Reaksi Wali Kota Tegal soal Lonjakan Kasus Covid-19

Lonjakan kasus positif Covid-19 di Kota Tegal, Jawa Tengah, ditanggapi Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono untuk pertama kalinya.
Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono. (Foto: Tagar/Farid Firdaus)

‎Tegal - Lonjakan kasus positif Covid-19 di Kota Tegal, Jawa Tengah, usai sebulan lebih mengklaim nihil penambahan kasus menjadi polemik. ‎Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono untuk pertama kalinya memberi tanggapan.

Dedy Yon menyinggung soal peningkatan kasus tersebut saat melantik ‎246 pejabat eseon III dan IV di Gedung Adipura, kompleks Balai Kota Tegal, Kamis 13 Agustus 2020.

Dia mengungkapkan, adanya perbedaan hasil tes swab massal yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dengan hasil tes swab ulang yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal di sebuah laboratorium kesehatan swasta, RS Nasional Diponegoro milik Undip Semarang dan RS‎ Mitra Keluarga.

Menurut Dedy Yon, ‎hasil tes swab massal Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menggunakan mobil polymerase chain reaction (PCR) terhadap 590 orang di Kota Tegal menunjukkan 45 orang positif Covid-19.

Sebalikanya, hasil tes swab ulang 45 orang yang mayoritas adalah tenaga kesehatan itu di laboratorium kesehatan swasta, RS Nasional Diponegoro dan RS‎ Mitra Keluarga berubah menjadi negatif.

‎"Ini bukan persoalan entah teknisnya bagaimana, yang bikin persoalan itu sanksi sosialnya. Sudaranya ngomongin, temennya ngomongin, macem-macem. Saya kemarin di Dewan bilang begini, sambil pegang datanya, dari Prodia, Mitra Keluarga, sama Undip," ujarnya di hadapan para pejabat yang dilantik.

‎Dedy Yon mengatakan, pihaknya tidak memiliki kapasitas untuk bicara soal hasil berbeda dua tes swab tersebut karena tidak memiliki latar belakang di bidang kedokteran maupun kesehatan.

Karena itu dia mengaku sebanarnya ingin mempertemu‎kan tim mobile PCR dengan Prodia, RS Nasional Diponegoro dan RS Mitra Keluarga agar bisa mendapat penjelasan.‎

‎"Saya ingin dengar penjelasannya, alasannya bagaimana, jadi kami juga bisa enak. Kalau kaya gini kan susah. Pokoknya gini saja lah, bohongnya saya, bohongnya Prodia, sama Mitra Keluarga dan Undip, silakan yang kemarin swab, konfirmasi," ucapnya.

Menurut Dedy Yon, jika terdapat pihak yang keliru terkait hasil swab yang berbeda tersebut, maka seharusnya meminta maaf.

‎"Kalau saya, gentle, langsung ngomong, njaluk ngapura (minta maaf) kalau ini kurang tepat. Secara psikologis, saya tidak terganggu. Betul? Saya kalau benar, sampai di mana ayo kami ladeni," ujarnya dengan nada tinggi.‎

Dedy Yon ‎mengatakan, setiap permasalahan yang timbul di Kota Tegal termasuk melonjaknya kasus Covid-19 merupakan tanggung jawab bersama untuk diselesaikan.

Dia meminta para pejabat yang dilantik untuk tak memiliki motif politik dalam bekerja.

"Jangan sampai pegawai mikirnya secara politik. Kalau sudah ranahnya begitu, njenengan kena sawan perpolitikan, repot. Sudah jadi pegawai, tahu berita di Kota Tegal ada yang positif bahagia, ada tentang gizi buruk bahagia, itu yang repot. Harus saling merasa memiliki Kota Tegal. Jangan ada kaya gini kok malah bahagia," ucapnya.

Dedy Yon mengklaim dirinya dan wakilnya Mohamad Jumadi sebagai kepala daerah tidak pernah bermain politik dalam mengeluarkan kebijakan.

Semuanya sudah selesai menjalani isolasi mandiri dengan hasil swab ulang juga negatif

"Satu-satunya kepala daerah, sing ora seneng foto, ora seneng selfie, narsis, sing ora seneng dolanan FB, WA, kaya-kaya kae aku tok (Satu-satunya kepala daerah yang tidak senang selfie, narsis, tidak suka main FB, WA, yang seperti-seperti itu, cuma saya saja). Memang saya dilahirkan terkenal. Saya ingin memperkenalkan Kota Tegal, potensi Kota Tegal, bukan narsisnya wali kota. Kota Tegal harus terkenal ke seluruh dunia," ujarnya.

