Ambon - Seorang warga desa di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, mencabuli anak tirinya yang masih di bawah umur. Pria 30 tahun ini, melakukan tindakan asusila saat tidur bersama dalam satu ranjang.
Hal tersebut diungkapkan majelis hakim Pengadilan Negeri Ambon saat membaca hal-hal yang memberatkan terdakwa WA dalam sidang putusan kasus tersebut, Rabu 3 Juli 2019.
Hakim kemudian menjatuhkan vonis terhadap terdakwa WA hukuman pidana penjara selama delapan tahun dan membayar denda Rp 80 juta subsider enam bulan kurungan.
"Terdakwa WA terbukti melanggar Pasal 82 Ayat (1) UU RI No 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU RI No. 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak," kata Ketua Majelis Hakim Amaye Yambeyapdi, didampingi dua hakim anggota Christina Tetelepta dan RA Didi Ismiatun.
Majelis hakim juga menetapkan barang bukti berupa satu celana leging warna biru, satu baju kaus lengan pendek dengan gambar dasi di bagian depan.
Terhadap putusan ini, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Ambon Chaterina Lesbata maupun penasehat hukum terdakwa, Alfred V Tutupary, menyatakan pikir-pikir untuk mengambil upaya hukum lanjutan.
Hukuman yang dijatuhkan majelis hakim lebih tinggi satu tahun dari tuntutan JPU, yakni tujuh tahun kurungan penjara.
"Memberikan batas waktu selama tujuh hari kepada ke dua pihak untuk segara menyatakan sikapnya. Apakah menerima putusan atau banding," ujar Ketua Majelis Hakim Amaye.
Kasus pencabulan ini terjadi tahun 2018. Awalnya korban tidur di rumah bersama ibu kandungnya dan terdakwa. Saat tidur, terdakwa bertindak cabul terhadap korban.
Ibu korban yang terbangun dan mengetahui suaminya bertindak cabul, keesokan harinya membuat laporan ke Polsek Salahutu.[]
Baca juga:
