Jakarta - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengungkap dukungan terhadap Benny Wenda yang diduga menjadi provokator, bukan dari negara tertentu.
Menurut dia, masyarakat Papua dan Papua Barat sudah mulai sadar, mereka merasa menyesal atas kerusuhan dan perusakan yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Mayoritas mereka (masyarakat Papua) ternyata tidak menghendaki adanya kerusuhan, pembakaran dan perusakan-perusakan," katanya di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin, 8 September 2019, seperti diberitakan Antara.
Ini kita sudah monitor dan kita sudah tahu betul siapa-siapa pelakunya itu.
Menurut dia, banyak masyarakat yang menyesal, kemudian ada kesadaran untuk mengadakan acara-acara perdamaian dan acara bakar batu yang digelar aparat keamanan.
Saat ini, kata dia, keadaan sudah mulai normal tapi masih ada ancaman, selebaran hasutan untuk melakukan demo susulan yang bisa menjadi anarkis.
"Setelah menerima langsung setiap hari baik dari Kapolri, Panglima TNI, kepala BIN dan unsur lain dan kita kompilasi kemudian, situasi mulai kondusif," kata Wiranto.
Namun, lanjut dia, masih ada provokasi, selebaran-selebaran gelap untuk mendorong dan menghasut masyarakat melakukan unjuk rasa susulan.
"Ini kita sudah monitor dan kita sudah tahu betul siapa-siapa pelakunya itu," tegasnya.
Menurut dia, rapat koordinasi yang dihadiri oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian serta perwakilan Polri ini untuk membahas perkembangan situasi di Papua dan Papua Barat.
Dukungan Benny Wenda dari Luar Negeri
Wiranto mengatakan bahwa dukungan terhadap Benny Wenda bukan dari pemerintah negara tertentu, tetapi dari LSM/NGO di luar negeri.
"Kalau negara sahabat Indonesia itu pasti menghormati Resolusi PBB tentang Papua ini. Mereka tak akan gegabah mendukung gerakan seperti ini," katanya.
Resolusi PBB tentang Papua menyebutkan bahwa Papua dan Papua Barat merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam pertemuan di Pasific Island, ada keinginan untuk memengaruhi negara Pasifik Selatan untuk mendukung kemerdekaan Papua, tetapi, malah tidak mendapatkan dukungan.
"Justru terbalik, hasil lobi kita, Australia, Papua Nugini, Fiji meneguhkan Papua dan Papua Barat adalah bagian sah dari NKRI," ujarnya.
Wiranto meminta kepada eks WNI Benny Wenda cs untuk menghentikan segala aktivitas dalam memprovokasi masyarakat Papua dan Papua Barat.
"Kita sudah menenggarai dan memastikan bahwa terjadinya unjuk rasa dan kerusuhan, perusakan dan pembakaran dipicu dan di organisir oleh suatu kelompok," kata Wiranto.
Ada satu konspirasi, kata Wiranto, antar kekuatan yang ada di luar, Benny Wenda cs yang terus memprovokasi dan memberi informasi yang tidak benar dengan kekuatan yang di dalam yakni unsur AMP, KNPB dan sudah sangat jelas.
"Kami minta agar mereka menghentikan aktivitas itu , menghentikan untuk provokasi dan menghasut masyarakat Papua dan Papua Barat," ucap Wiranto.[]