Begini Cara Polisi Menangani Klitih di Yogyakarta

Aksi klitih atau kejahatan anak muda di Yogyakarta sudah meresahkan. Warga kawatir dan tidak nyaman keluar malam. Polisi punya cara mengatasinya.
Kabid Humas Polda DIY Komisaris Besar Polisi Yuliyanto saat memberikan keterangan kepada wartawan (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah)

Yogyakarta - Aksi klitih atau kejahatan jalanan dengan pelaku anak muda terus bermunculan di Yogyakarta. Warga Yogyakarta menyebut fenomena sosial ini sudah dalam kondisi darurat. Mengingat klitih mayoritas dilakukan oleh remaja atau usia sekolah.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Komisaris Besar Polisi Yuliyanto mengatakan cara mencegah kejahatan klitih yang tepat yaitu dengan tidak melakukan kejahatan. Dengan kata lain mencegah klitih dengan tidak membawa senjata tajam di jalanan sambil berkeliaran. Karena itu keliru.

Yuliyanto mengatakan membawa senjata tajam untuk hal negatif sendiri sudah melanggar aturan. Polisi akan bertindak tegas dengan menangkap dan memproses hukum sesuai aturan yang berlaku. Sebagian orang mengartikan membasmi aksi klitih itu dengan cara memeranginya dengan hal yang sama (kekerasan). Padahal dia bisa saja yang jadi korban juga jadi pelaku.

Lalu bagaimana cara yang tepat? Menurut Yuliyanto, kalau dia seorang pelajar, seharusnya dia bisa memberi contoh supaya teman-temannya tidak membuat kejahatan di jalanan. Kalau dia membawa senjata tajam dengan alasan karena takut dianiaya orang lain, maka akan beda ceritanya.

"Kalau dia takut ya tentunya harus bisa menjaga diri. Ajak temannya tidak berbuat kejahatan itu (klitih) artinya sesuai porsi dia sebagai apa saat ini," kata Yuliyanto di Yogyakarta, Senin 13 Januari 2020.

Menurut dia polisi dalam mencegah kejahatan tentu punya peran masing-masing. Akan berbeda penangannya yang pasti tidak menggunakan perannya orang lain.

Ketika disinggung mengapa masih marak klitih walaupun sudah banyak pelaku yang ditangkap? Apakah menjatuhkan hukuman kepada pelaku klitih yang jadi penyebab mereka masih melakukan atau faktor lain?

Kombes Pol Yuliyanto mengatakan hal itu harus diteliti dengan baik. "Saya ndak tahu apakah kalangan akademis yang melakukan penelitian fenomena ini atau tidak. Kalau polisi melakukan pendataan itu betul tetapi kan tidak sampai dengan akar-akarnya," ucapnya.

Menurut dia kenakalan remaja pada dasarnya juga merupakan permasalahan sosial, bukan hanya masalah kriminal saja. Memang betul polisi melakukan penegakan hukum, terapi masalahnya bukan berhenti kepada penegakan hukum saja.

Tetapi sekali lagi, itu tidak bisa hanya polisi saja yang melakukan (mengatasi kenakalan remaja) harus dengan pihak lain juga.

Kenakalan remaja bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Bagaimana mereka bergaul, bagaimana mereka sekolah bagaimana mereka dengan keluarganya. Permasalahan itu (kenakalan remaja) tidak bisa ditangani institusi polisi saja. "Tentu semua pihak juga mempunyai tanggung jawab. Orang tua bahkan juga lingkungan," katanya.

Ketika mereka melakukan kejahatan, polisi betul harus melakukan penegakan hukum, itulah peran polisi bisa berjalan. Di lingkup sekolah, ada yang namanya wakil kepala sekolah bidang kesiswaan yang bisa menjawab tentang banyaknya anak-anak sekolah yang nakal.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Yuliyanto menyebut pihak kepolisian juga bekerja sama dengan dinas pendidikan. "Kita lakukan MoU dengan dinas pendidikan seperti ada polisi yang bertugas di sekolah. Satu sekolah dua polisi. Tetapi sekali lagi, itu tidak bisa hanya polisi saja yang melakukan (mengatasi kenakalan remaja) harus dengan pihak lain juga," katanya.

Dalam waktu hampir bersamaan (aksi klitih) seakan tidak ada kapoknya pelaku klitih. Sampai saat ini masih ada saja yang ditangkap oleh pihak kepolisian. 

Ada yang berdalih bawa senjata tajam sebagai jaga-jaga, ada yang berdalih karena ingin balas dendam dengan kelompok lain sampai dengan ingin berburu klitih. Itu yang membuat akhir-akhir ini sudah menjadi sangat darurat.

Aksi klitih yang marak terjadi ini membuat warga Yogyakarta kawatir atas teror di jalan ini. Aksi barbar jalanan ini membuat khawatir orang tua yang memiliki anak maupun masyarakat yang beraktivitas pada malam hari. Berdasarkan kasus yang sudah terjadi, setidaknya mengakibatkan korban luka bahkan sampai ada yang meninggal dunia.

"Kami juga mendorong stakeholder yang berkepentingan ikut mencoba memecahkan permasalahan ini. Semuanya sama-sama bekerja demi Yogyakarta," ucap Yuliyanto. []

Baca Juga:

Berita terkait
Saran Sri Sultan HB X Mengatasi Klitih di Yogyakarta
Klitih semakin meresahkan warga Yogyakarta. Sultan memberi saran agar dialog dengan keluarga diutamakan dalam mengantisipasi klitih.
Keinginan Warga Yogyakarta tentang Klitih
Warga Yogakarta mayoritas menyebut klitih sudah meresahkan dan membuat tidak nyaman. Salah satu keinginan warga, polisi semakin intensif patroli.
Terduga Klitih Pernah Merusak Mobil Polsek di Jogja
Inisial DK, satu dari 10 pelaku yang diduga akan melakukan aksi klitih, ternyata pernah merusak mobil Polsek. Saat itu DK diberi diversi usia anak.