Jakarta - Wakil Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Ferry Juliantono mempertanyakan mengapa pemerintah tidak mempunyai rencana untuk menempatkan modal, baik melalui BUMN atau institusi lain untuk pembelian saham di Bank Bukopin sehingga kepemilikan pemerintah tidak terdilusi.
"Kami menduga ada kesengajaan yang dilakukan untuk memberikan jalan Kookmin Korea menguasai saham mayoritas di Bukopin saat nilai saham Bukopin per lembar sahamnya sangat murah," katanya dalam pernyataan di Jakarta, Jumat, 31 Juli 2020 seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga: Bos Bukopin Sebut Kookmin Tetap Komitmen pada UMKM
Ia menilai, kepentingan nasional dengan kepemilikan pemerintah di saham mayoritas bisa mengatasi persoalan stabilitas likuiditas dan melindungi nasabah Bank Bukopin. "Pemerintah seharusnya bisa menempatkan kepentingan nasional diatas segalanya. Baik untuk melindungi kepentingan nasabah Bukopin maupun yang menyangkut kepemilikan saham nasional Bukopin," tutur Ferry.
Menurutnya, upaya untuk mengatasi persoalan Bank Bukopin seharusnya bisa melibatkan pemerintah atau Dekopin bersama dengan induk-induk koperasi. Dengan begitu, kepemilikan bank tersebut tidak sepenuhnya dikuasai investor asing.
Sebelumnya, KB Kookmin Bank Co Ltd menjadi pemegang saham terbesar PT Bukopin Tbk dengan porsi 33,9% usai proses penawaran umum terbatas (PUT) V melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Pemegang saham lainnya adalah PT Bosowa Corporindo yang memiliki saham sebesar 23,4%. Sementara itu, pemerintah yang sebelumnya memegang saham sebanyak 8,9%, terdilusi menjadi 6,37% usai proses PUT V.
Kookmin masuk menjadi pemegang saham Bank Bukopin melalui mekanisme HMETD pada PUT IV pada 2018. Bank asal Korea Selatan ini telah menggelontorkan dana US$ 200 juta kepada Bukopin untuk proses kepemilikan saham mayoritas sejak Juni 2020.
Sebelumnya Direktur Utama Bank Bukopin, Rivan A. Purwanto memastikan Kookmin Bank yang menjadi pemegang saham pengendali tidak akan mengurangi atau mengubah target bisnis yang fokus di segmentasi UMKM di Indonesia. “Mereka berkomitmen tidak menghilangkan pola bisnis yang ada di negara asalnya,” kata Direktur Utama Bank Bukopin Rivan A Purwantono dalam webinar Infobank di Jakarta, Kamis, 8 Juli 2020 seperti dikutip dari Antara.
Simak Pula: Kisruh Bank Bukopin, Anggota DPR: Utamakan Kesehatan
Alasannya, menurut Rivan, karena Kookmin Bank juga mengembangkan segmentasi UMKMdengan porsi yang mendekati dengan Bukopin mencapai sekitar 57 persen. Bahkan, seluruh cabang bank asal Negeri Ginseng yang tersebar di 24 negara berbasis UMKM dan cabang di negara-negara kawasan Asia, hampir 90 persen menggarap kredit mikro. []