Corona, Harta Pria Ini Naik USD 1 Miliar per Bulan

Pandemi virus corona Covid-19 tak selalu menyisahkan kabar duka. Di balik wabah itu, tak sedikit yang diuntungkan dengan bersinarnya bisnis mereka.
Karyawan memproduksi ventilator di pabrik Mindray Bio-Medical Electronics di Shenzhen, provinsi Guangdong. (Foto: Xinhua).

Jakarta - Pandemi virus corona Covid-19 tak selalu menyisahkan kabar duka. Di balik wabah itu, tak sedikit yang diuntungkan dengan bersinarnya bisnis mereka. Salah satunya pria terkaya di Singapura yang berhasil meningkatkan hartanya lebih dari satu miliar dolar AS atau lebih dari Rp 15,59 triliun per bulan di tengah pandemi virus corona Covid-19.

Pria beruntung itu bernama Li Xiting, salah satu pendiri dan chairman Shenzen Mindray Bio-Medical Electronics. Saham perusahaan perangkat medis milik laki-laki yang lahir di Provinsi Anhui, China timur itu melonjak hampir 50 persen di tengah pandemi Covid-19.

Setiap hari, pundi-pundi kekayaan Li Xiting melonjak 37,7 juta dolar AS.

Baca Juga: Lianhua Qingwen Obat Herbal China Sembuhkan Corona 

Menurut data Bloomberg, harta Li yang telah menjadi warga negara Singapura sejak tahun 2018 itu meningkat 4,3 miliar dolar AS tahun ini menjadi 13,5 miliar dolar AS. Setiap hari, pundi-pundi kekayaannya melonjak 37,7 juta dolar AS. Ini membuat Li menjadi orang paling tajir di Singapura.

Pesanan untuk produk kami meningkat tajam pada bulan Maret.

Seperti diberitakan dari South China Morning Post versi portal, Jumat, 24 April 2020, saham emiten Mindray telah melonjak sejak pandemi Covid-19 yang pertama kali dilaporkandi Provinsi Hubei, China tengah pada akhir tahun 2019 yang menyebar ke seluruh dunia dengan jumlah orang yang terpapar lebih dari dua juta orang. Pada hari Kamis, 23 April 2020, saham diperdagangkan mendekati rekor tertinggi 270,52 yuan di bursa ChiNext di Shenzen sehingga memberikan nilai kapitalisasi pasar 329 miliar yuan atau 46,5 miliar dolar AS.

covid chinaSeorang staf mengingatkan para pendatang asing untuk mengisi kartu kedatangan di Bandar Udara Intarnasional Liuting, Qingdao, Provinsi Shandong, China, pada 5 Maret 2020. (Foto: ANTARA/HO-Xinhua/mii).

"Pesanan untuk produk kami meningkat tajam pada bulan Maret," kata keterangan Mindray menjawab email yang dikirim South China Morning Post. "Kami menerima pesanan dari 100-an negara untuk perangkat medis untuk memerangi epidemi," jelas perusahaan itu.

Perusahaan Mindray yang memproduksi peralatan pembentuk citra (imaging devices) dan alat untuk monitor pasien menyebutkan bahwa pihaknya menerima pesanan sekitar 10 ribu ventilator dari Italia.

Namun perusahaan enggan untuk membocorkan harga masing-masing perangkat. Italia memiliki beban kasus tertinggi kedua di Eropa, dengan 187.327 pasien terinfeksi dengan jumlah kematian mencapai 25.085 orang.

Simak Pula: Dibekukan AS, WHO Dapat dari China 30 Juta Dolar AS 

Mindray, yang menjadi perusahaan publik pada 2018, adalah salah satu dari segelintir perakit peralatan medi di Tiongkok, yang dijuluki pabrik dunia. Pabrik-pabrik China dapat menghasilkan sekitar 2.200 ventilator invasif setiap minggu atau sekitar 20 persen dari kapasitas dunia, menurut Xu Kemin, seorang pejabat di Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi. China mengekspor 1.700 ventilator invasif ke sejumlah negara antara tanggal 19 dan 29 Maret.[] 

Berita terkait
Corona, China Diskriminasi Imigran Afrika
Warga Afrika yang tinggal di China merasa mendapat perlakuan yang diskriminasi dalam penanganan pandemi virus corona Covid-19.
Corona Masih Ada, Perusahaan AS Betah di China
Sebagian besar perusahaan Amerika Serikat di China tidak memiliki rencana untuk merelokasi produksi ke negara lain meskipun masi ada corona.
Ilmuwan Harvard Jual Virus Corona ke China?
Sebuah video beredar luas di media sosial menyebutkan ilmuwan asal AS, Dr. Charles Lieber telah membuat dan menjual coronavirus ke China.