Jakarta – Bisnis properti memang menjanjikan dengan profit yang sangat besar. Pertumbuhan jumlah penduduk dan keluarga baru menjadi faktor utama semakin banyaknya pemain di bisnis properti. Tetapi walau terlihat menarik, investasi properti tentu saja memiliki risiko.
Risiko investasi properti tidak bisa dipisahkan dari peluang bisnisnya, dimana ada kesempatan disitu juga ada risikonya. Dilansir dari berbagai sumber, berikut empat risiko investasi properti yang perlu Anda ketahui.
1. Kurang Likuiditas
Semakin likuiditas naik maka keuntungan yang didapat tentunya juga akan naik. Tetapi, hal itu tidak berlaku jika likuiditas yang Anda dapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dengan kata lain, semakin likuiditas sebuah investasi, semakin mudah juga untuk dijual atau ditukar dengan uang. Kekurangan likuid sudah menjadi hal yang banyak terjadi pada investor properti. Oleh karena itu, banyak investor yang harus memikirkan dampak jangka panjangnya yaitu uang yang mengendap.
Untuk itu Anda perlu mengetahui dan mempelajari terkait jenis investasi properti, meskipun investasi ini akan sangat menguntungkan di masa depan.
2. Modal yang Besar
Salah satu risiko investasi properti yang paling awal adalah harus mengeluarkan modal yang besar. Investasi properti memang berbeda dengan produk investasi lainnya seperti investasi saham, investasi emas atau investasi reksadana yang bisa dimulai dengan nilai kecil.
Pada bisnis properti umumnya uang yang dikeluarkan untuk membeli properti tersebut relatif besar, apalagi harga tanah cenderung mengalami kenaikan setiap tahun. Hal ini juga berlaku untuk investasi properti seperti apartemen yang memerlukan modal ratusan juta sampai miliaran rupiah.
3. Ketidakpastian kondisi pasar
Meskipun kebutuhan akan tempat tinggal baik rumah atau apartemen terus meningkat tapi bukan jaminan bahwa produk properti pasti terjual. Hal ini karena properti dipengaruhi oleh faktor ekonomi masyarakat, faktor pajak dan kebijakan pemerintah dan lain sebagainya.
4. Potensi Kerusakan Properti
Risiko lain yang sering dihadapi oleh investor properti adalah adanya kerusakan terhadap properti aset. Karena ada bentuk fisiknya, tentu bisa terjadi kerusakan akibat beberapa hal, misalnya cuaca atau bencana alam, kebakaran, serta perampokan dan perusakan (vandalism).
Hal seperti ini harus dipertimbangkan karena biasanya membutuhkan biaya perbaikan, sehingga Anda perlu memperhitungkan terhadap harga jual nantinya. []
(Fadhil Ramadhan)
Baca Juga:
- Kelebihan dan Kekurangan Obligasi Sebagai Investasi
- Tips Cuan Maksimal Saat Berinvestasi Obligasi
- Ternyata Begini Cara Kerja dan Menghitung Cuan Obligasi
- Jenis-jenis Obligasi yang Harus Diketahui Investor