Anggota DPRD Parepare Paling Cantik

Apriyani Jamaluddin, Perempuan berusia 37 tahun untuk kedua kalinya terpilih sebagai anggota (DPRD) Kota Parepare, selain pintar dia juga cantik.
Apriyani Jamaluddin, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Parepare, Sulawesi Selatan. (Foto: Dok Pribadi/Tagar/Irsal Marsudi)

Parepare - Apriyani Jamaluddin, Perempuan berusia 37 tahun untuk kedua kalinya terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Ia berparas cantik bak model, postur tubuhnya tinggi, putih, hidungnya mancung, bentuk muka tirus, secara kasat mata ia memliki wajah seperti orang Arab.

"Ada sih keturunan Arab, itu nenek dari pihak ibu," kata Apriyani Jamaluddin kepada Tagar, Selasa 3 September 2019.

Dia merupakan anak bungsu dari dua bersaudara pasangan H Djamaluddin dan almarhum Hj Junari di Parepare, 27 April 1982. Dia lahir dan besar di dunia usaha.

Dia akrab disapa Ria, memulai debut politiknya lima tahun lalu, saat pemilihan legislatif tahun 2014 partai PDI Perjuangan mengusungnya untuk memenuhi kuota perempuan.

"Awalnya, lima tahun lalu partai PDIP kekurangan Kouta perempuan," sebutnya.

Ria menceritakan, waktu itu, politik merupakan hal baru dalam dalam kehidupannya karena seumur hidupnya tidak pernah bersentuhan dengan kegiatan politik, bahkan dalam lingkup keluarganya pun tidak ada yang terjun di dunia politik. Saat mengenal pendidikan, dia pun tidak pernah terlibat organisasi.

Dari pihak keluarga, kedua orang tuanya hanya bergelut dunia usaha, dengan kondisi seperti itu, Ria berpikir akan meneruskan kiprah keluarganya dalam bidang usaha ekspedisi.

"Saya tidak kenal dengan dunia politik, dulu saya mengikuti kiprah keluarga. Usaha yang bergerak bidang ekspedisi dari itu saya banyak kenal orang, juga tokoh politik," sambungnya.

Dengan dukungan keluarga dan masyarakat, ia memutuskan untuk berkiprah di politik dengan maju sebagai legislatif. Menurut pengakuannya, pada awalnya ia tidak mau dicalonkan karena pekerjaan sebagai legislatif sangat berat, menyita waktu dan penuh tanggung jawab.

"Tapi berkat dorongan kerabat akhirnya saya putuskan untuk mencalonkan diri," katanya.

Berkat Pengalaman pada periode pertama, pandangannya terkait politik berubah. Dari situ dia banyak belajar tentang politik untuk memperjuangkan masyarakat terutama hak-hak perempuan.

"Dari periode pertama, akhirnya saya belajar banyak tentang politik. Bahwa, ternyata politik itu seperti ini, harus bertanggung jawab terhadap masyarakat. Saya bilang menarik sekali politik, terutama terkait kepentingan kaum perempuan," jelasnya.

Tak cukup sampai disitu, dia merasa bahwa sangat penting adanya keterwakilan perempuan dalam legislatif. Karena dengan begitu kepentingan dan hak perempuan bisa terealisasi. Menurutnya, kepentingan perempuan itu sangat banyak terutama persoalan kemandirian dan kekerasan dalam rumah tangga.

"Kalau itu tidak disuarakan di legislatif, perempuan kasian sekali," tambahnya.

Para perempuan banyak yang tidak ingin ketergantungan pada laki-laki atau pasangannya. Jadi banyak dari mereka yang memiliki minat untuk mempunyai usaha sendiri, seperti usaha rumahan atau kerajinan.

Selama dia menjabat sebagai anggota DPRD, dia selalu menyuarakan hak perempuan. Menurutnya isu perempuan masih perlu perjuangan di parlemen terutama, misalnya, bagaimana kondisi perempuan yang bekerja di instansi.

Saya harus Perjuangkan Perda untuk kenyamanan pekerja perempuan, dengan adanya keterwakilan perempuan, maka mereka bisa lebih maju.

Maka dari itu, dia tetap bersikukuh tetap konsisten memperjuangkan hak perempuan pada periode keduanya ini.

"Untuk periode kedua ini, saya tetap gencar menyuarakan aspirasi perempuan," tegasnya.

Karena, dalam prinsip hidup Ria, manusia itu bukan semata untuk dirinya sendiri, ada yang lebih penting dari diri kita. Saya menganggap bahwa kita ini milik semua orang lain juga. Mewakili dan memperjuangkan hak masyarakat khususnya perempuan itu memberikan kebahagiaan tersendiri dalam hidup.

"Ketika mewakili aspirasi masyarakat khususnya perempuan dan itu memberikan manfaat itu bagi saya sangat luar biasa," kata ibu empat orang anak ini.

Apriyani Jamaluddin Dalam Pandangan Keluarga

Menurut pengakuan Bapaknya, Djamaluddin, Apriyani merupakan sosok yang keras, dia suka berpetualang agak tomboi, bahkan dia sosok pemberani.

Waktu masih kecil, ia susah diatur dan sangat berbeda dengan kakak sulungnya. Kata Djamaluddin, dia beda dengan kakaknya.

"Waktu kecil, kalau kakak perempuannya minta uang, dia harus rayu orang tua dulu, tapi dia, langsung ambil saja. Kalau sudah dia ambil baru dia ngomong," kenang Djamaluddin.

Bahkan suatu waktu, lanjutnya, pada suatu ketika, ada mobil pickup milik teman, nah waktu itu, syalagi tidur, namun ketika bangun mobil itu sudah tidak ada di sekitar rumah. Ternyata Ria ini yang membawanya, padahal waktu itu dia belum pernah belajar menyetir mobil.

"Dia nekat memakai mobil padahal dia tidak tau menyetir," ceritanya.

Pada saat pertama mau mencalonkan diri jadi legislatif, orang tua tidak tau. Saya tidak tau kalau dia maju caleg, saya taunya saat membaca koran.

"Pada waktu itu setelah membaca surat kabar, saya langsung memanggil Ria kemudian bilang kedia, kalau kamu mau mencalonkan diri harus serius, tapi kalau hanya iseng saja lebih baik mundur," pesan Djamaluddin kepada anaknya.

"Dari situ saya memantapkan diri untuk maju caleg," sambung Ria. []

Baca juga:

Berita terkait
25 Anggota DPRD Parepare Resmi Dilantik
Sebanyak 25 Anggota DPRD Kota Parepare dilantik oleh Ketua Pengadilan Negeri Kota Parepare, Hj Andi Nurmawati SH MH, Senin 2 September 2019.
Polisi Tangkap Pencemar Nama Baik Walikota Parepare
Dua pelaku pencemaran nama baik Walikota Parepare melalui akun Facebook ditangkap oleh polisi Polda Sulsel. Keduanya dijerat dengan UU ITE.
Walaupun Anggaran Bermasalah, Kota Parepare Raih WTP
Kota Parepare tiga kali berturut-turut meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.