Bus Pembawa Pasien Corona di Ukraina Diamuk Massa

Ratusan pengunjuk rasa di sebuah kota di Ukraina menyerang bus-bus yang mengangkut para pasien virus corona dari China.
Para pengunjuk rasa melemparkan bus yang membawa pasien virus corona menuju rumah sakit di Novi Sanzhary, di wilayah Poltava tengah, Ukraina. (Foto: Reuters|BBC News).

Jakarta - Ratusan pengunjuk rasa di sebuah kota di Ukraina menyerang bus-bus yang mengangkut para pasien virus corona (COVID-19) dari China. Bus ini hendak menuju rumah sakit di Novi Sanzhary, di wilayah Poltava tengah, Ukraina. Mereka akan dikarantina selama 14 hari sesuai produser internasional.

Seperti diberitakan dari BBC News, Jumat, 21 Februari 2020, sebanyak 45 warga Ukraina dan 27 warga negara asing yang diduga terinfeksi virus corona diterbangkan dari Wuhan, Provinsi Hubei, China ke Kharkiv di Ukraina timur. Enam bus kemudian membawa mereka ke rumah sakit di Novi Sanzhary.

Mereka dihadang para demonstran yang menyalakan api unggun dan melempar batu ke arah bus. Sejumlah angkutan lapis baja dikerahkan untuk menjaga para pengunjuk rasa di kota kecil itu. Polisi dan penjaga nasional berhasil membuka blokir jalan ke gedung tempat para pengungsi akan menghabis masa karantina 14 hari.

Perdana Menteri Oleksiy Honcharuk, Menteri Kesehatan Zoryana Skaletska dan Menteri Dalam Negeri, Arsen Avakov menuju ke Kharkiv untuk mencoba meredam ketegangan. Para pemimpin negeri itu bergabung dengan pasien yang dikarantina untuk menunjukkan solidaritas dengan para pengungsi.

Demo virus corona di UkrainaPolisi dengan memakai tameng berusaha menghalau para demontrans yang menyerang bus pembawa pasien virus corona menuju rumah sakit di Novi Sanzhary, di wilayah Poltava tengah, Ukraina. (Foto: Reuters|BBC News).

Menkes Skalestska akan menyebarluaskan pertemuan dengan para pasien melalui aplikasi Skype. "Saya harap kehadiran di sana akan memberikan ketenangan kepada pasien yang karantina di Novi Sanzhary serta seluruh warga Ukraina," tulisnya dalam postingan di laman Facebook dalam bahasa Ukraina.

Dalam rekaman video milik media lokal, Menteri Dalam Negeri Avakov terlihat membujuk para demontrans. Menteri Avakov berkata,"Kami tidak berbicara tentang orang-orang yang terinfeksi, kami berbicara tentang orang sehat." Satu orang kemudian menjawab,"Sejauh ini."

Presiden Ukraina Volodymyr mendesak para pendemo untuk menunjukkan rasa empati kepada pasien yang terinfeksi virus corona. Layanan Keamanan Ukraina (SBU) mensinyalir beredar email palsu yang mengklaim berasal dari Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa beberapa pasien dari China telah terjangkit virus tersebut. Pihak SBU akan segera melakukan penyelidikan atas beredarnya berita hoaks tersebut. Sejauh ini belum ada kasus virus corona yang terkonfirmasi di Ukraina. []

Baca Juga:

Berita terkait
Maskapai Jeblok Rp 441,2 Triiliun Imbas Virus Corona
IATA menyatakan maskapai global berpotensi kehilangan pendapatan 30 miliar dolar AS tahun ini karena imbas wabah virus corona.
China Akui Butuh Dukungan Global Atasi Virus Corona
China telah melakukan upaya besar dalam mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19 yang lebih luas.
Laporan WHO Tentang Kasus Global Virus Corona Baru
Laporan Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) menyebutkan risiko penyebarna virus corona di China sangat tinggi, regional tinggi dan global juga tinggi
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)