Apa itu Attention Deficit Hyperactivity Disorder

Gangguan ini banyak terjadi pada usia anak-anak yang dapat berlanjut ke usia remaja, hingga dewasa.
Ilustrasi. (Foto; Tagar/Ist)

TAGAR.id, Jakarta - Pernahkan anda mendengar istilah gangguan yang terjadi pada anak-anak yaitu  Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD? Mungkin banyak orangtua yang seringkali salah dalam memahami ADHD.

Menurut Baihaqi dan Sugiarmin (2006) ADHD Attention Deficit hyperactivity Disorder (Attention=Perhatian, Deficit=berkurang, hyperactivity=hiperaktif, Disorder=gangguan) diartikan sebagai gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif

Jadi, ADHD merupakan seorang yang mempunyai kesulitan dalam memusatkan perhatian, mengontrol perilaku, dan hiperaktivasi. Gangguan ini banyak terjadi pada usia anak-anak yang dapat berlanjut ke usia remaja, hingga dewasa. Pada anak-anak sendiri biasa terlihat dari usia sekolah.

Berikut diagnosa ADHD menurut Menurut DSM-IV

  • Penanganan pola persisten mengenai atensi dan/ hiperaktif-impulsif yang mengganggu dalam pemfungsian atau perkembangan.
  • Beberapa ciri inatentif atau hiperaktif-impulsif mulai muncul sebelum usia 12 tahun.
  • Beberapa ciri inatentif atau hiperaktif-impulsif muncul di 2 atau lebih setting lingkungan (rumah, sekolah, kantor, lingkungan pertemanan),
  • Adanya bukti yang jelas, bahwa ciri – ciri yang sudah disebutkan mengganggu atau menurunkan kualitas fungsi sosial, akademik, atau pekerjaan.

Hati-hati, kita tidak boleh asal diagnosa, butuh penanganan ahli seperti psikolog atau dokter tumbuh kembang dalam menegakkan diagnosanya.


Penyebab anak terkena ADHD

Penyebab anak yang terkena ADHD belum di ketahui pasti , tetapi peneliti telah menjelaskan bahwa gejala yang berhubungan dengan aktivitas biologi di otak , disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungannya yang dapat menyebabkan perubahan perkembangan dan fungsi otak.

Adapun faktor yang dapat meningkatkan resiko seseorang mengalami gangguan ADHD, yaitu genetik, neurofisiologi, penggunaan obat-obatan Ketika masa ke hamilan, penggunaan alkohol/merokok di saaat kehamilan, kecelakaan yang membuat cedera pada otak

Ada bermacam-macam penanganan untuk anak dengan Gangguan ADHD, yaitu dengan obat-obatan, melalui psikoterapi, membangun kehidupan anak yang tersetruktur, menerapkan disiplin positif, mengajak anak beraktivitas dan berolahraga, membina hubungan keluarga yang sehat, terapkan aturan dan konsekuensi secara perlahan

Penanganan yang diberikan akan berbeda sesuai kebutuhan masing-masing anak atas saran dari ahli. []


(Raffly Azmi)

Berita terkait
Tiga Terapi untuk Anak Autisme
Apabila anak terdiagnosa autisme segera lakukan penanganan dengan memberikan terapi yang mencakup tiga hal yakni perilaku, bicara dan okupasi.
Anak Dian Sastro Autis
Dian mengungkapkan masalah anaknya itu dalam konferensi pers Pameran Anak Spesial 2019 di Jakarta.
Perjuangan Dian Sastro Hadapi Anaknya yang Autis
Dian Sastrowardoyo baru berani mengungkapkan kepada khalayak tentang kondisi anak pertamanya yang terdiagnosis autisme.
0
5 Tips Mengendalikan Arus Kas yang Sehat dalam Bisnis
Ketika berbisnis pasti ada uang yang masuk dan ada juga uang yang keluar. 5 Tips Mengendalikan Arus Kas yang Sehat dalam Bisnis.