Rembang - Seluruh masyarakat Indonesia kini menerapkan jaga jarak fisik atau physical distancing sebagai upaya menekan risiko penyebaran virus corona. Namun hal tersebut berimbas pada berkurangnya minat donor darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Rembang.
Dengan standard operational procedure yang sudah diterapkan saat ini, masyarakat tidak perlu takut jika ingin mendonorkan darahnya.
Tercatat, jumlah pendonor darah yang menyumbangkan darahnya drop separuh dari sebelum ada wabah corona. "Dengan adanya peraturan dilarang berkerumun maupun aturan physical distancing, kegiatan donor kami menurun sampai 50 persen," kata Petugas Pencari, Pelestari, Donor Darah Sukarela (P2D2S) PMI Rembang Ervin Nurcahyanti, Rabu, 8 April 2020.
Ervin mengatakan, berkurangnya jumlah pendonor dikarenakan banyak sekolah mengganti kegiatannya dengan belajar di rumah. Padahal sebagian besar stok darah PMI datang dari pendonor siswa-siswa sekolah.
Belum lagi kebijakan work from home untuk karyawan pemerintahan dan swasta. Diperparah dengan sejumlah event donor darah yang terjadwal pada bulan April yang batal, makin memperparah upaya penggalangan darah dari masyarakat.
"Karena banyak agenda rutin yang sudah tidak bisa dilaksanakan dan beberapa event yang dibatalkan akhirnya PMI melakulan kegiatan donor darah di desa-desa," tutur dia.
Ervin mengaku stok kantong darah di PMI Rembang yang saat ini sangat menipis adalah golongan darah A dan O. Sementara untuk stok golongan darah lainnya terbilang masih cukup aman.
"Kalau untuk golongan darah AB memang sangat jarang, sangat jarang yang donor juga sangat jarang yang membutuhkan. Kalau untuk golongan darah B kami masih cukup banyak, dalam artian masih bisa mencukupi untuk satu minggu," ucap dia.
Untuk mengatasi keresahan warga terkait penularan Covid-19 saat hendak donor darah, berbagai upaya telah dilakulan petugas PMI. Mulai dari penggunaan alat pelindung diri, masker, hingga pemberian jarak satu meter antarpendonor.
"Prosedurnya, pendonor juga harus cuci tangan dulu, menggunakan sabun maupun hand sanitizer. Kemudian kami periksa suhu tubuhnya, jika di atas 37,5 derajat pendonor disarankan untuk tidak donor darah dahulu," katanya.
Ervin menambahkan banyak pasien yang sangat membutuhkan pasokan darah dari para pendonor. Seperti penderita anemia, ibu melahirkan, demam berdarah, dan mendukung kegiaatan operasi di rumah sakit.
Juga sangat membutuhkan darah, penderita thalasemia yang rutin sepekan sekali transfusi darah untuk keberlangsungan hidupnya. "Dengan standard operational procedure yang sudah diterapkan saat ini, masyarakat tidak perlu takut jika ingin mendonorkan darahnya. Sebab dalam situasi seperti ini darah dari pendonor masih sangat dibutuhkan," ucap dia. []
Baca juga:
- Pandemi Corona, Harga Ikan di Rembang Terjun Bebas
- Rembang KLB Corona, Jam Operasional Pasar Dipangkas
- Cerita Muyin, Pasien Covid-19 Sembuh di Rembang