Cara Menentukan Awal Ramadhan dan Idul Fitri Jika Hilal Tidak Terlihat

Hilal adalah bulan sabit baru yang dapat dilihat tepat ketika memasuki fase bulan baru. Dengan melihatnya, kita bisa menentukan awal Ramadhan.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

TAGAR.id, Jakarta - Penentuan awal Ramadhan dan Idul Fitri biasanya dilakukan oleh pemerintah melalui sidang isbat.

Penentuan awal bulan Ramadhan dan Syawal penting dilakukan guna mengetahui jadwal puasa dan Idul Fitri bagi umat muslim.

Dalam menentukan tanggal 1 Ramadhan dan 1 Syawal, kita bisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai Al Quran dan Hadits Nabi.

Metode apa saja yang dapat digunakan untuk menentukan awal Ramadhan dan Idul Fitri? Simak penjelasannya di bawah ini.

Dilansir dari situs remsi Kemenag Jabar, ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menentukan awal Ramadhan, yaitu melihat hilal ramadhan dan menggenapkan bulan Sya’ban menjadi 30 hari.

Hilal adalah bulan sabit baru yang dapat dilihat tepat ketika memasuki fase bulan baru. Dengan kata lain, hilal menjadi penanda pergantian bulan, sehingga dengan melihatnya kita bisa menentukan awal Ramadhan.

Secara agama, metode melihat hilal ini didasari oleh Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 185.

“Karena itu, barang siapa di antara kamu menyaksikan (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan tersebut.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Namun sebagai bulan sabit baru atau muda, bentuk hilal sangatlah tipis. Untuk melihatnya agak susah dengan mata telanjang, sehingga orang-orang biasanya memanfaatkan teropong atau teleskop.

Menurut sebagian besar ulama, awal Ramadhan dapat ditetapkan jika seorang yang soleh dan terpercaya telah melihat hilal.

Namun, untuk penetapan Idul Fitri, diperlukan minimal dua orang saksi yang melihat hilal syawal.

Lalu bagaimana jika kondisinya langit mendung dan hilal tidak dapat terlihat? Pada kasus ini, metode kedua dapat digunakan.

Para ulama berlandas pada hadits Nabi yang menganjurkan agar menggenapkan bulan Sya’ban menjadi 30 hari sebelum mulai berpuasa jika langit mendung.

“Apabila bulan telah masuk ke dua puluh sembilan malam (dari bulan Sya’ban), maka janganlah kalian berpuasa hingga melihat hilal. Dan apabila mendung, sempurnakanlah bulan Sya’ban menjadi tiga puluh hari.”

Itulah metode yang dapat digunakan untuk menentukan awal Ramadhan dan Idul Fitri. []



Baca Juga



Berita terkait
5 Ucapan untuk Menyambut Ramadhan, Cocok Dibagikan di Media Sosial dan Status WhatsApp
Memberikan ucapan kepada sesama umat Islam, menjadi salah satu cara sederhana untuk menyambut bulan penuh berkah.
4 Tradisi Unik Sambut Ramadhan di Indonesia, di Daerah Kamu Seperti Apa?
Tradisi menyambut Ramadhan di Indonesia dilakukan tidak hanya dengan maksud memperoleh kebaikan. Namun, juga sebagai bentuk mensucikan diri.
Mengenal Hidangan Khas Ramadhan dari 6 Negara
Tak berbeda dengan Indonesia, di negara lain juga ada makanan khas yang selalu disajikan selama Ramadhan untuk melengkapi buka puasa.
0
Opini: Tanda-tanda Alam PK Partai Demokrat dan Anas Urbaningrum
Tanda=tanda alam PK Partai Demokrat KLB hanya terpaut sebulan lebih dengan keluarnya Anas Urbaningrum dari pengasingan panjang. Opini Saiful Huda.