Jakarta - Bagi sebagian orang investasi bukanlah hal yang baru melainkan sudah menjadi kebiasaan baik yang terus dilakukan. Banyak orang mengira bahwa dengan investasi kita akan mendapat kan keuntungan yang besar dengan sangat mudah, tetapi kalimat tersebut sebenarnya salah. Karena dalam berinvestasi kita perlu memperhatikan banyak hal agar tidak gagal. Berikut 3 penyebab investasi kita gagal.
1. Terlalu percaya diri, mengambil resiko besar
Ini penting untuk diperhatikan baik investor pemula atau bahkan kelas professional.
Terlalu percaya diri sehingga berani mengambil resiko yang terlalu besar merupakan sebuah kesalahan dalam dunia investasi. Berani mengambil resiko bisa menjadi salah satu cara untuk mendobrak kebuntuan ketika investasi kamu tidak berkembang, namun resiko yang terlalu tinggi beserta rasa percaya diri yang tidak bisa dihentikan, bisa menjadi pemicu hancurnya bisnis investasi kamu. Seorang ahli mengatakan, dalam dunia investasi, kamu harus paham kapan waktu yang tepat untuk berinvestasi dengan full power dan kapan waktu yang tepat untuk melakukan pengereman sehingga kamu tidak meluncur jauh kebawah.
2. Kesalahan manajerial atau mismanajemen
Penyebab investasi gagal selanjutnya yaitu kesalahan manajerial. Nah, memimpin dan menjalankan investasi serupa dengan memimpin sebuah organisasi. Dari kepala hingga karyawannya harus mampu berkoordinasi dan paham tanggung jawabnya masing-masing. Tak hanya itu, semua unit harus memiliki kesepahaman dalam visi dan misi. Itulah sebabnya, ‘coba-coba’ atau mengandalkan intuisi saja tidak cukup, karena yang menjadi taruhannya adalah masa depan investasi anda.
Itulah sebabnya kamu harus belajar ilmu manajemen yang mumpuni agar investasimu bisa terus berkembang dan ‘sustainable’.
3. Membeli produk yang tidak Anda pahami
Misalnya, Anda berinvestasi saham. Untuk menghindari penyebab kegagalan investasi, kenali dengan baik produk saham yang Anda beli, baik fundamental maupun teknikalnya. Dalam banyak kasus, para investor hanya tahu sedikit, atau bahkan tidak tahu apa-apa tentang bisnis spesifik yang dijalankan oleh perusahaan tempat ia berinvestasi. Oleh karena itu, pahami produk yang Anda beli, baik saham, reksa dana, unit link, dan lain-lain, termasuk perusahaan yang mengelola dana Anda. Dengan demikian, Anda tak terkesan pasrah dan tak tahu apa-apa ketika menerima laporan investasi yang Anda tanamkan. Hal ini juga berlaku jika Anda menginvestasikan modal pada sebuah bisnis riil. Jangan berinvestasi jika Anda tak memahaminya dengan baik.
(Anfasya Qurratul Aini)
Baca Juga:
- 5 Alasan Mengapa Kamu Harus Investasi Kripto
- Mengapa Generasi Milenial Menyukai Investasi Kripto?
- Berinvestasi di Dolar, Apakah Untung atau Buntung?
- 5 Investor Terkenal yang memilih Crypto Sebagai Investasi