TAGAR.id, Jakarta - Masalah bopeng (scar) bekas jerawat kerap kali dikeluhkan oleh kebanyakan orang, termasuk kaum hawa. Ini karena masalah kulit tersebut bisa membuat rasa percaya diri menurun hingga merusak penampilan. Jika kondisi tersebut tidak segera diatasi bisa saja dapat mengganggu kesehatan kulit wajah.
"Biasanya seseorang yang mengalami bopeng ini, sebelumnya memiliki jerawat, tetapi tidak diobati atau mungkin diobati tetapi dengan cara yang salah. Bopeng ini sendiri ada dua tipe tergantung ada tidaknya kolagen. Pertama atrophic scar dan hypertrophic scar," kata Dokter Valentino Budi Satrio sekaligus influencer melalui channel YouTube resminya dr. Valentino, seperti yang dikutip Tagar, Kamis, 3 September 2020.
Atrophic Scar ini adalah kondisi di mana kulit kekurangan kolagen. Tipe scar tersebut biasanya sekitar 80 hingga 90 persen orang yang mengalami bopeng jenis ini. Sedangkan hypertrophic scar yaitu kondisi kelebihan kolagen.
"Atrophic Scar ini paling sering sekali terjadi dibanding hypertrophic scar yaitu sekitar 3:1. Di mana ada tiga tipe atau macam dari atrophic scar yaitu yang pertama ice pick scar. Ini angka kejadiannya sekitar 60 sampai dengan 70 persen orang yang mengalami scar ataupun bopeng," ucap dr. Valentino
Kemudian yang kedua boxcar scar. Tipe bopeng ini biasanya sekitar 20 sampai 30 persen orang yang mengalami permasalahan ini. "Ketiga rolling scar. Angka kejadiannya sekitar 15 sampai dengan 25 persen orang yang mengalami bopeng atau scar. Kira-kira bopeng atau scar mana yang kamu miliki sekarang," ujar dia.
Dari berbagai macam jenis bopeng ini, Anda tidak perlu khawatir lagi karena ada banyak sekali terapi atau treatment yang bisa dilakukan untuk menghilangkan scar.
1. Chemical Peeling
Treatment ini bisa Anda manfaatkan untuk menghilangkan bopeng bekas jerawat. Biasanya terapi jenis ini ada di setiap klinik estetika, sehingga Anda tidak perlu khawatir. "Chemical peeling yang bisa digunakan yaitu glycolic acid, salycilic acid, trichloroacetic Acid, pyruvic Acid dan dan peeling Jessner," ujar dr. Valentino.
2. Dermabrasi atau Mikrodermabrasi
Kata dr. Valentino, prinsip terapi ini hampir menyerupai chemical peeling. Jika chemical peeling menggunakan cara kimia, sedangkan mikrodermabrasi dengan memanfaatkan mechanical atau alat.
3. Laser Treatment
Terapi jenis ini biasanya ada di beberapa klinik perawatan kulit mulai dari non ablatif hingga ablatif. "Tidak semua scar atau bopeng bisa dilakukan dengan tindakan laser treatment," ucap dr. Valentino.
4. Punch Technique dan Dermal Grafting
Kedua tindakan ini, kata dr. Valentino dilakukan dengan cara pembedahan dan berkompetensi dalam menangani proses terapi ini.
5. Tissue Augmenting Agents
Prinsip dari jenis terapi ini yaitu menambah atau mengisi ruang di bawah scar atau bopeng. Treatment ini biasa dikenal dengan sebutan filler. "Terapi filler ini umumnya menggunakan bahan yaitu asam hialuronat." tuturnya.
6. Needling atau Microneedling
Terapi ini akrab dikenal dengan nama dermaroller. Di sejumlah klinik perawatan kulit ada yang menggunakan dermaroller konvensional dan ada juga yang memakai metode electrical. "Penelitian terbaru menyebutkan yang menggunakan electrical jauh memberikan hasil yang lebih baik," kata dr. Valentino.
7. Combined Therapy
Jenis treatment ini mengombinasikan beberapa jenis terapi berupa chemical peeling dengan menggunakan laser atau chemical peeling dengan menggunakan microneedling. "Jadi tergantung scar atau bopeng yang dialami oleh kamu," tutur dr. Valentino.
Dokter Valentino menyampaikan dari berbagai treatment di atas, ternyata tidak bisa dilakukan pada semua jenis bopeng. Contohnya, laser treatment yang ablatif bisa dilakukan pada ketiga jenis scar. Tetapi untuk laser yang non ablatif hanya bisa dilakukan ke tipe scar rolling dan juga boxcar.
Kemudian terapi lain seperti needling atau lebih dikenal dengan dermaroller bisa dilakukan ke tipe scar rolling dan boxcar dan chemical peeling, khususnya untuk cairan TCA hanya bisa dilakukan ke tipe scar ice pick dan boxcar. "Kemudian untuk terapi filler, itu hanya bisa dilakukan ke tipe scar rolling," tutur dr. Valentino. []
Baca juga: