Perjuangan Dian Sastro Hadapi Anaknya yang Autis

Dian Sastrowardoyo baru berani mengungkapkan kepada khalayak tentang kondisi anak pertamanya yang terdiagnosis autisme.
Aktris Dian Sastrowardoyo berhasil membawa putranya yang autis menjadi hidup normal. (Foto: Instagram/therealdisastr)

Jakarta - Dian Sastrowardoyo baru berani mengungkapkan kepada khalayak tentang kondisi anak pertamanya yang terdiagnosis autisme.

Dian, dalam konferensi, dalam konferensi pers Pameran Anak Spesial (SPEKIX) 2019 di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat, 23 Agustus 2019, mengaku tahun tentang kondisi anaknya saat sang anak masuk usia delapan bulan. Dia menyadari ada hal yang berbeda pada putranya.

"Dia enggak punya ketertarikan sama anak-anak lain. Dia enggak bisa menggunakan telunjuk. Mau nunjukin dia tertarik, dia tarik tanganku," ujar Dian tentang putranya, Syailendra Naryama Sastraguna Sutowo.

Awalnya, perempuan yang lahir di Jakarta pada 16 Maret 1982 itu mulai melihat keanehan pada perkembangan Shailendra saat masih berusia enam bulan. Dia merasa tidak seperti anak pada umumnya yang seusia dengannya.

"Di sini insting seorang ibu muncul. Sorry to say, tapi ini fakta kalau naluri ibu lebih kuat. Kita harus early intervention untuk mengetahui gejala dini pada anak," tutur Dian.

Setelah keanehan tersebut, akhirnya artis pemeran film Ada Apa Dengan Cinta memutuskan untuk berkonsultasi ke dokter. Alhasil, dokter menuturkan tujuh ciri anak terdiagnosis autisme, semuanya ada pada anak laki-lakinya.

"Kami harus juga kontrol ke dokter tumbuh kembang anak. Dari tujuh ciri (autisme) yang saya lihat, di anak saya ada semua," kata Dian.

Melihat kondisi tersebut, baik Dian maupun suaminya Maulana Indraguna Sutowo merindukan bonding atau ikatan antara orang tua dan anak, seperti kontak mata Shailendra saat masih kecil.

"Terus terang sebagai orang tua kita juga merindukan bonding," ujar lawan main Nicholas Saputra ini.

Hal itulah yang membuat Dian melakukan segala cara yakni dengan mencari tahu informasi mendalam soal autisme kepada yang lebih ahli. Hingga akhirnya mereka menjalani proses mulai dari terapi okupasi, terapi berbicara, dan terapi perilaku.

"Akhirnya kami langsung intervensi aja, langsung melakukan terapi okupasi, terapi berbicara dan terapi perilaku," ucapnya.

Perlu diketahui, terapi okupasi adalah olahraga seperti koordinasi kaki dengan lari atau jalan. Sementara, terapi berbicara dan perilaku sangatlah penting, karena akan melatih anak untuk berkomunikasi dan punya eye contact.

"Kita punya kesepakatan, satu keluarga sampai eyang-eyang nya juga, saya kompakin. Bagaimana kalau kita engga memberikan apapun ke anak ini. Mau engga mau sampai dia minta dengan berbicara. Karena kita cuma mau mendengarkan dia ngomong dan pakai eye contact," ucapnya.

Dengan penuh kesabaran, Dian mendampingi anaknya menjalani pengobatan dan terapi sejak umur delapan bulan. Hasilnya, kondisi sang anak kini sudah normal.

"Alhamdulillah, kabar baik dengan intervensi lebih awal, di umur 6 tahun anak saya bisa dianggap seperti anak normal lainnya. Tidak perlu terapi lagi," tuturnya.

Sekarang, kemampuan sosial anak pertamanya itu seperti curhat dengannya, jahil kepada adiknya, hingga ketertarikan untuk punya teman, lantas membuat Dian merasa segala usahanya selama ini terbayar.

"Sekarang kemampuan sosialnya sudah meningkat, sudah bisa curhat sama saya, sudah bisa gosip, sudah bisa jahil planning mau ngerjain adiknya. Dia juga mulai punya ketertarikan untuk punya temen. Jadi intervensi yang sangat early itu saya ngerasain banget (manfaatnya)," kata Dian.

Meski sudah disembuyikan bertahun-tahun. Tapi Dian Sastro harus menyampaikan ini kepada publik karena ia ingin memberikan pengalaman positif bagi orang tua dengan anak autisme.

"Kalau kami kasih banyak pertolongan untuk anak-anak ini sebenarnya ada jalan keluar kok. Anak autis secara akademis, secara sosial bisa mandiri. Insya Allah, nanti pas dewasa juga mandiri secara karier dan sosial," katanya. []

Berita terkait
Anak Dian Sastro Autis
Dian mengungkapkan masalah anaknya itu dalam konferensi pers Pameran Anak Spesial 2019 di Jakarta.
Empat Fakta Autisme, Kenali Gejalanya
Autisme merupakan gangguan perkembangan otak yang memengaruhi kemampuan penderita dalam berkomunikasi serta berinteraksi dengan orang lain.
Tiga Terapi untuk Anak Autisme
Apabila anak terdiagnosa autisme segera lakukan penanganan dengan memberikan terapi yang mencakup tiga hal yakni perilaku, bicara dan okupasi.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.