahatan dengan sasaran tukang becak ini," ujar dia.

Saat dikeroyok, Mitudin sempat melakukan perlawanan. Karena kalah jumlah ia kalah dan jatuh tersungkur bersimbah darah. Empat pengeroyok kemudian pergi namun saat itu korban belum meninggal. 

"Kemudian mereka balik lagi dan memukul tukang becak itu menggunakan cor tiang bendera. Dan akhirnya korban meninggal dunia," ucap dia. 

Sementara salah satu pelaku, Yobel berdalih awalnya menonton balap liar di Jalan Dr Cipto. Kemudian, mereka berputar-putar untuk membeli minuman keras dan pil koplo. Ketika melintas di lokasi kejadian muncul keinginan untuk merampas uang tukang becak yang berujung pembunuhan.

"Duitnya untuk beli obat sama minum. Setelah saya pukul pakai tangan dia melawan, waktu itu empat orang. Lalu saya pergi terus kembali lagi. Saya dendam, waktu itu lagi pipis di sekitaran situ terus diusir, kemudian saya pukul pakai itu (cor tiang bendera)," katanya.

Saat ini, empat remaja tersebut ditahan di Mapolrestabes Semarang untuk menjalani proses hukum selanjutnya. Mereka disangka melanggar pasal 338 KUHP dan pasal 365 ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman penjara paling lama 15 tahun. []  

Baca juga: 

Berita terkait
ART di Semarang Tewas Dibunuh Tetangga Penjual Pecel
Perempuan yang berprofesi sebagai ART di Kota Semarang dibunuh tetangganya yang jualan pecel. Apa motifnya?
Kronologi Pembunuhan Desainer di Jember
Polres Jember mengungkap kasus pembunuhan terhadap Garry adalah pembunuhan berencana yang disusun oleh salah satu pelaku.
Pengakuan Menantu Bunuh Sadis Mertua‎ di Pemalang
Pembunuhan menantu terhadap mertua di Pemalang terungkap jelas. Sang menantu akhirnya membeber penyebab ia menggorok leher mertuanya.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.