Wali Songo, Tokoh Penyebar Islam di Pulau Jawa

Wali Songo terdiri dari sembilan orang ulama sebagai pelopor dan pejuang pengembangan Islam di pulau Jawa.
Wali Songo (Foto: Tagar/Instagram faishalfasa20)

Jakarta - Kita tahu bahwa Wali Songo merupakan beberapa tokoh yang menyebarkan Agama Islam di pulau Jawa.

Wali Songo terdiri dari sembilan orang ulama sebagai pelopor dan pejuang pengembangan Islam di pulau Jawa.

Mereka adalah Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati.

Wali Songo menjadi salah satu contoh tokoh dalam penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.

Berikut merupakan tokoh Wali Songo serta tempat dimana dia menyebarkan Agama Islam di Pulau Jawa.


1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

Sunan Gresik juga dikenal dengan nama Maulana Malik Ibrahim, Maulana Magribi atau Syekh Magribi, dan Jumadil Kubra. Tapi masyarakat umum di Jawa lebih mengenalnya sebagai Sunan Gresik, karena beliau menyiarkan agama Islam dan dimakamkan di Gresik.

Sunan Gresik merupakan pendiri pondok pesantren pertama di Indonesia.

Beliau menyebarkan agama Islam secara bijaksana, Waktu itu penduduk di sekitar Gresik belum beragama Islam.

Penyebaran agama yang dilakukan Sunan Gresik disana dapat diterima dengan cepat oleh penduduk setempat, hingga beliau wafat pada tahun 1419 dan dimakamkan di Gresik.


2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)

Nama asli Sunan Ampel adalah Raden Rahmat. Beliau merupakan putra Maulana Malik Ibrahim. Beliau dilahirkan di Campa, Aceh sekitar tahun 1.401. Ketika berumur 20 tahun, Sunan Ampel hijrah ke Pulau Jawa. Beliau meneruskan cita-cita dan perjuangan ayahnya yaitu Maulana Malik Ibrahim.

Sunan Ampel memulai kegiatan dakwahnya dengan mendirikan dan mengasuh pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya. Di pesantren inilah, Sunan Ampel mendidik para pemuda untuk menjadi dai dai yang akan disebar ke seluruh Jawa.

Murid-murid beliau yang terkenal adalah Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (raja/sultan pertama kerajaan Demak), Raden Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat), dan Maulana Ishak.

Sunan Ampel merancang kerajaan Islam di Pulau Jawa, yaitu kerajaan Demak. Beliau yang mengangkat Raden Fatah sebagai sultan pertama Demak. Selain itu, beliau juga berperan besar dalam membangun Masjid Agung Demak.

Sunan Ampel wafat pada tahun 1481. Jenazahnya dimakamkan di daerah Ampel.


3. Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim)

Sunan Bonang adalah penyebar Islam di pesisir utara Jawa Timur.

Beliau meruapakan putra Sunan Ampel. Nama lain beliau adalah Maulana Makdum Ibrahim atau Raden Ibrahim.

Ketika masih remaja, bersama dengan Raden Paku, Sunan Bonang dikirim oleh Sunan Ampel ke Pasai untuk memperdalam ilmu agama. Sepulang dari sana, beliau mulai berdakwah dengan cara menjadi guru dan mubalig.

Beliau juga mendirikan pesantren di daerah Tuban, Jawa Timur.

Dalam menyebarkan agama Islam, Sunan Bonang selalu menyesuaikan diri dengan corak kebudayaan masyarakat Jawa saat itu. Beliau dianggap sebagai pencipta gending (lagu) pertama dalam rangka siar agama Islam.

Sunan Bonang dan wali-wali lainnya, menggunakan wayang dan musik gamelan sebagai sarana dakwah Islam.

Sunan Bonang sendiri menciptakan lagu-lagu untuk kegiatan dakwah yang dikenal dengan nama Tembang Durma.

Sunan Bonang wafat tahun 1525 dan dimakamkan di Tuban, Jawa Timur.


4. Sunan Giri (Raden Paku)

Sunan Giri adalah seorang ulama yang menyebarkan agama di daerah Blambangan yang merupakan saudara Sunan Gunung Jati.

Nama asli beliau adalah Raden Paku, dikenal juga dengan nama Prabu Satmata.

