Pasaman — Menyikapi fenomena calon tunggal perhelatan Pilkada 2020 di Kabupaten Pasaman disayangkan sejumlah akademisi Sumatera Barat. Minimnya kader yang berani bersaing melawan kandidat Benny Utama-Sabar AS diduga terjadi atas sederet sebab.
Informasi yang dirangkum Tagar, foto Pasangan Calon Benny Utama - Sabar AS akan berada di sisi kanan kolom kosong pada surat suara Pilkada 2020 mendatang. Penetapan itu digelar KPU Pasaman di Hotel Amaris, Kamis 24 September 2020 lalu.
Bisa dikatakan partai lain memang tidak punya kader sama sekali.
Pakar Kepemiluan Universitas Andalas, Khairul Fahmi menyebut regulasi sudah mengatur secara rinci jika terdapat kemungkinan hanya ada satu pasangan calon.
Dijelaskan Fahmi, jika hanya satu pasangan calon yang mendaftar maka batas waktu pendaftaran harus diperpanjang. Jika tidak ada juga yang mendaftar maka pilkada tetap dilanjutkan dengan hanya satu pasangan calon itu.
“Nanti masyarakat bisa memilih kolom kosong atau calon tunggal ini,” katanya, Jumat, 2 Oktober 2020.
Menurut Fahmi, terdapat dua kemungkinan yang bisa diduga munculnya calon tunggal dalam pemilihan kepala daerah.
Pertama, ada persekongkolan elit partai politik untuk berkoalisi secara gemuk. Gabungan partai politik membentuk poros besar dalam satu kubu, sehingga tidak ada lagi kandidat yang bisa maju sebagai calon pesaing.
“Jika ini kemungkinannya, maka bisa dikatakan preseden buruk dalam demokrasi, walaupun sejatinya secara aturan itu sah-sah saja,” katanya.
Baca juga: Pilkada 2020 Pasaman: Benny - Sabar di Kanan Kolom Kosong
Kedua, keberadaan calon tunggal dalam pemilihan bisa jadi karena memang terbatasnya kandidat yang potensial. Sehingga tidak ada yang berani untuk tampil menjadi calon pemimpin melawan kandidat tertentu.
“Kalau ini, maka menjadi pelerjaan rumah bagi seluruh elemen masyarakat, baik itu penyelenggara pemilu, pemerintahan, partai politik maupun ormas dan kaum intelektual. Harus ada kaderisasi calon pemimpin sedari dini agar tidak terulang di kemudian hari,” tutupnya.
Pendapat senada disampaikan Andri Rusta, dosen Ilmu Politik FISIP Unand. Menurutnya, ada tiga sebab yang mendasari calon tunggal di Pilkada Pasaman tahun 2020.
“Pertama, partai politik telah gagal melakukan kaderisasi. Tentunya selain Partai Golkar yang mengkader Benny dan Partai Demokrat yang mengkader Sabar AS. Bisa dikatakan partai lain memang tidak punya kader sama sekali,” katanya.
Kemungkinan kedua, jika tidak mau disebut tidak punya kader, maka bisa jadi calon tunggal lahir atas dasar ketakutan partai politik untuk berkompetisi.
“Ini sejalan dengan kemungkinan ketiga, yaitu gagalnya regenerasi politik di masyarakat. Faktanya, Kabupaten Pasaman sangat minim ketokohan dalam 15 tahun terakhir. Sudah hampir 4 periode kepemimpinan, cuma milik 2 orang saja. Yusuf Lubis lalu Benny Utama, balik ke Yusuf Lubis, kini Benny Utama calon tunggal Pilkada tahun ini,” katanya.[]