Warga Serang Petugas Pemakaman Pasien Suspect C-19 di Tegal

Dua petugas terluka setelah diserang warga saat prosesi pemakaman pasien suspect corona di Tegal, Jawa Tengah. Berikut kronologinya.
Salah satu tenaga kesehatan yang terluka masih dirawat di ruang Paviliun Jatayu RSUD dr Soeselo Kabupaten Tegal, Rabu 23 September 2020. (Foto: Tagar/Farid Firdaus)

Tegal - ‎Kericuhan terjadi saat pemakaman pasien suspect Covid-19 di Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Dua tenaga kesehatan (nakes) terluka setelah diserang warga dalam kericuhan itu.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Tagar, ‎peristiwa tersebut terjadi di tempat pemakaman umum di Dukuh Sawangan, Desa Sigedong, Selasa 22 September 2020 sekitar pukul 13.45 WIB. Insiden terjadi saat tim Gugus Tugas Covid-19 yang terdiri dari tenaga kesehatan dari RSUD dr Soeselo Kabupaten Tegal dan relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Kecamatan Bumijawa sedang melakukan pemakaman jenazah pasien suspect Covid-19.

Pasien bernama Hamam, 15 tahun, ‎warga Dukuh Sawangan, Desa Sigedong itu meninggal di RSUD dr Soeselo, Selasa 22 September 2020 sekitar pukul 07.30 WIB setelah diduga terpapar Covid-19.

Kronologi Kericuhan

Saat peti jenazah sedang diturunkan petugas ke liang lahat menggunakan tali tambang, tiba-tiba salah satu tali yang dipegang petugas terlepas sehingga peti jenazah menjadi miring. Hal itu mengundang kemarahan dari keluarga pasien dan ratusan warga setempat yang menyaksikan proses pemakaman.

Baca Juga:

Warga yang semula menyaksikan pemakaman dari jauh langsung merangsek mendekati liang lahat. Warga kemudian menyerang para petugas pemakaman.‎

Keberadaan anggota Polsek dan Koramil di lokasi pemakaman tidak menyurutkan tindakan anarkis warga. Akibatnya, dua tenaga kesehatan yang berasal dari RSUD dr Soeselo mengalami luka-luka usai menjadi sasaran pemukulan warga.

Petugas kami dikejar-kejar sampai dipukul di bagian kepala, dan juga kena lemparan batu.

Selain menyerang petugas pemakaman, ratusan warga juga sempat merusak mobil Tim Reaksi Cepat (TRC) Kecamatan Bumijawa. Perusakan terjadi saat mobil yang digunakan para petugas pemakaman untuk menyelamatkan diri itu akan meninggalkan lokasi pemakaman.

‎Direktur RSUD dr Soeselo, Guntur M. Taqwin membenarkan ada kejadian penyerangan yang menimpa dua tenaga kesehatan rumah sakit yang dipimpinnya. "‎Petugas kami dikejar-kejar sampai dipukul di bagian kepala, dan juga kena lemparan batu," kata Guntur saat dikonfirmasi, Rabu‎ 23 September 2020.

Identitas kedua tenaga kesehatan yang bertugas memulasara jenazah pasien Covid-19 yakni‎ Ida Wahyu, 41 tahun, dan Waras, 38 tahun. Keduanya harus dirawat di RSUD dr Soeselo.

"Mereka sempat dirawat di Puskesmas Bumijawa, kemudian dirujuk ke rumah sakit. Saat ini masih dirawat dan diobservasi karena itu ada trauma di kepala, tapi kondisinya sudah membaik," ujar Guntur.

Baca Juga:

Menurut Guntur‎, insiden lepasnya tali tambang saat peti jenazah diturunkan ke liang lahat menimbulkan kesalahpahaman sehingga memicu warga bertindak anarkis. Dia menegaskan tidak ada kesengajaan dalam insiden itu.

"Tidak ada niat dari tenaga medis kami untuk merendahkan. Tali tambang itu tidak sengaja terlepas karena kondisi lokasi tempat pemakaman itu berada di perbuktikan," ujarnya.

Riwayat Pasien Meninggal

Adapun terkait riwayat pasien yang dimakamkan, Guntur menjelaskan pasien sempat dirawat selama satu hari dengan gejala mengarah ke Covid-19. Saat pasien tersebut di-rapid test, hasilnya reaktif. "Kemudian kami melakukan swab, tapi pasien sudah meninggal sebelum hasilnya keluar," ujar dia.

Menurut Guntur, meski pasien yang dimakamkan masih berstatus suspect saat meninggal, pemakaman tetap harus dilakukan dengan prosedur pemakaman pasien Covid-19 untuk mencegah penularan jika nantinya hasil pemeriksaan swab pasien ternyata menujukkan positif Covid-19.

Baca Juga:

"Tugas tenaga kesehatan dalam pemakaman pasien Covid-19‎ sesuai dengan SOP yang ada dan kebijakan dari Kemenkes untuk mencegah penularan dan munculnya klaster-klaster baru. Jadi kami menyayangkan kenapa ini (penyerangan) sampai terjadi," ucapnya.

Sementara itu, salah satu tenaga kesehatan yang terluka, Waras mengaku sempat dipukul dua kali di kepala saat berupaya menyelamatkan diri dari amukan warga. "‎Saya disuruh kepala desa untuk lari. Katanya, kalau tidak lari njenengan (kamu) bisa mati di sini. Jadi saya pokoknya lari menghindari amukan warga," ‎ujarnya, Rabu 23 September 2020.

Waras menyebut, warga sudah ramai di lokasi pemakaman saat ambulans yang membawa jenazah tiba. Namun dia tak bisa memastikan jumlahnya. "Jumlahnya banyak sekali. Ratusan ada," ucapnya. []

Berita terkait
Hasil Sidak Kafe dan Tempat Hiburan Malam di Kota Tegal
Kafe dan hiburan malam di Kota Tegal, Jawa Tengah, diperboolehkan beroperasi di masa pandemi. Namun setelah disidak banyak yang melanggar protokol.
Klaster Baru Kabupaten Tegal, Pasar Trayeman Slawi Ditutup
Pasar Trayeman, Slawi, Kabupaten Tegal, menjadi klaster Covid-19 baru. Pemkab menutup sementara pasar selama tiga hari..
Penyebab Puluhan SD di Kabupaten Tegal Ditutup
48 SD di 11 kecamatan di Kabupaten Tegal ditutup karena khawatir muncul klaster baru dari sekolah.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.