Saat berbicara selama lebih dari satu jam itu, Dedy Yon juga menyinggung soal upaya dirinya menjadikan Kota Tegal sebagai daerah yang paling cepat memulihkan perekonomian yang terpuruk karena dihantam pandemi dan sejumlah kebijakan‎ untuk mencegah penyebaran Covid-19.

‎"Silakan tanya OJK, silakan tanya BI, silakan tanya pakar ekonomi, betul tidak Kota Tegal itu termasuk posisinya adalah posisi yang cepat. Cepat mematikan ekonomi, cepat juga memulihkan ekonomi. 1,5 bulan ekonomi langsung drop, waktu 30 Maret, 1 April sudah mulai turun. Tapi alhamdulillah, bulan kemarin tanggal 12 kami sudah normal sampai 100 persen, secepat itu," ujarnya.

Wali kota yang memiliki latar belakang pengusaha itu lalu membeberkan upaya yang dilakukannya untuk menggerakkan kembali perekonomian Kota Tegal.

Salah satu caranya, yakni dengan mengunda‎ng kementerian, DPR, dan pemerintah daerah lain hingga biro wisata untuk datang ke Kota Bahari melakukan kunjung kerja.

"Kami undang semua barangkali mau studi banding, mau kunker, bimtek, barangkali mau gathering. Kami undang semua, karena ada efeknya. Hotel-hotel ramai, penuh, ada imbasnya ke pelaku ekonomi, restoran ramai, catering ramai, oleh-oleh ramai, sampai parkiran pun ramai. Komunitas mobil, motor, komunitas sepeda juga saya undang. Jadi bukan menengah atas saja," ujarnya.

Seperti diberitakan, kasus Covid-19 di Kota Tegal melonjak drastis usai sebulan lebih tidak ada penambahan kasus.

Dalam sepekan, terdapat 46 orang yang positif C‎ovid-19 setelah dilakukan tes swab massal digelar Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menggunakan mobile laboratorium PCR pada 30 Juli 2020 dan 1 Agustus 2020.

Pada 30 Juli, ada 64 orang yang dites dengan hasil tiga orang terkonfirmasi positif, sedangkan pada 1 Agustus dari 324 yang menjalani tes, hasilnya 41 orang positif, 235 negatif, dan 48 orang lainnya masih menunggu hasil ke luar.

Hasil dari tes massal itu kemudian baru diumumkan Wakil Wali Kota Tegal Mohamad Jumadi pada 7 Agustus 2020. Namun pada hari itu jumlah kasus yang diumumkan hanya 28 orang.

Kemudian menyusul pada 10 Agustus 2020 Jumadi kembali mengumumkan ada penambahan kasus sebanyak 18 orang.

‎Pada Rabu 12 Agustuss 2020, Pemkot Tegal mengumumkan sebanyak 44 dari 46 orang yang positif Covid-19 tersebut sembuh setelah selesai menjalani isolasi mandiri.

Mereka juga diklaim sudah menjalani tes swab ulang sebagai second opinion dengan hasil negatif.

‎"Semuanya sudah selesai menjalani isolasi mandiri dengan hasil swab ulang juga negatif. Jadi mereka sudah bisa kembali ke masyarakat," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal, Sri Primawati Indraswari kepada wartawan di Balai Kota Tegal, Rabu, 12 Agustus 2020.

Prima mengatakan, ke-44 orang tenaga kesehatan yang dinyatakan sembuh tersebut sudah menjalani tes swab ulang secara bertahap di Rumah Sakit Nasional Diponegoro Semarang, sebuah rumah sakit swasta di Jakarta dan sebuah laboratorium kesehatan swasta.

Rinciannya, dua orang pada 3 Agustus 2020, 24 orang pada 6 Agustus 2020 dan 18 orang pada 8 Agustus 2020. []

Berita terkait
Pesan Jokowi Kepada Para Tenaga Medis Covid-19
Presiden Joko Widodo mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para dokter, tenaga kesehatan Covid-19.
Kabar Baik, 20 Pasien Covid-19 di Abdya Sembuh
Kasus Covid-19 saat ini satu pasien sedang melakukan isolasi mandiri, 3 pasien masih dirawat di ruang isolasi RSUTP dan 1 orang meninggal.
Vaksin Covid-19 Dijual Rp 1 Juta per Dosis
Beredar iklan melalui aplikasi WeChat di China yang menjual vaksin Covid-19 per dosis seharga 498 yuan atau setara Rp 1 juta.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.