China Akui Butuh Dukungan Global Atasi Virus Corona

China telah melakukan upaya besar dalam mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19 yang lebih luas.
Presiden Tiongkok Xi Jinping pusat pemantauan penyebaran virus corona dan berbicara dengan staf medis melalui tautan video di Rumah Sakit Ditan Beijing, di Beijing, 10 Februari 2020. (Foto: Xinhua|chinadaily.com.cn).

Jakarta - China telah melakukan upaya besar dalam mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19 yang lebih luas. Menurut Presiden Xi Jinping, Tiongkok akan terus menjalin kerja sama dengan negara-negara lain secara transparan dalam memerangi penyakit yang mematikan itu.

Presiden Xi melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron. Dalam percakapan dengan Johnson, Xi mengatakan dukungan yang diberikan Inggris menunjukkan eratnya persahabatan antara kedua negara.

Seperti diberitakan dari chinadaily.com.cn, Rabu, 19 Februari 2020, sejak awal wabah virus corona merebak, keselamatan dan kesehatan masyarakat menjadi prioritas utama pemerintah Tiongkok. "Pemerintah telah mengambil langkah-langkah paling ketat untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit," kata Xi, sembari menambahkan bahwa kemajuan positif telah terlihat.

China dan Inggris ingin melakukan upaya bersama untuk mempertahankan multilateralisme dan perdagangan bebas. 

Memperhatikan bahwa pencegahan dan pengendalian penyakit telah mencapai masa krisis, Xi mengatakan China akan terus memerangi wabah dengan langkah-langkah yang kuat. Pada saat yang sama berupaya untuk mengurangi dampak virus corona. "Dengan pasar domestik yang besar dan industri yang kuat, China yakin dapat mencapai target pembangunan ekonomi dan sosial tahun ini, terutama tugas utama mengurangi kemiskinan dan membangun masyarakat yang cukup makmur dalam segala hal," katanya.

Pedagang Sayur di ChinaInflasi di China pada Januari tercatat 5,4 persen, naik dari Desember 4,9 persen. Kenaikan itu selain dipicu oleh melonjaknya harga pada tahun baru Imlek juga karena dampak virus corona. (Foto: Arab News|AFP).

China dan Inggris adalah anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Menurut Xi, kedua negara harus bersama-sama memikul tanggungjawab yang lebih besar ditengah meningkatnya tantangan global. "China ingin melakukan upaya bersama dengan Inggris untuk mempertahankan multilateralisme dan perdagangan bebas serta meningkatnya komunikasi tentang isu-isu global dan terutama regional," tuturnya. Tiongkok ingin melakukan upaya bersama dengan Inggris untuk mempertahankan multilateralisme dan perdagangan bebas serta meningkatkan komunikasi tentang isu-isu global dan terutama regional.

Johnson sangat memuji langkah-langkah China untuk mencegah dan mengendalikan penyakit, berbagi informasi dengan komunitas internasional tepat waktu serta berupaya menghentikan penyebaran penyakit secara global. Ia menyatakan kekagumannya atas kinerja Tiongkok yang efisien dalam memerangi wabah. "Kami akan terus memberikan dukungan dan bantuan," tuturnya.

Johnson merasa yakin orang-orang China di bawah kepemimpinan Xi, akan memperoleh kemenangan dalam perang melawanvirus dan meminimalisir dampak terhadap perekonomian nasional. "Kami menyambut baik investasi perusahaan-perusahaan Tiongkok. Kami juga ingin meningkatkan kerja sama di bawah kerangka kerja Belt and Road," ucapnya.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Perlukah Orang Sehat Pakai Masker Cegah Virus Corona
Untuk mencegah terluar virus corona orang berlomba-lomba memborong masker dan memakainya. Lantas, apakah orang sehat perlu juga memakai masker?
Korban Meninggal Virus Corona Naik Lagi, Sudah 2.004
Berdasarkan data Rabu, 19 Februari 2020, jumlah korban meninggal akibat virus corona di China telah melebih angka 2.000 orang.
Apple Tidak Bisa Penuhi Target Akibat Virus Corona
pple menyatakan tidak dapat memenuhi target pendapatan pada kuartal Maret 2020 akibat virus corona. Wabah virus ini memperlambat produksi iPhone
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja