Tegal - Kasus positif Covid-19 atau C-19 di Kota Tegal, Jawa Tengah, cenderung meningkat di tengah penerapan adaptasi kebiasaan baru. Bahkan angka kematian pasien positif tergolong tinggi.
"Jumlah kasus di bulan Agustus ini meningkat, kemudian ada penambahan yang meninggal," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal Sri Primawati Indraswari, Senin, 31 Agustus 2020.
Menurut Prima, kasus positif Covid-19 masih didominasi oleh pelaku perjalanan dari daerah-daerah zona merah. Artinya, pasien tertular dari luar Kota Tegal. "Rata-rata adalah kasus impor. Tidak ada klaster baru," ucapnya.
Hingga Senin ini, Dinas Kesehatan Kota Tegal mencatat kasus terkonfirmasi Covid-19 secara kumulatif berjumlah 78 orang. Terdiri dari delapan orang dirawat, 60 orang sembuh, dan 10 orang meninggal.
Rata-rata adalah kasus impor. Tidak ada klaster baru.
Mengacu data tersebut, presentase kematian pasien yang positif mencapai 12,8 persen. Angka ini merupakan yang tertinggi di antara daerah lain di wilayah eks Keresidenan Pekalongan atau pantura barat Jawa Tengah.
Sebagai perbandingan, presentase kematian di Kabupaten Tegal sebesar 12,5 persen, Kabupaten Brebes 3 persen, Kabupaten Pemalang 6 persen, Kabupaten Pekalongan 7,9 persen, Kota Pekalongan 11 persen dan Kabupaten Batang 7 persen.
Prima tak memungkiri tingginya angka kematian pasien positif tersebut. Namun dia menampik jika angka tersebut merupakan yang tertinggi jika dibandingkan daerah lain di wilayah pantura. Sebab perhitungan Prima hanya mengacu pada pasien positif Covid-19 yang berdomisili di Kota Tegal saja.
"Angka kematian pasien positif Kota Tegal sebesar 9,09 persen. Masih ada yang lebih tinggi. Angka kesembuhan kami juga naik, yakni 81,82 persen," ujarnya.
Baca juga:
- Gagal Atasi C-19, Pemko Medan Minta Dana Rp 900 Miliar
- Yogyakarta Perpanjang Status Tanggap Darurat C-19
- Penanganan C-19 Kacau, DPRD Siantar Bentuk Pansus
Prima menjelaskan, pasien positif Covid-19 yang meninggal rata-rata adalah pasien berusia lanjut dan memiliki penyakit penyerta atau komorbid. "Jadi kami tidak tahu itu meninggal karena covid atau komorbid karena komorbidnya berat-berat," ucapnya.
Untuk menekan angka kematian tersebut, Prima mengaku akan melakukan upaya deteksi dini terhadap orang-orang yang tergolong rentan. Deteksi dini berupa tes swab terhadap orang-orang yang berisiko meninggal apabila terpapar Covid-19, seperti lansia, ibu hamil, dan orang dengan penyakit penyerta.
"Sasaran ada, tapi kami masih petakan dan hitung yang punya komorbid, kemudian ibu hamil trimester tiga, mereka nanti akan dites swab juga. Kami punya target 36 tes swab per hari," tutur dia. []