Surabaya - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur memusnahkan 5,3 kilogram sabu, beserta prekusor cair digunakan para pelaku untuk membuat barang haram tersebut. Dari pemusnahan ini, setidaknya ada empat orang yang ditangkap, dari dua tempat yang berbeda.
Kepala BNNP Jatim Brigadir Jenderal Bambang Priyambada mengatakan sabu dimusnahkan ini merupakan hasil tangkapan dari pesepakbola Jawa Timur, yakni Kiper PS Hizbul Wathan (PSHW) M Choirun Nasirin.
Ternyata Nasirin menemui seseorang yang datang menggunakan mobil MPV bernomor polisi H 9314 AW.
"Jadi barang yang kami musnahkan ini dari kiper PSHW Choirun Nasirin dan tiga pelaku lainnya yakni Dedi A Manik, Novin Ardian, dan Eko Susan Indarto," ujar Bambang saat jumpa pers di kantor BNNP Jawa Timur, Selasa, 14 Juli 2020.
Nasirin diduga sering bertransaksi di daerah Sidoarjo dan sekitarnya. Pada Minggu 17 Mei lalu, pukul 12.20 WIB, petugas BNNP Jatim mengintainya, karena menuju Hotel di kawasan Sedati, Sidoarjo.
Ternyata Nasirin menemui seseorang yang datang menggunakan mobil MPV bernomor polisi H 9314 AW. Tak lama berselang datang seseorang yang kemudian bergabung dalam kamar 130.
Petugas kemudian mengamankan tersangka serta barang bukti. Lalu menginterogasi dan menggeledah kamar hotel. Dari hasil profilling terhadap Nasirin, narkotika diperoleh dari Dedi Manik, yang juga mendapatkan sabu dari bosnya yang berada di Malaysia.
Dari penggeledahan tersebut, diperoleh barang bukti jenis methapetamine sebanyak 5.319 gram. Hasil interogasi dan jejak digital para tersangka terungkap fakta adanya clandestine laboratory di wilayah Mijen, Semarang.
Selanjutnya para tersangka dibawa menuju Mijen. Di lokasi klaster Graha Taman Pelangi C3 nomor 3, BNNP Jatim mengungkap praktik clandestine laboratory dengan sisa prekusor narkotika jenis HCL dan asetone serta perlatan produkasi lainnya.
Atas kejadian ini, Bambang mengatakan, tersangka diancam dengan Pasal 112 ayat (2) sub pasal 113 ayat (2) sub Pasal 114 ayat 2 sub pasal 129 huruf (a) Yo Pasal 132 ayat (1) UU Nomor 35 tahun 2009.
"Kami akan terus berupaya menekan peredaran narkoba di Jatim. Apalagi peredaran narkoba sudah menyasar semua usia dan dari latar belakang apapun," ujar Bambang. []