Asap Makin Parah, GAMKI Riau Bagikan 15.000 Masker

Prihatin dengan kabut asap yang semakin membahayakan, GAMKI Provinsi Riau turun ke jalan membagikan masker kepada masyarakat.
Seorang kader GAMKI membagi masker kepada penumpang mobil ambulans yang lewat. (Foto: Dok. GAMKI)

Pekanbaru - Prihatin dengan kabut asap yang semakin membahayakan, ratusan kader Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Provinsi Riau turun ke jalan membagikan masker kepada masyarakat.

Aksi ini dilakukan sebagai respon semakin buruknya kualitas udara dalam beberapa pekan terakhir di wilayah Riau akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

"Semakin hari semakin parah. Kita pending dulu kritik sana-sini. Kita prioritas bagikan masker ke masyarakat agar tidak terpapar penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Sebanyak 15.000 masker kita turunkan untuk dibagikan kader GAMKI di Kota Pekanbaru, Dumai, Bengkalis, dan Kampar. Masih banyak yang sepele dengan kabut asap," kata Sekretaris DPD GAMKI Provinsi Riau, Herikawi Hutasoit, Jumat, 13 September 2019, sore, mengutip siaran pers GAMKI yang diterima Tagar.

GAMKISeorang kader GAMKI membagi masker kepada seorang pengemudi motor. (Foto: Dok. GAMKI)

Menurutnya, GAMKI sebagai organisasi kemasyarakatan kepemudaan (OKP) memilih untuk membantu masyarakat agar tidak terpapar penyakit ISPA apalagi melihat sudah mulai berjatuhan korban akibat asap.

"Korban sudah mulai berjatuhan, saatnya kita saling membantu dulu," kata Heri.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua GAMKI Riau, Sefianus Zai, menyatakan, selain membagikan masker, pihaknya juga mensosialisasikan himbauan kepada masyarakat.

"Pertama dan paling utama, kita imbau masyarakat agar jangan keluar rumah tanpa memakai masker. Sebab, meski sekolah telah diliburkan, banyak kita lihat anak-anak justru bermain dan berkeliaran di jalan tanpa masker," kata Zai.

Kedua, lanjutnya, pihaknya mengimbau agar jangan melakukan pembakaran lahan. Menurutnya, kampanye 'Stop Bakar Lahan' harus selalu dilakukan mengingat masih banyak warga belum sadar lingkungan dan sadar hukum.

"Ketiga, GAMKI mengajak masyarakat memberikan doa dan dukungan kepada TNI-Polri dan jajaran lainnya dalam memadamkan api. Kita berharap tidak ada lagi pejuang pemadam kebakaran dari TNI-Polri yang jadi korban," ujar Zai.

Terakhir, katanya, GAMKI mengajak masyarakat dan elemen lainnya sepakat harus sama-sama menangkal hoaks dan provokasi di tengah bencana.

"Pemprov Riau kurang mensosialisasikan penyebab asap ini. Di mana, titik api terbanyak itu justru di Sumatera Selatan dan Jambi. Kabut Asap berakumulasi di Riau ini lantaran dibawa angin Utara-Selatan. Karena tak diinformasikan dengan baik, maka banyak narasi hoaks dan provokasi beredar. Perencanaan Pemerintah Provinsi Riau juga belum matang untuk menghadapi musim kemarau," tuturnya.

Sementara itu, melalui siaran persnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta kepada masyarakat untuk terus mewaspadai sebaran asap akibat dari Karhutla di wilayah Indonesia khususnya Sumatera dan Kalimantan.

Berdasarkan hasil pemantauan citra Satelit Himawari-8 dan analisis Geohotspot BMKG, akumulasi jumlah titik panas tanggal 12 September 2019 yang dirilis tanggal 13 September 2019 dengan frekuensi > 1, di wilayah Sumatera terpantau 1.231 titik, di Kalimantan terpantau 1.865 titik, di Semenanjung Malaysia 412 titik, serta di Serawak- Sabah 216 titik panas. 

Hasil pemantauan kondisi kualitas udara wilayah karhutla yang dilakukan BMKG, titik pemantauan partikel pencemar udara ukuran 10 mikron (PM10) di wilayah Kota Pekanbaru, Sumatera dalam kategori berbahaya yang menyentuh angka hingga mencapai 404,71 µg/m3 pada jam 12 siang, Jumat, 13 September 2019.

GAMKIFoto: Dok. GAMKI

Sedangkan di wilayah Pontianak, Kalimantan Barat, dikategorikan dalam kondisi sedang dengan besaran konsentrasi 95,89 µg/m3 pada saat yang sama.

Pada tanggal 13 September 2019 jam 08.00 WIB mulai terdeteksi adanya sebaran asap yang memasuki wilayah Semenanjung Malaysia dan wilayah Serawak.

Kondisi ini dimungkinkan karena adanya angin yang bertiup dari arah Tenggara menuju ke Barat Laut. BMKG terus melakukan pemantauan sebaran asap setiap jam.

Akibat asap ini, sejumlah sekolah dan lembaga pendidikan telah meliburkan para siswa dari aktivitas belajar mengajar. Tak hanya itu, beberapa warga juga sudah mengungsikan anggota keluarga ke  Sumatera Barat. []

Berita terkait
Foto: Kabut Asap Bikin Pekanbaru Tidak Terlihat
Kondisi kabut asap di Pekanbaru telah masuk ke dalam level berbahaya. Sebagian wilayah hampir tidak telihat akibat asap ini.
Kabut Asap Penuhi Pekanbaru, Lakukan Lima Tips Ini
Jika Jakarta diselimuti polusi akibat kendaraan bermotor dan kemarau panjang, lain lagi dengan Pekanbaru yang sedang diserang kabut asap.
Kabut Asap dari Sumsel dan Jambi Serang Sumbar
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Jambi dan Sumatera Selatan mulai dirasakan warga Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar.
0
Massa SPK Minta Anies dan Bank DKI Diperiksa Soal Formula E
Mereka menggelar aksi teaterikal dengan menyeret pelaku korupsi bertopeng tikus dan difasilitasi karpet merah didepan KPK.