YPTD Bantu Penulis Terbitkan Buku Gratis dengan ISBN

Langkah YPTD ini berpijak pada komitmen yayasan yaitu mewakafkan diri untuk mengembangkan literasi Indonesia’
Kunjungan YPTD (Thamrin Dahlan kelima dari kiri) bersama beberapa penulis ke Bagian ISBN di Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, 31 Mei 2022 (Foto: Dok YPTD/Istimewa)

TAGAR.id, Jakarta - Dalam beberapa kali kegiatan Nangkring sebagai Kompasianer (julukan bagi penulis yang terdaftar di Kompasiana) bersama Kompasiana tak pernah terbersit bahwa Thamrin Dahlan (TD) akan menjadikan tulisan-tulisannya di Kompasiana sebagai buku dalam bentuk kompilasi.

Padahal, kami sering bertemu pada acara Nangkring bersama beberapa rekan Kompasianer. TD sama sekali tidak pernah bercerita tentang kegiatannya untuk menerbitkan tulisannya di Kompasiana dalam bentuk buku.

Maka, ketika suatu hari ada undangan kegiatan yang diikuti oleh 16 Kompasianer untuk berkumpul di sebuah kedai kopi di Jalan Margonda Raya, Kota Depok, Jabar, 19 Agustus 2020, mulai terkuak kiprah TD.

Ketika itu kegiatan Nangkring tidak ada karena masa pandemi Covid-19 dengan berbagai pembatasan (restriksi), maka undangan untuk kumpul-kumpul yang tetap menjaga protokol kesehatan (Prokes) tentu saja menarik.

Acara yang digagas TD itu rupanya membawa pesan yang tidak biasa yaitu terkait dengan “mahkota” (KBBI: sesuatu yang dihargai atau yang dijunjung tinggi). Sepintas tentu saja pikiran menerawang karena mahkota lazim dikaitkan dengan ratu.

Tapi, ketika TD mulai bicara baru jelas apa yang dia sebut “mahkota penulis” yaitu buku. “Bagi seorang penulis buku merupakan mahkota,” kata TD sambil menunjukkan buku-buku yang sudah terbit yang merupakan kompilias tulisan TD sebagai Kompasianer (ketika itu) selama 10 tahun,

Waktu pertemuan itu sudah ada 30 buku yang diterbitkan TD. Jumlah yang tidak sedikit jika dihitung dari biaya. Selain itu tentu saja kegiatan mengumpulkan tulisan-tulisan berdasarkan tema-tema tertentu.

TD merupakan salah satu dari beberapa Kompasianer yang sangat aktif menulis di Kompasiana.

Lompatan TD ini untuk memberikan ruang bagi rekan-rekan Kompasianer untuk bisa mempunyai “mahkota” dengan menerbitkan buku secara gratis.

Seiring dengan perjalanan literasi TD, kini dia berumur 70 tahun, kegiatan literasi terus dikembangkanya dengan memberikan ruang yang lebih luas lagi bagi penulis. Tentu saja bagi penulis teramat sayang jika melewatkan tawaran TD untuk menerbitkan buku dengan ISBN dan biaya yang tidak memberatkan.

Untuk mendukung penerbitan buku TD bersama keluarga dan kerabatnya mendirikan YAYASAN PUSAKA THAMRIN DAHLAN (YPTD) yang jadi payung bagi penerbitan buku. "Yayasan siap membantu teman-teman yang mau menerbitkan buku," kata TD ketika acara selamatan pelucuran YPTD.

Pengenalan YPTD sekaligus peluncuran buku TD yang ke-30 yang berjudul "Pembatasan Sosial Besakal Besar (PSBB) Jakarta" yang diterbitkan April 2020. Seperti dia katakan menulis dan menerbitkan buku bukan untuk mencari popularitas. Maka, tidak mengherankan kalau kemudian buku pertamanya pun berjudul "Bukan Orang Terkenal" yang diterbitkan tahun 2012.

Bagi TD buku merupakan ‘mahkota’ sehingga dia pun mengulurkan tangan membantu Kompasianer untuk menerbitkan buku dengan ISBN (International Standard Book Number) berupa kompilasi tulisan di Kompasina atau platform lain, tapi dengan syarat artikel yang akan dijadikan buku harus diunggah dulu di web yayasan yang didirikan TD dan keluarganya.

Buku dengan ISBN lebih berharga karena ISBN tersebut jadi pengenal buku di kancah perpustakaan dunia. ISBN dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI. ISBN hanya bisa diberikan untuk buku yang diterbitkan oleh penerbitan dengan badan hukum resmi.

kenangan yptdThamrin Dahlan (tengah kemeja batik) bersama Kompasianer usai acara peluncuan YPTD dan buku di Depok, 19 Agustus 2020. (Foto: Dok YPTD/Dian Kelana)

TD mengatakah keperihatinannya melihat penulis untuk mendapatkan ISBN dan mencetak buku. Maka, dengan senang hati TD akan membantu siapa saja untuk mendapatkan ISBN melalui yayasan secara gratis. Begikut juga layout buku dikerjakan oleh yayasan gratis dan tentu saja cetak gratis secara terbatas.

Namun, ada syarat untuk ISBN dan cetak buku graris yaitu harus ada 40 artikel yang akan dijadikan buku diunggah dulu di https://terbitkanbukugratis.id/. Untuk mendapatkan akun di YPTD, silakan kirim permintaan melalui e-mail ke: [email protected].

Setiap buku yang sudah mendapat ISBN dicetak 4 eksemplar yaitu 2 diserahakan ke Perpusnas, 1 dokumentasi YPTD dan 1 untuk penulis bersama softcopy layout buku (master) sehingga penulis bisa cetak buku berikutnya di mana saja. Sedangkan cover akan dibuat gratis oleh Ajinata.

Langkah TD ini berpijak pada komitmen yayasan yaitu 'mewakafkan diri untuk mengembangkan literasi Indonesia. Lebih tegas lagi yayasan membantu penulis menerbitkan buku tanpa biaya yang memberatkan.

Selain mendorong untuk mengembangkan literasi yaitu: menulis artikel, puisi, pantun, cerpen, novel, fiksi dan nonfiksi YPTD juga merupakan bagian dari upaya untuk mengembangkan kerangka berpikir dan juga bisa jadi 'obat' untuk kesejukan nurani.

Sejak Agustus 2020 sampai sekarang sudah 340-an buku dengan ISBN diterbitkan oleh YPTD. Sebuah prestasi yang tidak biasa di tengah-tengah kepungan pandemi Covid-19 yang melanda dunia. []

Berita terkait
UU di Afrika Selatan Larang Konversi Buku ke Braille
Tunanetra Afsel menentang undang-undang era apartheid yang mencegah buku dicetak ke dalam braille, bahasa tertulis untuk tunanetra
0
Harga Emas Antam di Pegadaian, Rabu 22 Juni 2022
Harga emas Antam hari ini di Pegadaian, Rabu, 22 Juni 2022 untuk ukuran 1 gram mencapai Rp 1.034.000. Simak rincian harganya sebagai berikut.