Cerita Gus Mus yang Pernah Dicuekin Pegawai Bank

Seorang Gus Mus pernah dicuekin saat datang ke bank. Hal itu tidak boleh terjadi lagi dengan keberadaan BWM yang didirikan OJK.
Gus Mus saat peresmian BWM Bangkit Nusantara di ponpes asuhannya, Raudlatul Thalibin Leteh, Rembang, Kamis, 9 Januari 2020. (Foto: Tagar/Rendy Teguh Wibowo)

Rembang - Pengalaman tak mengenakkan dihadapan kalangan perbankkan pernah dirasakan KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. Ulama kyai kharismatik asal Rembang, Jawa Tengah, ini dianggap sebelah mata oleh pegawai bank ketika datang ke sebuah bank. 

Cerita tersebut disampaikan Gus Mus saat peresmian bank wakaf mikro (BWM) di pondok pesantren asuhannya, Raudlatul Thalibin Leteh, Rembang, Kamis 9 Januari 2020.  

"Saya itu pernah enggak diladeni, karena saya enggak pakai safari, saya diacuhkan. Padahal mereka mengatakan bahwa abdi masyarakat, tapi kok saya dicuekin," tutur dia.

Dari pengalaman itu Gus Mus merasakan bagaimana perasaan rakyat kecil ketika hendak pergi ke bank. Mereka yang yang seharusnya mendapatkan pelayanan yang sama ternyata dibedakan hanya karena melihat tampilan pakaian yang sederhana. 

Saya itu pernah enggak diladeni, karena saya enggak pakai safari, saya diacuhkan.

Sehingga tidak heran, lanjut dia, rakyat kecil seringkali mengalami krisis percaya diri ketika hendak menabung ke bank. Terlebih bagi pelaku usaha mikro dan kecil akan minder ketika hendak mengajukan kredit. Padahal semestinya bank bisa memberi manfaat ke seluruh elemen masyarakat, tidak hanya untuk mereka yang berpenampilan rapi atau kalangan atas. 

"Bank yang berfungsi untuk kepentingan membangun ekonomi. Itu yang disuruh menabung rakyat kecil dan yang memanfaatkan rakyat besar. Hal ini dikarenakan rakyat kecil tidak berani ke bank, melihat pakaian orang bank saja ketakutan," beber dia. 

Gus Mus punya harapan dengan BWM yang diinisiasi Otoritas Jasa Keuangan. Lembaga keuangan itu dapat beroperasi dan bermanfaat bagi masyarakat kecil yang membutuhkan. BWM juga diminta mampu memberikan pelayanan yang mudah kepada masyarakat tanpa memandang penampilan.

"Alhamdulillah ada OJK, saya bersyukur sekali. Terutama yang menamakan diri Bank Wakaf Mikro Bangkit Nusantara ini. Sampeyan (Anda) harus tahu ini untuk apa. Jangan sampai dikira ini menjadi bank baru," katanya. 

Gus Mus punya tips agar masyarakat kecil dan pedesaan maupun kalangan pesantren bisa tertarik datang ke BWM. Pegawai bank diminta berpenampilan menyesuaikan mayoritas nasabah yang akan disasar. Dan jika memang untuk rakyat kecil maka tidak perlu menerapkan aturan yang berbelit. 

"Pakaian sampeyan harus menyesuaikan dengan pakaian masyarakat kalian. Nasabah-nasabah sampeyan jangan sampai takut sama sampeyan, kalau perlu embel-embel tidak usah dipakai. Supaya mereka mudah, supaya rakyat kecil ini bisa menikmati tanpa ribet dengan birokrasi yang selama ini membikin mereka tersisihkan," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso saat meresmikan BWM Bangkit Nusantara menyebutkan, hingga akhir tahun 2019 OJK telah mendirikan sebanyak 56 BWM di seluruh Indonesia. Secara kumulatif, penerima manfaat sebanyak 25.631 nasabah dengan total pembiayaan mencapai Rp 33,92 miliar. 

Wimboh mengatakan bahwa OJK yang diamanatkan sebagai pengawas sektor jasa keuangan, keberadaannya harus juga memberikan manfaat bagi masyarakat melalui penyediaan akses keuangan sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat.

“OJK juga berkepentingan mendorong literasi dan inklusi serta membuka akses keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya masyarakat mikro," kata dia. 

Karena itu, OJK menginisiasi program BWM untuk memudahkan akses pembiayaan bagi UMKM, mulai dari usaha kecil yang ada di dalam maupun di sekitar pondok pesantren di Indonesia. 

Wimboh menambahkan BWM merupakan sinergi antara OJK, para donatur, Laznas, tokoh masyarakat, pimpinan pondok pesantren atau lembaga pendidikan tradisional. "BWM juga merupakan sarana bagi pondok pesantren mengoptimalkan peran dalam dakwah ekonomi dengan menyediakan pendampingan usaha bagi masyarakat kecil sekitarnya," ucapnya. [] 

Baca juga: 

Berita terkait
Percakapan Gus Mus-Alissa Wahid tentang RKUHP
Isi RKUHP memojokkan posisi perempuan korban perkosaan menjadi kegelisahan Alissa Wahid dan Gus Mus Ahmad Mustofa Bisri. Berikut percakapan mereka.
Gus Mus di Mata Para Sahabat dan Santri
Sejumlah tokoh datang menghadiri acara bertajuk "75 Tahun Gus Mus: Persembahan Sahabat dan Santri untuk Kiaiku".
Gus Mus: Saatnya Sastra Menjadi Panglima Perbaikan Bangsa
'Kini sudah saatnya perbaikan bangsa ini panglimanya adalah sastra. Ekonomi yang menjadi panglima sudah, namun terbukti ambruk.'
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.