Ketika remaja beliau belajar agama di Pondok Pesantren Ampel Denta yang dipimpin oleh Sunan Ampel, bersama Sunan Bonang, beliau memperdalam ilmu agama di Pasai. Setelah kembali dari Pasai, Sunan Giri menyebarkan agama Islam lewat berbagai cara.

Beliau mendirikan pesantren di daerah Giri. Sunan Giri mengirim juru dakwah terdidik ke berbagai daerah di luar Pulau Jawa, antara lain Madura, Bawean, Kangean, Ternate, dan Tidore. Sunan Giri mendidik anak-anak melalui berbagai permainan yang berjiwa agamais, misalnya melalui permainan: Jelungan, Jamuran, Gendi Ferit, Gula Ganti dan Cublak-cublak Suweng.

Selain aktif menyebarkan agama, beliau juga menjadi pemimpin masyarakat di daerah Giri.

Daerah yang dipimpinnya kemudian berkembang menjadi kerajaan kecil yang bernama Kerajaan Giri. Sebagai raja Giri, beliau bergelar Sultan Abdul Faqih.

Beliau juga sangat berpengaruh dalam pemerintahan Kesultanan Demak, karena setiap ada masalah penting yang harus diputuskan, para wali yang lain selalu menanti keputusan dan pertimbangannya.

Sunan Giri wafat pada tahun 1.506. Beliau dimakamkan di Bukit Giri, Gresik.


5. Sunan Drajat (Syarifuddin)

Sunan Drajat adalah penyebar agama Islam di daerah Sedayu, Gresik, Jawa Timur.

Beliau putra Sunan Ampel dan merupakan adik dari Sunan Bonang. Nama asli beliau adalah Raden Kosim atau Syarifuddin. Namun, kebanyakan masyarakat mengenalnya sebagai Sunan Sedayu.

Untuk kegiatan dakwahnya, Sunan Drajat menciptakan satu jenis lagu yang disebut gending pangkur. Selain itu beliau juga ahli dalam bidang kesenian dan merupakan pelopor dari terciptanya melodi orkestra gamelan Jawa.

Beliau menjadikan Sedayu sebagai wilayah penyebaran dakwahnya. Murid-muridnya berasal dari berbagai wilayah di Nusantara. Bahkan, ada yang berasal dari Ternate dan Hitu Ambon.

Sunan Drajat sangat menekankan sifat sosial dan ekonomi sebagai pengamalan agama Islam. Beliau mempunyai visi misi untuk mensejahtrakan ekonomi dan memberantas kemiskinan di wilayah itu

Beliau wafat sekitar tahun 1522 M dan dimakamkan di perbukitan Drajat, Paciran, Lamongan.


6. Sunan Kalijaga (Raden Mas Syahid)

Nama asli Sunan Kalijaga adalah Raden Mas Syahid.

Beliau juga mendapat julukan Syek Malaya. Beliau adalah putra seorang Bupati Tuban, yang bernama Raden Sahur Tumenggung Wilatikta.

Sunan Kalijaga dikenal sebagai wali berjiwa besar, berpikiran tajam, dan berpandangan jauh. Beliau berdakwah sebagai mubalig dari satu daerah ke daerah lain. Karena dakwahnya yang intelek, beliau dapat diterima di kalangan para bangsawan, kaum cendikiawan, dan para penguasa. Beliau juga menjadi penasihat Kesultanan Demak.

Sunan Kalijaga memiliki pengetahuan luas dalam bidang kesenian dan kebudayaan Jawa. Beliau menggunakan wayang dan gamelan sebagai sarana dakwah. Sunan Kalijaga mengarang cerita wayang yang bernafaskan Islam.

Selain itu, beliau juga berjasa dalam mengembangkan seni ukir, seni busana, seni pahat, dan kesastraan.

Salah satu karya beliau yang terkenal adalah lagu Ilir-ilir. Lagu ini berisi ajakan untuk masuk Islam. Beliau wafat pada 1513 Masehi di Demak


7. Sunan Kudus (Ja’far Sadiq)

Sunan Kudus merupakan putera Raden Umar Haji, penyebar agama Islam di daerah Jipang Panolan, Blora, Jawa Timur.

