Kuala Lumpur - Koran tertua yang telah menemani pembacanya lebih dari 80 tahun, Utusan Malaysia tutup. Koran berbahasa Melayu ini mengungkapkan alasan tidak terbit lagi, lantaran jumlah pembaca yang terus turun dan perolehan iklan yang semakin tergerus.
Utusan Malaysia sudah bertahun-tahun mengalami kesulitan keuangan. Seperti diberitakan Channel News Asia, Kamis, 10 Oktober 2019, lebih dari 800 karyawan akan kehilangan pekerjaan. Koran ini didirikan pada masa kolonial Inggris pada tahun 1939 oleh Yusof Ishak. Yusof kemudian terpilih menjadi presiden pertama Singapura.
Dewan Eksekutif Utusan Malaysia pada Senin, 7 Oktober 2019, telah sepakat untuk melikuidasi secara suka rela karena tidak bisa menggaji karyawan lagi dan membayar utang. "langkah ini harus diambil karena perusahaan tidak bisa lagi melanjutkan bisnis media ini," kata Abdul Aziz Sheikh Fadzir, Kepala Eksekutif Utusan Malaysia, Abdul Aziz Sheikh Fadzir dalam memo kepada karyawan, Rabu, 9 Oktober 2019, yang diterima Reuters. Seluruh karyawan akan diberhentikan hingga tenggat tanggal 30 Oktober, seperti dalam memo itu.
Mohamad Taufek Abdul Razak, Pemimpin Redaksi Utusan Malaysia membenarkan keaslian memo dari dewan eksekutif. Kata Mohamad Taufek, manajemen belum pernah sebelumnya rencana penutupan koran. Pengumuman itu dilakukan secara mendadak di depan karyawan. "Manajemen hanya akan menjawab pertanyaan seputar pemutusan hubungan kerja, gaji yang tertunda, dan kompensasi pada 30 Oktober," ucapnya.
Koran Utusan Malaysia memainkan peranan penting kelahiran partai UMNO (Organisasi Nasional Melayu Bersatu) pada tahun 1946. UMNO yang memegang kendali pemerintahan selama lebih dari enam dekade sejak Kemerdekaan Malaysia, menjadi pemegang saham pengendali Utusan Malaysia pada Agustus 1957.
Pada tahun 1994, Utusan Malaysia mencatatkan sahamnya di Bursa Saham Kuala Lumpur (Kuala Lumpur Stock Exchange). Tiras langsung melonjak setelah koran ini melantai di bursa dan mencapai puncaknya dengan terjual 350 ribu eksemplar sehari. Namun beberapa tahun kemduan, Utusan Malaysia mengalami penurunan sirkulasi dan pendapatan yang tajam dan diperparah lagi dengan berakhirnya kekuasaan UMNO pada Mei 2018.
Koran ini kehilangan pembaca karena sering menulis artikel berbau rasis sehingga dituduh memicu sentimen RAS. Seperti diketahui, 60 persen populasi Malaysia merupakan orang Malaysia, sisanya etnis China dan India. Pada Agustus 2018, harga koran Utusan Malaysia terpaksa dinaikan agar kas perusahaan bisa terjaga. Di bulan itu juga, saham Utusan Malaysia dihapus dari pencatatan saham (delisting) Bursa Saham Malaysia.
- Baca Juga: Koran Cina Peringatkan Trump Jika Buat Masalah
- Anwar Ibrahim Jadi Perdana Menteri Malaysia pada 2020