Kabut Asap dari Sumsel dan Jambi Serang Sumbar

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Jambi dan Sumatera Selatan mulai dirasakan warga Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar.
Kabut asap mulai berdampak pada sejumlah kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar. (Foto: Tagar/Teddy Setiawan)

Pesisir Selatan - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Jambi dan Sumatera Selatan mulai dirasakan warga Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar.

Camat Bayang Utara, Ronal Bernando mengungkapkan kabut asap mulai terasa sejak empat hari terakhir, meski belum mengganggu jarak pandang.

"Kabut kini mulai terlihat di sekitar kawasan perbukitan. Biasanya tidak seperti itu," ungkapnya, di Painan, Jumat 23 Agustus 2019.

Sebulan terakhir, karhutla terjadi di Jambi dan Sumatera Selatan. Dari pantauan satelit, terdapat 260 titik api yang membakar lahan gambut.

Secara keseluruhan, luasan hutan yang terbakar mencapai 3.000 hektare. Taman Kanak-Kanak dan sejumlah Sekolah Dasar di kedua provinsi itu mulai diliburkan.

Angin itu yang membawa debu polutan hasil karhutla. Apalagi mulai Agustus, Sumbar memasuki fase kering ke dua

Kendati demikian, lanjut Ronal, pihaknya sejauh ini masih sebatas berkoordinasi dengan Puskesmas setempat.

Sebagai antisipasi, Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) itu kini telah menyiapkan masker untuk dibagikan secara gratis pada masyarakat.

"Persediaannya banyak. Tapi sampai saat ini belum ada keluhan gangguan pernafasan dari masyarakat," terangnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Jumsu Trisno menyampaikan Pessel saat ini belum bisa melakukan pengujian kualitas udara karena tak punya alat.

Selama ini, pengujian kualitas udara bergantung dari kegiatan tahunan yang dilakukan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Namun berdasarkan pengecekkan yang telah dilakukan Pemerintah Kota Padang terkait dampak karhutla di Jambi dan Sumatera Selatan, kualitas udara di Sumbar masih di ambang batas baik.

"Memang sudah terdampak, tapi belum membahayakan bagi kesehatan masyarakat," sebutnya.

Terkait alat pengujian, dinas telah mengusulkan untuk pengadaan alat sehingga tidak lagi bergantung pada daerah lain. Dia berharap usulan terealisasi pada APBD 2020.

Berdasarkan pengamatan BMKG, kabut asap akibat karhutla di Jambi dan Sumatera Selatan, kualitas udara Sumbar mulai menurun. Asap terbawa karena embusan angin Tenggara.

"Angin itu yang membawa debu polutan hasil karhutla. Apalagi mulai Agustus, Sumbar memasuki fase kering ke dua," terang Kepala BMKG Stasiun Pemantau Atmosfer Global Kototabang Wan Dayantolis. []

Berita terkait
Merapi Bukan Hujan Abu, Tapi Kabut Radiasi
Warga sekitar lereng Gunung Merapi bertanya-tanya adanya fenomena alam yang terjadi pada Rabu 14 Agustus 2019 pagi.
BMKG: Kabut Asap di Aceh Mulai Hilang
BMKG Sultan Iskandar Muda merilis laporan, kabut asap di Aceh beberapa hari lalu, kini mulai hilang.
Selain Amazon, Ini 4 Kebakaran Hutan Terbesar di Dunia
Api menjilat hutan Amazon dari 7 hari terakhir. Selain hutan hujan terbesar itu, 4 kebakaran hutan terbesar sepanjang sejarah juga pernah terjadi.