Nama asli beliau adalah Ja’far Sadiq. Ketika kecil beliau biasa dipanggil Raden Undung.

Sunan Kudus menyiarkan agama Islam di daerah Kudus dan sekitarnya. Selain menjadi pendakwah, Sunan Kudus juga menjadi Panglima Perang Kesultanan Demak.

Beliau dipercaya untuk mengendalikan pemerintahan di daerah Kudus. Di wilayah tersebut, beliau menjadi pemimpin pemerintahan sekaligus pemimpin agama.

Beliau dianggap sebagai pendiri Masjid Raya Kudus. Masjid Raya Kudus memiliki menara yang indah. Oleh karena itu, masjid tersebut terkenal dengan nama Masjid Menara Kudus.

Sunan Kudus wafat pada tahun 1.550 dan dimakamkan di kota Kudus.


8. Sunan Muria (Raden Umar Said)

Sunan Muria merupakan putra Sunan Kalijaga. Nama aslinya Raden Umar Said.

Beliau menjadi wali yang banyak berjasa dalam menyiarkan agama Islam di pedesaan pulau Jawa.

Ciri khas Sunan Muria adalah menyiarkan agama Islam di desa-desa terpencil. Beliau lebih suka menyendiri dan tinggal di desa serta bergaul dengan rakyat biasa.

Beliau menyebarkan agama Islam oleh rakyat di sekitar Gunung Muria. Cara beliau menyiarkan agama Islam adalah dengan mengadakan kursus bagi kaum pedagang, para nelayan, dan rakyat biasa.

Dan sebagai sarana dakwah beliau menciptakan Tembang Sinom dan Kinanti.

Beliau wafat pada 1551 M, makamnya terletak di lereng Gunung Muria, Kecamatan Colo, 18 km utara Kota Kudus


9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)

Sunan Gunung Jati adalah wali yang banyak berjasa dalam menyebarkan agama Islam di daerah Jawa Barat.

Beliau masih keturunan raja Pajajaran, Prabu Siliwangi. Ibunya, Nyai Larang Santang, adalah putri Prabu Siliwangi. Sementara ayahnya, Maulana Sultan Mahmud (Syarif Abdullah), adalah seorang bangsawan Arab.

Nama kecil beliau adalah Syarif Hidayatullah.

Ketika dewasa, Syarif Hidayatullah memilih berdakwah ke Jawa dan menetap di tanah kelahirannya, Arab.

Beliau menemui pamannya Raden Walangsungsang di Cirebon. Setelah pamannya wafat, beliau menggantikan kedudukannya.

Syarif Hidayatullah berhasil meningkatkan Cirebon menjadi sebuah kesultanan.

Setelah Cirebon menjadi kerajaan Islam, Sunan Gunung Jati berusaha mempengaruhi Kerajaan Pajajaran yang belum menganut Islam.

Dari Cirebon Sunan Gunung Jati mengembangkan Islam ke daerah-daerah lain seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten.

Beliau meletakkan dasar bagi pengembangan dan perdaganan Islam di Banten. Ketika beliau kembali ke Cirebon, Banten diserahkan kepada putranya, Sultan Maulana Hasanuddin yang kemudian menurunkan raja-raja Banten.

Sunan Gunung Jati wafat pada tahun 1.570. Beliau dimakamkan di Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat.

Itulah merupakan tokoh tokoh wali songo dan tempat tempat yang mereka sebarkan Agama Islam di Pulau Jawa.[]


(Haykal)

Baca Juga:

Berita terkait
5 Film Islami yang Cocok Jadi Teman Ngabuburit Saat Puasa
Tak ada salah dari sekarang mengumpulkan sejumlah judul film untuk dijadikan teman ngabuburit saat puasa Ramadhan. Inilah 5 rekomendasinya.
Dinilai Sudah Berlebihan, Sultan Minta Umat Islam Berhenti Diskreditkan Menag
Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) Sultan B Najamudin meminta Umat Islam Indonesia untuk menghargai Surat Edaran Menteri Agama.
Wayang Disebut Haram, Sultan: Itu Domain Khilafiyah Syari'at Islam
Wakil DPD RI meminta masyarakat Indonesia khususnya para pecinta seni pewayangan untuk tidak terprovokasi dengan pernyataan Ustadz Khalid Basalamah
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)